Etta EyongGOAL

Hidden Gems FC: Mengapa Barcelona, Manchester United, & Real Madrid Memburu Sensasi Levante Karl Etta Eyong

  • Awal segalanya

    Etta Eyong tumbuh di kota Douala, Kamerun — tempat yang juga menjadi rumah bagi Samuel Eto’o muda. Saat berusia 17 tahun, ia masih bermain di lapangan berpasir bersama tim muda Galactique FC di ibu kota Yaounde.

    Sebagai gelandang yang terinspirasi Yaya Toure, foto-foto masa remajanya kini tersebar di media sosial: seorang Etta Eyong muda dengan jersey Barcelona. Takdir pun membawanya ke Spanyol, meski bukan ke Camp Nou. Ia justru direkrut oleh Cadiz, setelah performanya menarik perhatian pemandu bakat The Yellow Submarine.

    Bergabung di usia 19 tahun, ia memulai karier di tim akademi sebelum meroket naik ke tim cadangan Cadiz. Di sanalah ia mulai bermetamorfosisi menjadi menjadi seorang penyerang.

  • Iklan
  • Gebrakan besar pertama

    Debut Etta Eyong untuk tim senior datang pada Januari 2024, ketika ia masuk sebagai pemain pengganti melawan Alaves di ajang La Liga. Itu menjadi satu-satunya penampilan seniornya untuk Cadiz sebelum Villarreal, klub berjuluk Kapal Selam Kuning lainnya, membelinya di musim panas dengan biaya €1,5 juta. Lagi-lagi, ia memulai dari tim cadangan, tapi takdir kembali berpihak padanya.

    “Di musim terakhir saya di Villarreal, ada striker lain yang cedera,” kenangnya kepada Canal+. “Pelatih menatap saya dan bertanya, ‘Kamu bisa main di depan?’ Saya jawab, ‘Bisa, tak masalah.’”

    Kalau kata orang, the rest is history. Etta Eyong mencetak 19 gol dalam 30 penampilan untuk Villarreal B, plus enam assist.

    Performa itu pun diganjar dengan kesempatan tampil bersama tim utama di akhir musim. Meski hanya beberapa menit saja, ia langsung menorehkan momen tak terlupakan yang akan selalu dikenang oleh para suporter Submarino Amarillo dengan mencetak gol kemenangan di menit-menit akhir melawan Girona, gol perdananya di La Liga.

    Gol itu menjadi pembuka bagi pramusim yang luar biasa di musim panas 2025. Ketika musim baru dimulai, pelatih Marcelino memberinya tempat di starting XI, dan Etta Eyong langsung membalas kepercayaan itu dengan gol di laga pembuka kontra Real Oviedo, diikuti dua assist di dua pertandingan berikutnya sebelum Agustus berakhir.

  • Karl Etta Eyong Levante 2025-26Getty Images

    Bagaimana kabarnya kini?

    Meski membuka musim dengan impresif, Villarreal terpaksa melepas salah satu aset berharganya setelah mengeluarkan dana besar di akhir bursa transfer untuk merekrut penyerang Georgia, Georges Mikautadze, dari Lyon. Kesempatan itu langsung dimanfaatkan oleh tim promosi Levante, yang berhasil mengamankan tanda tangan Etta Eyong dengan harga murah—hanya €3 juta.

    Mendadak pindah klub ternyata sama sekali tak mengganggu performanya. Etta Eyong langsung mencetak gol dalam tiga laga pertamanya bersama Levante, kemudian menambah dua gol lagi dalam empat pertandingan berikutnya. Penampilan apik itu juga mengantarkannya meraih debut untuk timnas Kamerun pada Oktober lalu, langsung dipercaya tampil sebagai starter di laga penting Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Mauritius dan Angola.

    Dengan enam gol La Liga sejauh ini, hanya Mbappe dan Alvarez yang mencetak lebih banyak dari Etta Eyong. Namun, Levante tetap harus berjuang keras menghindari degradasi, setelah hanya meraih dua kemenangan dari sembilan pertandingan pertama mereka sejak kembali ke kasta tertinggi.

  • Getafe CF v Levante UD - LaLiga EA SportsGetty Images Sport

    Kekuatan terbesar

    Etta Eyong pernah mengaku bahwa ia meniru beberapa aspek permainan Samuel Eto’o dan Didier Drogba, dan kemiripan dengan dua legenda itu bisa terlihat. Di usia 22 tahun, ia menunjukkan atletisme luar biasa, memiliki postur kuat, tajam di udara, dan cepat seperti kilat.

    Namun yang membuatnya menonjol bukan hanya fisiknya. Gerakannya tanpa bola sangat cerdas. Etta Eyong kerap menemukan ruang di antara bek lawan berkat pemosisian yang pintar dan tipu daya tubuh yang digunakannya untuk mengelabui lawan. Latar belakangnya sebagai gelandang membuatnya tak segan turun membantu pertahanan, kemampuan yang sangat berguna baik bagi Levante yang sedang berjuang, maupun bagi tim besar yang lebih dominan nanti.

  • Selanjutnya buat Etta Eyong

    Direktur teknik Levante, Hector Rodas, sudah mengakui bahwa banyak klub mulai melirik pemain mudanya itu. Ia mengatakan kepada Las Provincias: “Tidak banyak pemain seperti dia. Karena kualitas dan usianya, wajar jika banyak yang memperhatikannya. Kami hanya perlu menikmatinya selama masih di sini dan berharap ia bisa mempertahankan levelnya. Dengan begitu, target kami bertahan di La Liga akan semakin dekat.”

    Etta Eyong memiliki klausul rilis €30 juta, dan klub-klub raksasa seperti Barcelona, Real Madrid, Manchester United, hingga Arsenal sudah disebut-sebut sebagai calon pelabuhan berikutnya. Jika bergabung ke Madrid, Etta Eyong akan satu ruang ganti dengan Kylian Mbappe, yang kebetulan ayahnya juga berasal dari Douala. Keduanya sempat bertukar jersey setelah sama-sama mencetak gol di laga Madrid 4-1 Levante pada September lalu. Etta Eyong menggambarkan kapten timnas Prancis itu sebagai “orang yang menyenangkan dan sangat baik."

    Namun, Barcelona tampaknya menjadi pilihan yang paling masuk akal. Sejak kecil, Etta Eyong memang pendukung Blaugrana, dan klub Catalunya itu tengah mencari penerus jangka panjang Robert Lewandowski, yang sudah berusia 37 tahun dan memasuki tahun terakhir kontraknya. Meminang Etta Eyong tentu berisiko karena pengalamannya masih terbatas, tetapi dengan harga yang relatif rendah, ia bisa menjadi investasi jangka panjang dengan potensi besar.

    Untuk saat ini, fokus Etta Eyong tetap satu: menyelamatkan Levante dari degradasi. Tapi sepertinya ia ditakdirkan untuk hal-hal yang lebih besar di masa depan yang tak terlalu jauh. Mungkin remaja yang tiga tahun lalu masih bermain di lapangan berpasir Kamerun tidak menyangka bisa berada dalam lintasan karier seperti ini.