Seminar SEPAKBOLA Rizkaart Cendradiputra (GOAL)

KPK Bersinergi Bangun Karakter Fair Play & Sportivitas Pesepakbola Sejak Dini

Article continues below

Article continues below

Article continues below


Oleh Rizkaart Cendradiputra

Maraknya isu terkait dugaan adanya praktek uang dalam sepakbola usai muda mengundang perhatian khalayak ramai. Inilah yang kemudian menjadi salah satu pembahasan dalam Seminar SEPAKBOLA (Seminar Edukasi Penggiat Anti Korupsi Bikin Olahraga Lebih Ajib) di Third Coffe, Jakarta, Jumat (30/5) siang WIB.

Kegiatan tersebut terselenggara atas dukungan dari Kemenpora RI yang dipimpin Menpora Dito Ariotedjo, Budi Ariyanto Muslim, yang didukung kolaborasi antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK RI) dan Sport Corner Indonesia.

Hadir dalam acara tersebut adalah Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK RI Amir Arief, mantan penyerang Timnas Indonesia Indriyanto Nugroho, Presiden Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) Andritany Ardhiyasa, dan pengamat sepakbola Akmal Marhali.

  • Seminar SEPAKBOLA Rizkaart Cendradiputra (GOAL)

    Dukungan KPK

    Berangkat dari keresahan masyarakat, Amir Arief menyadari banyak aspek yang mencederai sportivitas di sepakbola, terutama di pembinaan usia dini. Kegiatan tersebut tentunya melenceng jauh dari definisi Sport itu sendiri.

    "Bagaimana keresahan dari masyarakat dan di bola sendiri, di mana bola yang awalnya mestinya menjunjung tinggi sportivitas dan fairplay ternyata banyak aspek yang mencederai ini. Dari pembinaan usia dini, usia menengah, semi profesional, profesional, pengelolaan liga dan pengelolaan organisasi sendiri dan klubnya sendiri, di mana seharusnya prinsipnya transparansi dan akuntabilitas," kata Amir Arief.

    "Karena itulah KPK menyambut baik acara itu dari Sport Corner, dan mengajak dari Kemenpora, karena ini tugas kita utama kita. Sport itu dari bahasa latin permainan yang menjunjung suka cita, penghormatan kepada, value fairplay dan sportivitas, bukan menghalalkan segala cara bukan bayar duit buat naik kelas bukan curi umur ketika kompetisi umur," imbuhnya.

  • Iklan
  • Seminar SEPAKBOLA - Indriyanto NugrohoGOAL (Rizkaart Cendradiputra)

    Banyak Kerugian

    Indriyanto yang kini konsen di sepakbola usia muda menyayangan terkait dengan isu suap-menyuap di sepakbola usia muda. Menurutnya, tugas pemain muda hanyalah fokus berlatih dan menjaga disiplin.

    "Sepakbola tidak seharusnya seperti itu, kita lihat kualitas sepakbola terutama di Eropa, bagaimana mereka bisa menciptakan pemain-pemain berkualitas karena mereka fokus, latihan serius konsentrasi dan kedisplinan," kata Indriyanto.

    "Karena sepakbola bukan dilihat dari finansial orang tua, tapi bagaimana mereka kualitas di setiap harinya, latihan, teknik dan taktik dan mental. Saya berharap ke depan lebih baik lagi," tambahnya.

    Eks kiper Timnas Indonesia Andritany juga sangat yakin jika praktek itu ada. Ia pun menyebut kegiatan negatif itu akan merugikan banyak pihak.

    "Sebab jika praktek itu berjalan, berarti ada talenta yang kita disingkirkan. Ada talenta yang sebenarnya mereka punya talenta yang bisa kita katakan lolos tanpa sogok menyogok, akhirnya kita singkirkan. Itu pasti akan berkembang ke depan tidak akan ada sepakbola yang murni yang bisa mengangkat sepakbola kita,"

    "Karena di grassroot 'korupsi di sana', bagaimana nanti sepakbola kita. Kasus seperti ini harus diungkap dan dibersikan semua," beber Andritany.

  • Kompetisi Rutin

    Sementara itu, pengamat sepakbola dari Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali, mengatakan bahwa kompetisi di usia muda sangat diperlukan. Hal ini agar pemain muda bisa mendapatkan jam terbang untuk bermain.

    "Saya memberikan masukan kepada PSSI, bagaimana Piala Suratin ke depan itu kompetisi bukan hanya turnamen, sekali tanding pulang. Bagaimana mencari bibit pemain potensial jika hanya sekali main pulang, padahal tim yang kalah itu mungkin ada pemain bagus," ujar Akmal.