Taiwan memiliki bendera khusus untuk ajang olahraga internasional. Bendera ini bukan bendera resmi Republik Tiongkok (ROC), melainkan bendera Chinese Taipei dengan lambang bunga plum. Lagu kebangsaan pun diganti dengan “National Flag Anthem” saat upacara kemenangan. Nama Chinese Taipei digunakan di berbagai cabang olahraga, seperti sepakbola, Olimpiade, basket, bulutangkis, dan baseball.
Dalam sepakbola, duel antara China (PRC) dan Chinese Taipei dikenal dengan sebutan Cross-Strait Derby. Catatan pertemuannya berbeda antara tim putra dan putri. Di level senior putra, kedua negara belum pernah bertemu dalam ajang internasional resmi sejak Taiwan menggunakan nama Chinese Taipei. Sementara di level senior putri, pertemuan pertama terjadi pada Piala Asia Wanita 2006. Hingga kini, kedua tim sudah berhadapan 12 kali, dengan hasil 11 kemenangan untuk PRC dan 1 imbang.
Aturan terkait pemain dari Hong Kong, Makau, dan Taiwan di Liga Super Tiongkok (CSL) juga mengalami beberapa perubahan. Pada awalnya, pemain Hong Kong sempat dihitung sebagai pemain asing. Setelah itu, mereka diperbolehkan berstatus lokal, meski di kompetisi AFC tetap dihitung asing. Pada 2015, hanya pemain yang sudah tampil untuk timnas Hong Kong, Makau, atau Taiwan yang bisa berstatus lokal. Peraturan kembali diperketat pada 2016–2017, lalu sejak 2018 klub CSL diperbolehkan mendaftarkan satu pemain non-naturalisasi dari ketiga asosiasi tersebut sebagai pemain lokal dengan syarat tertentu.
Hingga kini, ada tujuh pemain asal Chinese Taipei yang pernah atau sedang bermain di Chinese Super League (CSL):
- Xavier Chen (lahir di Belgia, keturunan Belgia)
- Chen Po-liang
- Ko Yu-ting
- Yaki Yen (lahir di Spanyol, keturunan Spanyol)
- Tim Chow (lahir di Inggris, keturunan Inggris)
- Will Donkin (lahir di Inggris, keturunan Inggris)
- Wang Chien-ming (lahir di Rep. Korea)
Sementara dari Hong Kong jumlahnya lebih dari 20 pemain sejak 2005, sedangkan dari Makau belum ada yang tercatat bermain di CSL.