Ethan Wheatley: Mesin Gol Belia Keturunan Malaysia Jadi Solusi Manchester United Musim Depan?

Wheatley lahir di kota Stockport, Greater Manchester, yang akhir-akhir ini menjadi terkenal di kalangan sepak bola setelah melahirkan Phil Foden dan Kobbie Mainoo. Ia memiliki keturunan keluarga di Malaysia, tempat neneknya berasal, sehingga membuatnya memenuhi syarat untuk seleksi tim nasional mereka, meskipun ia telah mewakili Inggris di level U-17.

Wheatley telah bergabung dengan akademi United sejak ia masih kecil, menandatangani kontrak pertamanya dengan klub saat ia berusia 16 tahun pada tahun 2022. Dia dulu dikenal sebagai pribadi yang pemalu, dan staf klub mengingat dia sangat rindu rumah saat tur ke Republik Ceko pada usia 11 tahun sehingga mereka harus menyogoknya dengan panekuk cokelat agar dia bisa bermain!

Setelah berhasil menembus berbagai tim kelompok umur, Wheatley terus mencetak gol untuk tim U18 musim ini, tetapi menyimpan salah satu penampilan terbaiknya saat berkunjung ke markas rival bebuyutan Liverpool pada bulan April, dengan mengantongi hat-trick dalam kemenangan telak 9-1.

Ini adalah pertandingan yang sudah lama dinantikan Wheatley dan dengan balas dendam dalam benaknya setelah ditinju dan disikut oleh Luca Furnell-Gill dalam pertandingan sebelumnya melawan the Reds. Dan Wheatley jelas memikirkan kejadian tersebut saat ia mencetak gol pertamanya dan gol kedua United di wilayah lawan, melakukan selebrasi ikonik Wayne Rooney dengan berpura-pura menjadi seorang petinju sebelum jatuh tersungkur di lantai.

Ia meniru legenda lain dari permainan ini ketika ia mencetak gol kedua melakukan gerakan meluncur di atas lutut sambil menyilangkan kedua tangannya dengan cara yang mirip dengan Kylian Mbappe.

Jika itu adalah cara yang bagus untuk memulai bulan April, maka Wheatley memiliki satu pekan yang patut dikenang di akhir bulan. Dia menjadi bagian dari skuat pertandingan untuk pertandingan semifinal Piala FA United melawan Coventry City di Wembley, dan dua hari kemudian mencetak dua gol ke gawang Manchester City di final Piala Liga Inggris U18.

Dia ditarik keluar pada babak pertama dalam kemenangan 3-1, tetapi itu untuk alasan yang sangat bagus. Keesokan harinya ia berada di Old Trafford dan bergabung dengan skuat utama untuk pertandingan Premier League melawan Sheffield United, melakukan debut seniornya saat ia menggantikan Hojlund pada menit ke-91 dalam kemenangan 4-2.

Banyaknya waktu tambahan membuat Wheatley mendapatkan waktu untuk mengekspresikan diri dan hampir saja mendapat umpan dari Bruno Fernandes di dalam kotak penalti, namun tendangannya masih bisa diblok. Ini juga bukan sembarang cameo, karena Wheatley telah menjadi pemain jebolan akademi ke-250 yang melakukan debut untuk tim utama United.

"Ini bukanlah 24 jam yang buruk.Ini adalah klub yang hebat dengan sejarah yang masif, terutama di akademi. Sebuah kehormatan untuk melakukan debut dan angka itu - 250. Itu sedikit tambahan," katanya. "Bruno menarik saya ke samping dan berkata: 'Saya punya waktu sembilan menit untuk mencoba mencetak gol! Jadi saya hanya mencoba untuk berada di posisi itu untuknya dan jelas itu tidak terjadi, tapi semoga segera."

Wheatley memiliki rasa lapar yang tak terpuaskan untuk mencetak gol, yang ditunjukkan dengan 22 golnya musim ini di semua kompetisi, baik untuk tim U18 dan U21. Ia mampu mencetak gol dari semua jenis tendangan, baik dengan kaki kanan, kaki kiri maupun kepala, dan dari semua sudut.

Kesadarannya, pergerakannya yang cerdas dan reaksi yang tajam di dalam kotak penalti membantunya menyapu bola-bola liar dan mencetak gol, sementara ia juga senang menggiring bola melewati para penjaga gawang. Dia juga memiliki kemampuan untuk mencetak gol dari sudut sempit, seperti yang dia tunjukkan dengan tendangannya di dalam tiang dekat saat melawan Liverpool dan City.

Wheatley memiliki fisik yang bagus untuk seorang penyerang, dengan tinggi badan 185cm, namun perawakannya tidak mempengaruhi kemampuannya untuk menari-nari di sekitar para pemain bertahan dan membuat mereka terlihat seperti orang kebingungan.

Wheatley telah mendapatkan banyak perhatian karena menjadi lulusan akademi ke-250 klub, namun ia harus memastikan bahwa itu bukanlah satu-satunya hal yang akan dikenang selama ia membela United. Ia harus membuktikan bahwa ia dapat melakukan lompatan yang sukses dari tim U-18 ke tim utama dan tampil konsisten.

"Ketika seorang pemain melakukan debut, masih ada pekerjaan yang harus dilakukan. Untuk Ethan, minggu ini saja, dia masih menari-nari di antara tim U-18, U-21 dan tim utama. Dia belum lulus dalam pikiran saya, dia belum akan masuk ke ruang ganti tim utama kami, dia masih harus belajar," kata Nick Cox, direktur akademi United.

"Ketika mereka memulai debutnya, kami cukup berhati-hati dengan pemain pada saat itu, karena Ethan harus mulai berlatih hari ini untuk mencoba dan berlatih keras agar bisa masuk ke dalam tim lagi. Dia harus memulai sebuah pertandingan, kemudian dia harus bermain dalam lima pertandingan, dan jika dia mencapai 50 pertandingan, dia mungkin bisa menyebutnya ini sebagai pekerjaannya. Kami tidak berpuas diri dan tidak merayakannya secara berlebihan."

Wheatley akan terus bermain untuk tim akademi United di sisa musim ini, sembari berlatih dengan tim utama dan tersedia untuk dipilih. Krisis cedera yang dialami United dan absennya Martial membuat dia memiliki peluang besar untuk tampil lagi untuk tim asuhan Ten Hag, karena dia adalah satu-satunya penyerang tengah di belakang Hojlund.

Ia diperkirakan akan sangat terlibat dalam pra-musim, terutama karena begitu banyak pemain utama yang akan beristirahat setelah Euro dan Copa America. Klub kemudian harus memutuskan apakah akan mengirim Wheatley sebagai pemain pinjaman untuk mendapatkan pengalaman yang lebih senior atau mempertahankannya untuk musim baru.

United kemungkinan besar akan mencari seorang penyerang karena Martial akan pergi, namun mengingat perjuangan klub yang monumental dengan cedera musim ini, belum lagi rekor luar biasa Wheatley di depan gawang, ada alasan kuat bagi mereka untuk mempertahankannya.