Getty Images SportMengapa Juventus pecat Tudor?
Kekalahan 1-0 dari Lazio, Senin (27/10) kemarin, menjadi batas kesabaran petinggi Juventus untuk Igor Tudor. Performa Bianconeri di Serie A maupun Liga Champions memang terus menurun. Juve membuka musim dengan mengalahkan Parma, Genoa, dan Inter Milan secara berturut-turut. Namun ternyata hasil monumental atas tim asuhan Cristian Chivu itu menjadi kemenangan terakhir Si Nyonya Tua. Sejak saat itu, mereka gagal menang dalam delapan laga berturut-turut—lima hasil imbang beruntun sebelum kini kalah tiga laga berentet.
Getty Images SportDel Piero bicara masalah Juventus
Usai Juventus memecat Tudor Senin kemarin, legenda klub Alessandro Del Piero langsung angkat bicara membela mantan rekan setimnya tersebut. Ia menegaskan bahwa persoalan Juve lebih dari sekadar kepelatihan.
“Saya tidak setuju kalau kata ‘kebingungan’ diarahkan ke Igor,” ujar Del Piero. “Saya mengenalnya dengan baik sejak lama, baik sebagai pemain maupun pribadi, saya bahkan berbicara dengannya di Madrid: ini bukan soal kebingungan. Juve bukan punya masalah pelatih, tapi masalah yang lebih kompleks, mengenai bagaimana tim ini dibangun sejak awal musim dan bagaimana hasilnya tercipta.”
“Tim ini menunjukkan bahwa mereka sebenarnya masih hidup, tidak bermain seburuk itu — mungkin hasil imbang [melawan Lazio] lebih adil. Mereka juga tampil cukup baik di Madrid, tapi masalah muncul di laga melawan Como. Saya tidak yakin pelatih lain pun bisa membawa tim ini juara. Ini persoalan yang lebih luas,” lanjutnya.
“Mereka belum punya 11 pemain inti yang jelas. Bukan karena Tudor tidak mau menetapkannya... tapi karena di luar dua-tiga pemain seperti [Kenan] Yildiz dan [Khephren] Thuram, yang lain kesulitan tampil konsisten. Tidak bisa terus-menerus menyalahkan pelatih. Lihat saja tim-tim terkuat di Italia atau Eropa—semuanya punya 11 pemain inti yang solid.”
Tudor tetap tenang sebelum dipecat Juventus
Meski tekanan terhadapnya semakin besar setelah tujuh laga tanpa kemenangan, Tudor mengaku tidak khawatir akan kehilangan pekerjaan. Sebelum laga melawan Lazio, ia bahkan menegaskan bahwa dirinya tetap menikmati pekerjaannya meski di tengah kesulitan.
“Sejujurnya, saya tidak takut dipecat, sama sekali tidak,” ucap pria Kroasia itu. “Saya menikmatinya, bahkan dalam situasi sulit. Saya tahu apa yang terjadi di sekitar saya, semuanya jelas. Saat kita melihat segala sesuatu dengan jernih, kita punya kekuatan yang tak akan kita miliki di momen-momen lain. Saya hanya memikirkan bagaimana caranya memotivasi pemain, memberi mereka waktu istirahat, dan mencari solusi.”
Usai kekalahan dari Lazio, Tudor menyinggung hal serupa dengan yang disoroti Del Piero: “Kami sudah mempersiapkan laga dengan benar, tapi masih ada yang kurang. Tidak perlu mendramatisasi situasi ini. Semua orang di klub bertanggung jawab atas periode sulit ini.”
AFPKandidat pengganti Tudor di Juventus
Pemecatan Tudor menjadi kali kedua Bianconeri mengganti pelatih sebelum November satu musim, pertama kalinya sejak tahun 1969 ketika Luis Carniglia digantikan oleh Ercole Rabitti. Si Nyonya Tua harus bergerak cepat karena jadwal padat menanti: mereka akan menjamu Udinese pada Kamis (30/10), sebelum bertandang ke markas Cremonese pada hari Minggu.
Menurut laporan Sky Sport Italia, Juventus sudah membuka komunikasi awal dengan Luciano Spalletti, mantan pelatih timnas Italia dan pria yang membawa Napoli Serie A setelah 33 tahun. Pembicaraan awal disebut mencakup rencana jangka panjang serta kondisi finansial klub. Jika negosiasi gagal, nama Roberto Mancini—yang sempat difavoritkan menggantikan Thiago Motta tahun lalu—akan kembali masuk radar sebagai opsi kedua.
Iklan

