FBL-ITA-SERIEA-JUVENTUS-INTERAFP

Juventus Resmi Pecat Igor Tudor, Negosiasi Dengan Luciano Spalletti

  • Juventus mendepak Igor Tudor dari kursi pelatih

    Juventus telah memutuskan untuk berpisah dengan pelatih Igor Tudor, mengakhiri kebersamaan selama tujuh bulan, meski dia membawa klub finis di empat besar Serie A dan lolos ke Liga Champions. Namun setelah delapan pertandingan tanpa kemenangan dan tekanan yang semakin meningkat, klub bertindak tegas dengan menunjuk pelatih Juventus Next Gen, Massimo Brambilla, sebagai pelatih karteker. Nama Luciano Spalletti disebut sebagai kandidat kuat mengisi posisi lowong di kursi pelatih.

    Juventus pulang dari Stadion Olimpico dengan membawa kekalahan 1-0 dari Lazio. Bianconeri kini gagal mencetak gol dalam empat pertandingan berturut-turut, dan delapan pertandingan tanpa kemenangan. Sebelum pengumuman pemecatan, pelatih asal Kroasia itu menghadapi media, dan membahas tanggung jawab serta moral para pemainnya, menawarkan perpaduan antara realisme dan perlawanan. Dia menegaskan skuad harus tetap bersatu dan bekerja lebih keras untuk memperbaiki kesalahan mereka.

    “Juventus FC mengumumkan telah membebastugaskan Igor Tudor sebagai pelatih kepala, beserta stafnya yang terdiri dari Ivan Javorcic, Tomislav Rogic, dan Riccardo Ragnacci,” demikian bunyi pernyataan klub.

    “Klub berterima kasih kepada Igor Tudor dan seluruh stafnya atas profesionalisme dan dedikasi mereka selama beberapa bulan terakhir, dan mendoakan yang terbaik bagi karir mereka di masa depan.”

  • Iklan
  • FBL-ITA-SERIE A-JUVENTUS-GENOAAFP

    Era Tudor sempat penuh dengan harapan

    Meski berlangsung singkat, masa jabatan Tudor dimulai dengan harapan. Ditunjuk pada Maret 2025 untuk menggantikan Thiago Motta, dia ditugaskan menstabilkan Juventus, dan membawa mereka kembali ke empat besar. Target itu berhasil dia capai dengan mengamankan kualifikasi Liga Champions, dan mendapatkan perpanjangan kontrak dua tahun hingga 2027. Rekor awalnya menunjukkan banyak hal dengan lima kemenangan, tiga hasil imbang, dan satu kekalahan dalam sembilan pertandingan Serie A.

    Di bawah Tudor, Juventus menunjukkan kembali disiplin taktis dan stabilitas pertahanan. Dia memperkenalkan kembali agresi dan tekanan yang kompak, sementara bintang-bintang muda seperti Kenan Yildiz bersinar di bawah arahannya. “Kami merasa sangat buruk, tetapi kami harus tetap bersatu dan berjuang,” kata Tudor setelah kekalahan 1-0 dari Lazio. “Semua orang bertanggung jawab, kami akan bermain lagi dalam dua hari, dan dengan kemenangan kami bisa bangkit kembali.”

    Namun momentum itu menguap dengan cepat. Juve kini telah menjalani empat pertandingan tanpa gol dan delapan laga tanpa kemenangan. Tiga poin terakhir diraih pada pertengahan September dengan kemenangan mendebarkan 4-3 atas Inter Milan, tetapi sejak itu, lini serang mereka mulai melemah.

    Bahkan Tudor mengakui setelah kekalahan dari Lazio: “Kami mencoba dengan dua penyerang, kami tampil di sana dan memiliki peluang, tetapi kami jelas kehilangan sesuatu. Ketika mencapai 20 meter terakhir, seseorang harus mencetak gol, jika tidak, Anda akan dihukum.”

    Kekalahan dari Lazio menjadi titik kritis. Fans mulai resah, dan diskusi internal semakin intensif seiring melebarnya jurang antara kegigihan taktik Tudor dan visi klub yang terus berkembang di bawah CEO baru Damien Comolli.

  • Siapa pelatih Juventus pengganti Tudor?

    Juventus telah mulai mengevaluasi kandidat jangka panjang. Menurut berbagai laporan, Roberto Mancini, Luciano Spalletti, dan Raffaele Palladino berada di puncak daftar.

    Dri ketiga nama itu, Spalletti menjadi kandidat terkuat. Laman Sky Sport mewartakan, Spalletti telah beberapa kali dikaitkan dengan Juventus, dan belum pernah sedekat ini. Mantan pelatih tersebut telah memulai diskusi dengan FIGC untuk membebaskan dirinya setelah kegagalannya memimpin tim nasional, dan keinginannya untuk kembali melatih klub sangat besar. Para petinggi Juve telah memulai kontak awal dengan Spalletti kemarin untuk membahas proyek dan kontraknya.

    Negosiasi antara Juventus dan Spalletti dikabarkan telah memasuki tahap akhir. Kontak awal telah dilakukan hari ini, dan pelatih kelahiran Certaldo ini terbuka untuk menerima tawaran Bianconeri, dengan kontrak hingga Juni dan perpanjangan otomatis jika mereka lolos ke Liga Champions.

    Jurnalis Gianluca Di Marzio melaporkan, kemungkinan akan ada pertemuan antara kedua tim pagi ini waktu setempat. Juve ingin pelatih baru mereka berada di bangku cadangan saat melawan Cremonese pada 1 November, sementara Brambilla memimpin tim pada pertengahan pekan.

  • ENJOYED THIS STORY?

    Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

  • UC Sampdoria U19 v Atalanta BC U19  - Primavera 1 TIM Playoff Semi-FinalGetty Images Sport

    Brambilla memulai babak baru Juve

    Setelah pemecatan Tudor, Brambilla naik dari Juventus Next Gen dengan tugas menenangkan tim. Hal itu bukan hal yang asing bagi pelatih berusia 51 tahun ini, yang telah mendapatkan respek di klub atas kejelasan taktik, ketenangan, dan komitmennya dalam mengembangkan talenta muda.

    Brambilla pertama kali melatih Juventus Next Gen antara tahun 2022 dan pertengahan 2024, membawa mereka ke final Coppa Italia Serie C, dan play-off Serie C, di mana mereka mencapai finis terbaik di liga dengan mengamankan posisi ketujuh. Setelah sempat hengkang, dia kembali ke tim pada November 2024, memimpin tim yang sedang berjuang, dan hanya menang sekali dalam 14 pertandingan. Dalam beberapa bulan, Brambilla merevitalisasi skuad, membawa mereka menjauh dari ancaman degradasi dan kembali ke zona play-off. Keberhasilannya dalam membina pemain seperti Dean Huijsen dan Yildiz menunjukkan kemampuannya dalam memadukan pemain muda dengan filosofi menyerang yang terstruktur.

    Pola pikir progresif yang sama kini memberi Juventus harapan. Brambilla menyukai sepakbola yang konstruktif dan berbasis penguasaan bola, mendorong permainan vertikal dan pressing yang cerdas, sebuah pendekatan yang kontras dengan struktur kaku Tudor. Juventus bersiap menghadapi laga berat, dimulai dengan Udinese, lalu Cremonese tandang, dan Sporting CP di Liga Champions, masa bakti Brambilla sekaligus menjadi ajang audisi. Jika dia dapat menginspirasi respons dari skuad yang performanya sedang buruk ini, hierarki klub mungkin tergoda untuk memperpanjang masa baktinya.

0