Getty ImagesGunawan Widyantara
Game Football Manager: Para Legenda Dari Afrika
Getty Images1Taribo West
Di Championship Manager 2001/02, West adalah pemain wajib beli dan dia bisa didapatkan secara gratis untuk menjadi pilar penting di sektor pertahanan.
Usia 27 adalah masa keemasannya dan dia akan menghadirkan kontribusi hebat dari lini belakang.
Di kehidupan nyata, West dikenal sebagai pesepakbola dengan gaya rambut unik. Dia memperkuat dua tim raksasa Milan dan meraih medali emas bersama Nigeria di Olimpiade 1996.
unknown2Tonton Zola Moukoko
Meski lahir di Kinshasa, Moukoko secara keliru digambarkan sebagai Swedia/Ghana di Championship Manager, meski demikian tidak satupun pemain akan berdebat soal ini.
Sang bocah ajaib bisa dibeli dari Derby County dengan murah untuk kemudian dipoles menjadi salah satu persepakbola (virtual) terbaik di dunia game. Kecepatan, kemampuan dribble dan kualitas umpannya dekat ke kategori mustahil.
Sayangnya hal tersebut tidak tergambar dengan baik di kehidupan nyata. Ketika kakak Tonton meninggal dunia di perjalanan ke Afrika, kariernya mulai tenggelam.
Dia menghabiskan waktu di Finlandia dan Swedia namun pada akhirnya gantung sepatu pada usia 28 untuk kemudian mendirikan Kongo United FC.
Getty3Henri Saivet
Dahulu dia pernah disebut sebagai 'Thierry Henry baru', Saviet adalah permata di Football Manager 2008 berkat kecepatan akselerasi dan penyelesaian akhirnya.
Di kehidupan nyata, setelah gagal memberi dampak besar sebagai penyerang Girondins de Bordeaux, dia mulai mengukuhkan nama dengan peran box-to-box.
Dia tidak pernah mencicipi sukses seperti yang dibayangkan sebelumnya dan juga gagal di Newcastle United. Meski demikian Saivet adalah bagian dari skuad Senegal yang berhasil menembus babak final di Piala Afrika 2019.

4Ibrahima Bakayoko
Setiap fans Everton yang memainkan Football Manager, pasti berbinar-binar ketika mendengar kabar the Toffees membeli penyerang Pantai Gading ini seharga £4,5 juta pada 1998.
Di dalam game, sang penyerang digambarkan memiliki perpaduan sempurna antara kekuatan, kecepatan, penyelesaian akhir dan semua atribut itu dirasa bisa mengangkat prestasi Everton.
Apa yang terjadi kemudian? Empat gol dalam 23 penampilan dan dia gagal mengulang performa top di level internasional bersama Pantai Gading - 30 gol dari 45 laga.
Gallo5Junior Khanye
Winger Afrika Selatan ini begitu menggoda di FM05. Dribble dan kecepatannya menarik hati - murah pula - hingga menjadi opsi menggiurkan untuk menempati sektor kiri.
Jika kalian berhasil melewati halangan izin kerja dan sedikit bersabar terkait sejumlah inkonsistensi permainan, maka kita bisa berharap melihat Khanye meneror benteng pertahanan lawan.
Ketika masih muda, Khanye memperkuat Kaiezer Chiefs dan pernah sekali memperkuat Afrika Selatan, sayang kariernya kemudian tenggelam. Keberuntungan tidak menghampiri saat dia memperkuat Amakhosi.

6Cherno Samba
Mungkin nama ini adalah legenda paling hebat sepanjang sejarah Football Manager, Samba adalah bocah ajaib yang beredar di Championship Manager 01/02, yang bisa didapatkan dari Milwall dengan harga murah.
Pemain berusia 16 tersebut kemudian bakal berevolusi menjadi bakat terhebat di dunia sepakbola dan bisa jadi penentu kemenangan tim menuju kejayaan.
Meski pernah dianggap sejajar dengan Wayne Rooney di level tim muda Inggris, Samba tidak pernah benar-benar gemilang. Dia menghabiskan karier di Skandinavia, Yunani dan Spanyol.
Sang legenda juga pernah memperkuat Gambia di beberapa kesempatan.
Getty Images7Khouma Babacar
Nama Babacar sebenarnya tidak terlalu asing, dia masih tampil di Serie A dan menghabiskan enam tahun terakhir secara konsisten di kasta tertingi sepakbola Italia.
Akan tetapi dia belum mampu menyamai level ekspektasi ketika diperkenalkan di scene Football Manager 2010 sebagai bocah berusia 16.
Ketika itu, dia adalah permata Akademi La Viola, dan ditakdirkan menjadi Didier Drogba baru. Cukup disayangkan, karena hingga detik ini pemain berusia 26 tersebut baru memperkuat Senegal dua kali.
Sang striker jangkung ini sekarang dipinjamkan ke Lecce dari Sassuolo.
Getty8Yaya Sanogo
Salah satu pemain dengan prospek paling cerah di FM11, edisi game yang dirilis tidak lama setelah Babacar dihadirkan. Sanogo adalah bakat hebat lainnya karena dinilai punya pergerakan, postur dan penyelesaian akhir luar biasa.
Ketika Arsenal benar-benar mendatangkannya ke London pada 2013, ekspektasi terhadap performa hebatnya di Football Manager bakal terulang di Liga Primer.
Sayang, empat tahun kemudian dia dilepas the Gunners setelah gagal menyumbang gol di kasta tertinggi sepakbola Inggris. Saat ini dia memperkuat tim Ligue 1 Prancis Toulouse dan pernah tampil di tiga pertandingan untuk Ajax dengan status pinjaman.
Sanogo punya pengalaman memperkuat Prancis di level U-21, hingga dia masih bisa memperkuat timnas Pantai Gading.

9Nathan Delfouneso
Berstatus bocah ajaib Aston Villa, dia sejajar dengan Gabriel Agbonlahor yang juga sulit diabaikan di dunia Football Manager.
Delfouneso bahkan pernah masuk dalam daftar 20 pesepakbola masa depan Inggris versi the Guardian pada 2008: kita boleh menduga, penulisnya merupakan penggemar berat Football Manager.
Akan tetapi, ketika Agbonlahor berhasil mencatat 340 penampilan liga untuk Aston Villa dan mencatat tiga caps Inggris, Delfouneso belum mampu mengeluarkan potensi terbaiknya.
Setelah tampil di 18 pertandingan untuk Inggris U-21, dita tidak pernah mendapat panggilan dari Nigeria dan sekarang memperkuat Blackpool.
Sejak musim 2015/16, pemain berusia 29 ini tampil secara reguler di kasta ketiga dan keempat sepakbola Inggris.
Backpagepix10Lebohang Mokoena
Striker ulung di FM 2006, kecepatan Mokoena membuat namanya berada di urutan teratas daftar beli.
Seperti nama-nama lainnya di daftar ini, ekspektasi terhadap Mokoena pada kehidupan nyata begitu tinggi, tetapi dia gagal menjawabnya saat memperkuat Orlando Pirates, Mamelodi Sundowns atau Ajax Cape Town.
Mokoena sekarang berusia 33 dan bergabung dengan tim raksasa yang sedang limbung Swallows FC pada 2019.
Iklan