Foto tim China TaipeiAFC

Kenapa Taiwan Pakai Nama Chinese Taipei di Ajang FIFA?

Article continues below

Article continues below

Article continues below


Oleh Alvino Hanafi

Taiwan tidak pernah bisa memakai nama resmi negaranya di ajang olahraga dunia. Sejak 1980, mereka tampil dengan nama Chinese Taipei, hasil kompromi politik agar tetap bisa ikut bersaing tanpa dianggap sebagai negara terpisah dari Tiongkok.

  • APA YANG TERJADI?

    Pada Kongres FIFA 1980 di Buenos Aires diputuskan Taiwan tetap menjadi anggota, tetapi dengan nama Chinese Taipei. Di saat yang sama, Republik Rakyat Tiongkok (PRC) juga kembali diterima sebagai anggota FIFA. Sejak itu, nama Chinese Taipei digunakan dalam sepakbola, Olimpiade, dan hampir semua ajang olahraga internasional.

  • Iklan
  • GAMBARAN BESAR

    Pulau Taiwan memiliki banyak nama dalam sejarah: Liuqiu, Formosa, hingga Taivoan dari suku asli. Sejak 1684, di masa Dinasti Qing, nama resmi yang dipakai adalah Taiwan.

    Pada 1912 berdiri Republik Tiongkok (ROC). Setelah perang saudara 1949, PRC berdiri di Beijing, sementara ROC pindah ke Pulau Taiwan. Lama-kelamaan ROC lebih dikenal dengan nama Taiwan, dan sejak 2005 ditulis resmi sebagai Republic of China (Taiwan).

    Dalam olahraga, ROC sudah bergabung dengan FIFA sejak 1931 dan pernah tampil di Olimpiade 1936 serta 1948. Pada 1954, Taiwan diterima FIFA dan AFC, tapi PRC menolak keras hingga keluar dari FIFA pada 1958. Tahun 1974, Taiwan diusir dari AFC dan pindah ke OFC, namun masalah tetap muncul karena masih memakai nama “Republic of China”.

    Kompromi akhirnya dicapai pada 1980. Taiwan tetap ikut serta dengan nama Chinese Taipei, sementara PRC diakui sebagai perwakilan resmi “China”.

  • TAHUKAH ANDA?

    Taiwan memiliki bendera khusus untuk ajang olahraga internasional. Bendera ini bukan bendera resmi Republik Tiongkok (ROC), melainkan bendera Chinese Taipei dengan lambang bunga plum. Lagu kebangsaan pun diganti dengan “National Flag Anthem” saat upacara kemenangan. Nama Chinese Taipei digunakan di berbagai cabang olahraga, seperti sepakbola, Olimpiade, basket, bulutangkis, dan baseball.

    Dalam sepakbola, duel antara China (PRC) dan Chinese Taipei dikenal dengan sebutan Cross-Strait Derby. Catatan pertemuannya berbeda antara tim putra dan putri. Di level senior putra, kedua negara belum pernah bertemu dalam ajang internasional resmi sejak Taiwan menggunakan nama Chinese Taipei. Sementara di level senior putri, pertemuan pertama terjadi pada Piala Asia Wanita 2006. Hingga kini, kedua tim sudah berhadapan 12 kali, dengan hasil 11 kemenangan untuk PRC dan 1 imbang.

    Aturan terkait pemain dari Hong Kong, Makau, dan Taiwan di Liga Super Tiongkok (CSL) juga mengalami beberapa perubahan. Pada awalnya, pemain Hong Kong sempat dihitung sebagai pemain asing. Setelah itu, mereka diperbolehkan berstatus lokal, meski di kompetisi AFC tetap dihitung asing. Pada 2015, hanya pemain yang sudah tampil untuk timnas Hong Kong, Makau, atau Taiwan yang bisa berstatus lokal. Peraturan kembali diperketat pada 2016–2017, lalu sejak 2018 klub CSL diperbolehkan mendaftarkan satu pemain non-naturalisasi dari ketiga asosiasi tersebut sebagai pemain lokal dengan syarat tertentu.

    Hingga kini, ada tujuh pemain asal Chinese Taipei yang pernah atau sedang bermain di Chinese Super League (CSL):

    • Xavier Chen (lahir di Belgia, keturunan Belgia)
    • Chen Po-liang
    • Ko Yu-ting
    • Yaki Yen (lahir di Spanyol, keturunan Spanyol)
    • Tim Chow (lahir di Inggris, keturunan Inggris)
    • Will Donkin (lahir di Inggris, keturunan Inggris)
    • Wang Chien-ming (lahir di Rep. Korea)

    Sementara dari Hong Kong jumlahnya lebih dari 20 pemain sejak 2005, sedangkan dari Makau belum ada yang tercatat bermain di CSL.

  • ENJOYED THIS STORY?

    Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

  • LEBIH LANJUT

    Tim nasional Chinese Taipei/Taiwan akan menghadapi Indonesia pada 5 September 2025. Laga ini menjadi pengganti setelah Kuwait membatalkan rencana uji coba pada periode FIFA Matchday bulan tersebut.

    Sepanjang sejarah, kedua tim sudah 12 kali bertemu di ajang resmi maupun uji coba. Indonesia mencatat delapan kemenangan, sementara Chinese Taipei meraih empat kemenangan. Pertemuan pertama terjadi pada Asian Games 1954, saat Indonesia kalah 2–4.

    Pertemuan terakhir berlangsung di play-off Kualifikasi Piala Asia 2023 yang digelar di Buriram. Indonesia menang 2–1 pada leg pertama (7 Oktober 2021) dan 3–0 pada leg kedua (11 Oktober 2021).

0