George BestSPOX

George Best: Lebih Baik Dari Pele & Diego Maradona, Tapi Hancur Karena Alkohol Di Usia 27 Tahun

Pada tahun 1969, di usia 23 tahun, George Best ingin fokus pada hal yang paling penting: sepakbola, profesinya. Karena itu, ia memutuskan untuk melepaskan dua hasrat besarnya yang lain: alkohol dan perempuan. Kenyataan pahitnya: "Itu adalah 20 menit terburuk dalam hidup saya."

Pemain Irlandia Utara tersebut sedang berada di puncak performanya. Setahun sebelumnya, ia telah mempersembahkan gelar Piala Eropa pertama bagi Manchester United, menjadi pencetak gol terbanyak Inggris, dan memenangkan Ballon d’Or. Di lapangan, ia memukau dengan dribel spektakuler, mencetak lusinan gol, dan mengoleksi trofi-trofi bergengsi. Di luar lapangan, ia menikmati pesta, minuman dan bercinta. Saat itu, kehidupannya yang flamboyan dan glamor sebagai bintang sepakbola serta penyuka pesta masih berlanjut. Namun, itu tidak akan bertahan lama.

  • George Best's EdwardiaHulton Archive

    "Saya menemukan seorang jenius": Munculnya seorang legenda

    Lahir pada tahun 1946 di Belfast, ibu kota Irlandia Utara, George muda tumbuh di lingkungan kelas pekerja. Pada usia 15 tahun, Bob Bishop, seorang pencari bakat Manchester United, menemukannya. "Saya rasa saya telah menemukan seorang jenius," tulis Bishop kepada Matt Busby, manajer saat itu. Dan dia tidak salah.

    Busby saat itu sedang membangun tim hebat keduanya di Manchester. Tim pertama telah hancur pada tahun 1958 oleh bencana udara Munich; tim kedua hampir meraih kemenangan. Pria asal Irlandia Utara itu memulai debutnya untuk United pada tahun 1963 di usia 17 tahun. Ia dengan cepat membentuk, bersama Denis Law dan Bobby Charlton, lini serang paling tangguh di negara itu. Trio ini dijuluki "The Holy Trinity." Kini, tiga patung trio tersebut berdiri di luar Old Trafford.

    Setan Merah memenangkan gelar pada tahun 1965 dan 1967. Pada tahun 1968, tepat sepuluh tahun setelah tragedi Munich, United akhirnya memenangkan Piala Eropa yang telah lama dinantikan. Di final melawan Benfica, Best membawa United unggul di babak perpanjangan waktu. Skor akhir: 4-1.

  • Iklan
  • George BestHulton Archive

    "The Fifth Beatle": Bintang dunia dan pernyataan ikonik

    Pemain ini telah menjadi lebih dari sekadar pesepakbola. Prestasi olahraganya, gaya hidupnya yang memberontak, kejenakaannya, rambut panjangnya, dan kalimat-kalimatnya yang berkesan menciptakan aura yang unik. Ia menjadi salah satu superstar global pertama sepakbola, "The Fifth Beatle", sebuah sensasi. Di era 1960-an yang masih konservatif, ia mewujudkan, layaknya bintang rock, sebuah era baru. Dan sang pemain mengembangkan citra ini.

    "Jika saya harus memilih antara mencetak gol 40 meter di Anfield atau tidur dengan Miss World, itu akan menjadi pilihan yang sulit," ujar George kala itu. "Untungnya, saya berhasil melakukan keduanya." Atau lagi: "Saya menghabiskan sebagian besar uang saya untuk minuman keras, wanita, dan mobil sport. Sisanya saya sia-siakan."

    Segemilang apa pun kebangkitannya, begitu pula kejatuhannya. Kemenangan Piala Eropa adalah gelar besar terakhirnya. Setelah itu, prioritasnya perlahan bergeser dari olahraga ke kehidupan malam. Satu bir lagi di sini, satu Miss World lagi di sana. Dia tersesat, dan itu berlangsung begitu cepat sampai-sampai sepakbolanya terpinggirkan. Sayang sekali, karena pemain Irlandia Utara itu pemain yang brilian. "Yang terbaik yang pernah saya lihat," kata Pele. Pujian ini adalah "kehormatan terbesar dalam hidup saya," jawabnya.

  • George BestGetty Images

    Dari kejayaan hingga kejatuhan: Meninggal pada usia 57 tahun & 100 ribu orang melayat

    George mulai berulang kali datang ke sesi latihan dalam keadaan mabuk. Pada tahun 1972, manajer United Tommy Docherty menskorsnya. Pada tahun 1974, ia memainkan pertandingan terakhirnya untuk United di usia 27 tahun. Ia kemudian menghabiskan sepuluh tahun bermain untuk berbagai tim divisi bawah di Inggris dan Amerika Serikat. Hanya kehidupan di luar lapangannya yang masih menarik perhatian.

    Perjudian menghancurkannya secara finansial, dan alkohol menghancurkannya secara fisik. Pernikahannya berantakan, begitu pula bisnis klub malam dan butiknya. Ia menghabiskan Natal tahun 1984 di penjara. Ia mengemudi dalam keadaan mabuk dan menyerang seorang petugas polisi.

    Ia merana selama bertahun-tahun. Pada tahun 2002, ia menerima transplantasi hati tetapi terus minum alkohol. Pada bulan November 2005, ia meninggal dunia di usia 57 tahun karena gagal organ ganda. 100 ribu orang menghadiri pemakamannya di Belfast. Tony Blair, Perdana Menteri Inggris saat itu, menyampaikan pidato penghormatan. Di Manchester seperti di Belfast, orang-orang masih berkata: "Maradona bagus, Pele lebih baik, George Best."

0