Haaland Man Utd complicated history GFXGetty

Sejarah Rumit Erling Haaland Bersama Manchester United Bikin Kemenangan Derby Manchester-nya Semakin Nikmat!

Erling Haaland telah melalui jalan yang tepat selama kariernya setelah menandatangani kontrak dengan Manchester City, tetapi dia tahu apa yang diinginkan penonton dan meninggalkan yang terbaik hingga akhir. Ditanya pertandingan mana yang paling dia nantikan, pemain asal Norwegia itu tersenyum, memandang ke arah banyak penonton. "Saya harus mengatakan bahwa saya tidak menyukai kata-kata itu," dia memulai. "Tapi Manchester United, ya!"

Pertandingan pertama Haaland melawan rival sekota City sangat luar biasa di mana ia mencetak hat-trick dan membuat dua assist dalam kemenangan 6-3 di Etihad. Sejak itu, ia menelan kekalahan 2-1 di Old Trafford, memenangkan final Piala FA 2-1 di Wembley, mencetak dua gol dalam kemenangan 3-0 dan terbaru mengemas satu gol saat The Cityzens melibas Setan Merah 3-1 di Etihad.

Memang, penampilan Haaland dalam Derby Manchester terbaru tidak begitu mengesankan, apalagi ia sempat melewatkan peluang emas di mulut gawang saat meneruskan umpan dari Phil Foden, dengan upayanya melayang di atas mistar Andre Onana.

Tetapi, dia pada akhirnya berhasil mencatatkan namanya di papan skor pada masa injury time babak kedua lewat penyelesaian akhir yang tenang dengan kaki kirinya.

Namun, dengan pencapaian sang striker selama di Inggris, siapa yang menyangkan bahwa sejarah Haaland bersama United sedikit lebih rumit dari yang Anda bayangkan...

  • Roy Keane Alfie HaalandGetty

    Keane dan ayahnya

    'Doktrin' Haaland untuk membenci United tampaknya tertanam sejak kecil ketika ayahnya, Alfie, bermain untuk dua rival terbesar mereka di Leeds dan City. Alfie pun juga kerap menjadi sorotan dalam persaingan tersebut. Saat berstatus sebagai pemain Leeds dia pernah menyebut United sebagai ''sampah'' dan dia pernah bertengkar dengan Roy Keane dalam pertandingan di Elland Road pada tahun 1997, ketika kapten United pada saat itu menyalahkan dia karena cedera lututnya dan menyuruhnya untuk bangun ketika dia kesakitan.

    Haaland membantah mencoba melukai Keane atau menertawakannya. "Dia mencoba menjegal saya dan saya mendapat tendangan bebas," katanya bertahun-tahun kemudian. "Dia terbaring di tanah dan saya hanya menyuruhnya untuk 'bangkit' seperti yang biasa Anda lakukan dengan pemain - tidak lebih dari itu. Saya tidak berniat melakukan apa pun terhadapnya, tapi jelas dia menerimanya dengan salah."

    Dia benar tentang hal itu. Tidak pernah melupakan dendam, Keane membawa rasa amarah itu bersamanya selama empat tahun dan membalas dendam dalam Derby Manchester tahun 2001 di Old Trafford ketika Haaland bermain untuk City, di mana Keane menghantam lutut kanan lawannya. Mantan pemain internasional Irlandia itu menulis dalam otobiografinya: "Saya sudah menunggu cukup lama. Saya menerjangnya dengan keras. Bolanya ada di sana (menurut saya). Ambillah itu. Dan jangan pernah berdiri di hadapanku lagi sambil mencibir tentang luka palsu."

    Keane didenda £5.000 ($6.300) dan diberi larangan tiga pertandingan pada saat itu. Dan setahun kemudian ketika dia mengungkapkan bahwa tekel itu disengaja, dia mendapat denda tambahan £150.000 ($189.000) dan diskors untuk lima pertandingan berikutnya. Haaland pensiun pada usia 30 tahun, dua tahun setelah tekel horor itu. Dia kemudian merefleksikan: "Saya belum bermain 90 menit penuh setelah kejadian itu, itu fakta yang sulit. Jelas setelah itu saya mengetahui bahwa itu dilakukan dengan niat dan dia ingin membalas dendam dan sebagainya. Saya pikir itu agak menyedihkan. "

  • Iklan
  • Erling Haaland Manchester City 2022-23 Treble celebrationsGetty

    'Olok-olok' yang baik

    Haaland junior tidak menunjukkan minat untuk memikirkan insiden tersebut, dan mengklaim bahwa dia tidak pernah berbicara dengan ayahnya tentang hal itu. Dan ketika fans United meneriakkan 'Keano' sebelum dia mengambil penalti di Old Trafford awal musim ini, dia bersikap bodoh amat. Dia berkata: "Banyak orang menyanyikan 'Keano', saya tidak tahu kenapa. Tapi, itulah yang terjadi. Saya mendapat tekanan dan saya mencetak gol - itu adalah perasaan yang luar biasa."

    Sang striker senang saling melontarkan hinaan dengan fans United saat bertemu dengan mereka namun tidak menganggap persaingan tersebut terlalu serius. "Begini, ini semua tentang olok-olok dan saya menikmatinya. Saya sudah bertemu dengan beberapa pendukung United di kota ini, dan kami selalu bercanda satu sama lain. Ini tentang tidak menganggap semuanya terlalu serius," katanya kepada Four Four Two.

    "Ada banyak penggemar United di kampung halaman saya di Norwegia, jadi saya harus selalu mengunjungi mereka. Saya sudah terbiasa dengan hal ini dan saya menyukainya. Jangan menganggapnya terlalu serius. Saya ingin bisa berbicara sedikit dengan para penggemar, jika tidak maka akan membosankan, bukan?"

  • Solskjaer HaalandGetty

    Ikatan kuat dengan Solskjaer

    Tetapi, Haaland nyaris bergabung dengan United dalam dua kesempatan. Ia mengaku berhutang banyak kepada legenda Setan Merah Ole Gunnar Solskjaer yang memainkan peran kunci di awal kariernya.

    Haaland mengalami awal yang sulit dalam kehidupannya sebagai seorang profesional ketika ia masuk ke tim utama di Bryne, pada usia 16 tahun. Ia gagal mencetak gol dalam 16 pertandingan untuk klub kampung halamannya tetapi bernasib lebih baik di Molde di bawah asuhan Solskjaer, di mana ia mencetak 14 gol.

    “Solskjaer memberikan pengaruh besar dalam hidup saya, baik sebagai pribadi maupun sebagai pelatih,” kata Haaland pada September 2019, ketika dia bermain untuk RB Salzburg dan bos lamanya kala itu menangani Manchester United. "Dia memenangkan Liga Champions dan merupakan pemain yang sangat bagus. Dia telah mengajari saya banyak hal. Saya bermimpi bermain untuk klub terbaik di dunia sepanjang hidup saya, dan terutama, saya menyukai sepakbola Inggris."

    Solskjaer melakukan yang terbaik untuk mencoba merekrut dan bereuni dengan Haaland dengan membawanya ke United. Hanya tiga bulan kemudian, setelah Haaland menggemparkan Liga Champions dengan mencetak delapan gol untuk Salzburg, bos United saat itu terbang menemui rombongan sang striker, termasuk Alfie.

  • ENJOYED THIS STORY?

    Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

  • Erling Haaland Borussia DortmundGetty

    'Arogansi' United menghalangi transfer Haaland

    Batu sandungan utama adalah ketentuan kontrak yang dibuat oleh agen Haaland, Mino Raiola. Menurut Manchester Evening News, Raiola ingin mendapatkan bagian dari penjualan Haaland di masa depan dan memasukkan klausul pembelian rendah yang akan aktif dalam waktu dua tahun.

    Dengan kata lain, kesepakatan ini lebih menguntungkan Haaland dan perwakilannya dibandingkan klub. Dan United, yang menggambarkan istilah tersebut sebagai ''buruk bagi industri'', tidak bersedia mengambil tindakan.

    Dortmund, yang telah melakukannya dengan sangat baik dengan memberikan kesempatan kepada pemain muda dan kemudian berpisah dengan mereka dalam beberapa tahun demi mendapatkan uang yang besar, jauh lebih fleksibel dan menerima persyaratan tersebut dengan menyetujui biaya £17 juta ($21 juta) dengan Salzburg. Kepala eksekutif Dortmund Hans-Joachim Watzke kemudian mengakui: "Kami memberi klausul pelepasan Erling Haaland, jika tidak, dia akan pergi ke Manchester United."

    Klausul itu berarti Dortmund hanya menghasilkan £51 juta ($64 juta) ketika Haaland menandatangani kontrak dengan City dua setengah tahun kemudian, biaya yang sangat rendah mengingat usia sang pemain dan jumlah golnya yang menakjubkan yaitu 86 gol dalam 89 pertandingan. Meski begitu, Die Borussen berhasil mencapai kesepakatan yang cukup baik dalam hal olahraga dan finansial.

    Haruskah United lebih fleksibel? Ada yang berpendapat bahwa mereka tidak dalam posisi untuk menolak pemain dengan bakat Haaland pada saat itu. Pencetak gol terbanyak mereka pada musim sebelumnya adalah Paul Pogba, dengan 19 gol, sedangkan musim berikutnya adalah Anthony Martial dengan 23 gol. Haaland akan dengan mudah mengungguli keduanya.

    “Saya pikir itu adalah sikap arogan yang dilakukan Manchester United karena mereka adalah klub besar,” kata mantan pemain sayap Man City Trevor Sinclair di talkSPORT. “Mereka mengatakan, ‘Kami tidak menerima hal itu’. Siapa yang mampu untuk tidak memiliki pemain seperti Haaland selama tiga tahun dan kemudian menjualnya dengan harga tiga kali lipat, jika dia ingin pergi?”

  • Ole Gunnar SolskjaerGetty

    "Mereka tidak mendengarkan"

    Solskjaer juga mengungkapkan bahwa dirinya pernah merekomendasikan Haaland ke United pada 2018 saat ia masih menangani Molde. Dia mengatakan pada acara makan malam amal: "Saya menghubungi United karena kami memiliki striker berbakat yang seharusnya mereka miliki," kata Solskjaer. "Tapi sayangnya mereka tidak mendengarkan. Saya anya minta £juta. Tapi mereka tidak pernah mengontraknya. £4 juta! Jangan tanya (di mana dia sekarang). Dia terlalu bagus."

    Solskjaer juga sempat membahas kemungkinan Haaland merapat ke United dengan media Norwegia. “Kami mendapat tawaran dari klub-klub bagus tahun ini tapi kami menolaknya,” katanya pada tahun 2018. “Dia mungkin bukan penggemar terbesar Manchester United di dunia, tapi jika mereka datang, tidak banyak yang menolak tawaran itu."

    Haaland mungkin bukan penggemar terbesar United di dunia, tapi ia juga menyebut final Liga Champions 2008, ketika Setan Merah mengalahkan Chelsea di Moskwa, sebagai pertandingan yang membuatnya jatuh cinta pada kompetisi elite Eropa tersebut. Dengan kata lain, dia mungkin akan mengesampingkan mantan klub ayahnya jika United menunjukkan minat yang tulus untuk mengontraknya.

    Haaland sejak itu mengisyaratkan bahwa dia tertarik bergabung dengan United. Ditanya oleh Gary Neville pada tahun 2022 mengapa dia tidak bergabung dengan Solskjaer lagi, Haaland tiba-tiba menjawab: “Anda harus bertanya padanya.”

  • HaalandGetty Images

    Karier yang direncanakan dengan cermat dan matang

    Ada banyak hal yang ambigu seputar minat United terhadap Haaland, tetapi satu hal yang sangat jelas tentang striker asal Norwegia ini adalah bahwa kariernya telah direncanakan dengan cermat sejak ia berusia 16 tahun, ketika sudah jelas bahwa ia ditakdirkan untuk menjadi yang teratas. Raiola dan Alfie telah berbicara dengan banyak klub tentang dia selama karirnya dan tidak mengherankan jika United termasuk di antara mereka, mengingat status mereka di sepakbola Eropa.

    Namun, Raiola dan Alfie juga dapat melihat bahwa United tidak lagi sekuat dulu dan membayangkan bahwa pindah ke Old Trafford pada tahun 2018 atau 2019 dapat menghambatnya di saat ia harus bermain setiap pekan.

    “Kami telah melakukan setiap langkah dengan sempurna, saya pernah berada di tim yang kecil tapi sangat bagus secara lingkungan yang membuat saya sangat fokus,” kata Haaland saat menandatangani kontrak dengan City. Tidak ada yang bisa membantah pilihan itu, dengan Haaland mencetak 79 gol dalam 83 pertandingan sekaligus membantu City memenangkan treble di musim pertamanya.

    Dengan Haaland kembali ke performa terbaiknya setelah cedera kaki dan kembali berkombinasi dengan Kevin De Bruyne, tidak ada yang mau bertaruh melawan City untuk kembali menyapu bersih trofi.

    Dan kemenangan terbarunya di Derby Manchester, apalagi dia juga turut mencetak gol, kisah rumitnya dengan Setan Merah mungkin membuat kemenangan tersebut terasa semakin nikmat untuknya - mungkin juga untuk Alfie.

0