Harry Kane Tottenham 2022-23Getty Images

Gol Bersejarah Kane Jadi Berkah Arsenal! Pemenang, Pecundang, Rating Saat Manchester City Dijegal Tottenham Dalam Pacuan Gelar

Manchester City ini kenapa sih setiap kali lawan Tottenham? Tanda-tanda menjelang laga sama sekali tidak bagus: Spurs menyapu bersih tiga laga kandang Liga Primer Inggris mereka melawan anak asuh Pep Guardiola. Agregatnya bahkan sampai 5-0.

Namun, jika ada waktu sempurna untuk menghentikan kutukan tersebut, maka waktu itu adalah Minggu (5/2) setelah Everton asuhan Sean Dyche memberi Man City kesempatan emas untuk memangkas jarak dengan Arsenal menjadi dua poin saja jika mereka bisa menang di London utara.

Tapi takdir berkata lain.

Gol pemecah rekor Harry Kane di awal babak pertama - gol yang sepenuhnya kesalahan Man City dan mengabadikan Kane sebagai top skor sepanjang masa Spurs - menambahkan agregat empat pertemuan terakhir antara kedua tim menjadi 6-0.

Reaksi City suam-suam kuku - sama saja dengan lawatan terakhir mereka ke Tottenham Hotspur Stadium. Mungkin situasi bisa sangat berbeda jika sepakan ngeri Riyad Mahrez bisa lebih menukik sedikit lagi di menit berdarah babak pertama.

Namun, setelah momen Mahrez menggetarkan tiang Hugo Lloris tersebut, justru Tottenham yang terlihat lebih berbahaya. Mereka mencabik-cabik pertahanan sang juara bertahan lewat serangan balik mematikan.

Sebaliknya, permainan City malah makin menjemukkan seiring laga berjalan. Sempat ada momen percikan saat Kevin De Bruyne dimasukkan dari bangku cadangan, tapi De Bruyne sekalipun gagal melayani Erling Haaland - yang gagal melakukan tembakan untuk pertama kalinya semenjak September 2020, atau hampir dua setengah tahun lalu!

Maka, pacuan gelar Liga Primer Inggris berada di tangan Arsenal sekarang, yang ironisnya dihadiahkan oleh momen bersejarah rival bebuyutan mereka, Tottenham. Inikah yang namanya solidaritas London utara?

Inilah daftar pemenang, pecundang, dan rating para pemain dan manajer di laga Tottenham vs Manchester City.

  • Harry Kane Tottenham 2022-23Getty

    Pemenang

    Harry Kane:

    Seperti sudah suratan takdir bahwa Harry Kane abadi di buku sejarah saat menghadapi Manchester City - tim yang harusnya ia bela saat ini andai bursa transfer 2021 berjalan sesuai keinginannya. Gol yang membawanya menyalip Jimmy Greaves di klasemen top skor sepanjang masa Spurs itu sangat khas Kane: tajam dan klinis. Ia menerima umpan Pierre-Emile Hojbjerg - setelah gelandang Denmark itu memotong umpan sembrono Rodri - dan melesakkannya ke pojok bawah gawang.

    Selepas waktu penuh, Kane berseri-seri menghampiri dan memberikan penghormatan pada fans, yang dengan lapang dada dan tangan terbuka menyambutnya kembali setelah saga transfer panas tersebut.

    Arsenal:

    Rasanya seolah bisa mendengar napas lega menggelegar Mikel Arteta dari kejauhan saat peluit panjang ditiupkan di Tottenham Hotspur Stadium. Kemenangan mengejutkan Everton membuka jalan bagi Man City untuk memberi tekanan pada sang pemuncak klasemen Liga Inggris, namun Arsenal malah diselamatkan rival bebuyutan mereka sendiri. Hasilnya, jarak peringkat satu dan dua tetap lima poin, pun The Gunners tampil satu laga lebih sedikit. Kalahkan City tengah bulan ini dan Arsenal akan nyaris mustahil bisa dikejar - ya kan?

    Phil Foden:

    Guardiola memberi tanggapan positif saat ditanya kemungkinan Foden start di laga ini. Nyatanya, masuk skuad saja pun tidak. Absennya Foden amat terasa; Julian Alvarez tak bisa memberi pengaruh berarti di lapangan. Jika dimasukkan, Foden bakal menginspirasi Man City untuk menjadi lebih akurat dan direct. Jangan sampai ia gagal bugar tepat waktu dan tidak tampil melawan Arsenal. Salah-salah, City semakin tertinggal.

  • Iklan
  • Pep Guardiola Manchester City 2022-23Getty Images

    Pecundang

    Rodri:

    Hanya 17 hari setelah Rodri mengumpan tepat ke kaki Dejan Kulusevski yang menyebabkan Spurs unggul 1-0 di Etihad, gelandang asal Spanyol ini lagi-lagi melakukan blunder amatiran saat mencoba keluar dari tekanan di muka kotak penaltinya sendiri. Memang, kesalahan pertama di Manchester merupakan salah Ederon. Tapi kali ini tak ada yang bisa Rodri kambinghitamkan saat umpannya buruknya memungkinkan Hojbjerg mencuri bola dari kaki Rico Lewis. Beberapa detik kemudian, Kane menyobek jala Lloris dan merayakan momen dirinya menjadi legenda absolut Tottenham. Setelah itu, Rodri malah makin mengecewakan; jadi bulan-bulanan serangan balik Spurs.

    Pep Guardiola:

    Guardiola memang terkenal suka over-thinking di laga besar, dan dia kumat lagi dengan menurunkan formasi ndakik-ndakik. Kevin De Bruyne dicadangkan, Rico Lewis ditugasi jadi hibrida bek sayap/gelandang tengah tambahan di penampilan kesembilannya di Liga Primer, sementara Bernardo Silva jadi pivot bareng Rodri yang memang sedang tampil di bawah standar. Hasilnya adalah formasi yang ultra-cair, tapi sangat terekspos, sehingga Spurs selalu meluluhlantakkan City di situasi transisi. Tanpa umpan-umpan direct De Bruyne, City juga miskin kreativitas ketika menguasai bola. Pep mungkin memang seorang genius, tapi dia keliru dalam menyiapkan laga ini.

    Erling Haaland:

    Dengan waktu sisa setengah jam dan Man City putus asa mengejar ketertinggalan, Haaland bergerak turun ke dalam, mengumpan ke Rico Lewis, sebelum menyerang ruang di antara tiga bek Spurs. Umpan yang terukur mungkin bisa menemukan pergerakannya dengan sempurna, tapi, seperti yang berkali-kali terjadi malam itu, Lewis malah memberikan umpan main aman.

    Pemandangan di atas terjadi berkali-kali sepanjang laga, Haaland pun frustrasi di ujung tombak Man City. Memang terdengar membagongkan, mengingat gilanya jumlah gol yang sudah dicetak Haaland, tapi City masih gagal memaksimalkan striker tajam Norwegia itu di laga-laga tertentu. Jika gagal beradaptasi, hasil-hasil minor seperti ini bukan tak mungkin terjadi.

  • Nathan Ake Manchester City 2022-23Getty Images

    Rating Manchester City: Lini Belakang

    Ederson (6/10):

    Melakukan tugasnya dengan solid. Distribusinya masih jempolan, dan ia tak bisa berbuat banyak menghadang gol Kane.

    Kyle Walker (6/10)

    Melakukan tekel-tekel penting.

    Manuel Akanji (6/10):

    Jadi ancaman saat bola mati. Tak banyak yang bisa ia perbuat dari segi pertahanan.

    Nathan Ake (6/10):

    Kerja bagus memelankan serangan-serangan balik Spurs.

    Rico Lewis (5/10):

    Bintang 18 tahun ini diminta memainkan salah satu peran yang secara taktik paling rumit di Liga Primer. Meski kadang oke, ia lebih sering tak siap.

  • Bernardo Silva Manchester City 2022-23Getty Images

    Rating Manchester City: Lini Tengah

    Riyad Mahrez (6/10):

    Kurang beruntung saat sepakannya sangat nyaris menyamakan kedudukan.

    Rodri (4/10):

    Lagi-lagi blunder. Nampak tak semeyakinkan biasanya.

    Bernardo Silva (6/10):

    Lebih menggigit dibanding rekan-rekannya lewat tekel-tekel agresif.

    Jack Grealish (5/10):
    Membawa bola dengan efektif, tapi masih belum memproduksi momen-momen krusial di laga besar seperti ini.

  • Erling Haaland Manchester City 2022-23Getty Images

    Rating Manchester City: Lini Depan

    Erling Haaland (5/10):

    Turun ke dalam untuk merajut permainan. Melakukan pergerakan jitu tapi umpan tak pernah datang.

    Julian Alvarez (5/10):

    Nampak brilian lewat giringan-giringan apik, tapi itu saja, tak lebih.

  • Kevin De Bruyne Pep Guardiola Manchester City 2022-23Getty Images

    Rating Manchester City: Pengganti & Manajer

    Kevin De Bruyne (6/10):

    Menyulap timnya jadi lebih direct saat transisi - tapi cuma sebentar.

    Ilkay Gundogan (-):

    Cuma bermain sebentar

    Pep Guardiola (3/10):

    Memilih formasi super cair (dan terlalu terbuka), dan anak asuhnya juga terlalu berlebihan mengutak-atik bola. Entah mengapa tak menurunkan De Bruyne.