Rodri bak pahlawan tanpa tanda jasa. Dia bukan pemimpin di berbagai statistik dan rasanya apa yang dia lakukan di kedua sisi lapangan kurang menarik untuk masuk highlight. Tapi jangan salah, dia justru pantas untuk dinobatkan sebagai pemain paling berharga (most valuable player atau MVP) di liga Primer Inggris musim ini.
Ada alasan mengapa tim-tim yang sukses menjegal Man City musim ini – terkhusus Southamtpon dan Crystal Palace, yang bahkan mengalahkan City dua kali – melakukannya dengan terus-menerus mengepung Rodri. Dialah metronom Guardiola, dengan teknik yang hampir tanpa cela di bawah tekanan, yang menjadi penyambung bek sentral Man City dengan pemain yang lebih kreatif di lini depan.
Man City butuh kesempurnaan di posisi ini, dan mereka memiliknya, dengan Rodri mencatatkan usaha umpan terbanyak ketiga di EPL (2796), dengan akurasi yang mencapai 91,8 persen. Dia juga salah satu dari dua gelandang yang masuk 20 besar untuk statistik umpan per laga (angka 87,4 miliknya nyaris disamai Thiago Alcantara yang mencatatkan 87 umpan per laga).
Tanpa bola, Rodri cekatan mengantisipasi dan mencegah serangan balik, seringkali saking anggunnya, pencegahan-pencegahan ini bahkan tidak dihitung sebagai tekel dan intersepsi. Tanpa Rodri, Man City mustahil bisa bermain dengan garis pertahanan yang begitu tinggi atau mendominasi lawan mereka.