Cristiano Ronaldo Rudi Garcia Al-Nassr 2023 GFXGetty

Cristiano Ronaldo Singkirkan Rudi Garcia, Jadi Mengapa Napoli Tunjuk Dia? Penunjukan Yang Mengejutkan Bisa Jadi Bencana Bagi Juara Serie A

Daniel De Rossi sedang menjalani tugas internasional bersama Italia pada musim panas 2013 ketika Roma mengumumkan Rudi Garcia sebagai pelatih baru mereka. Sang gelandang tidak hanya terkejut, ia juga merasa heran. Ia belum pernah mendengar nama Garcia.

Jadi, ia melakukan pencarian sepintas di Google dan segera menemukan video bos barunya bermain gitar dan menyanyikan lagu 'Porompompero'.

Ia menoleh ke rekan setimnya di timnas Italia, Andrea Pirlo, dan berkata, "Sial, lihat siapa yang mereka punya..."

"Pada saat itu, mereka membicarakan (Massimo) Allegri," kenang De Rossi dalam sebuah wawancara dengan So Foot, "dan, sejujurnya, saya sempat ragu."

Cukup adil untuk mengatakan bahwa para fans Napoli mengalami perasaan yang sama pagi ini, setelah klub mengonfirmasi pada Kamis (15/6) malam waktu setempat bahwa Garcia telah ditunjuk sebagai penerus Luciano Spalletti di Stadio Diego Armando Maradona.

Situasinya sedikit berbeda, tentu saja. Tidak seperti De Rossi, para pendukung sudah tidak asing lagi dengan Garcia - namun hal itu sebenarnya merupakan alasan utama dari keterkejutan mereka saat ini.

  • Roberto De Zerbi Brighton 2022-23Getty

    De Zerbi adalah impian

    Jangan salah sangka: ini merupakan sebuah keputusan yang tidak diduga oleh siapa pun. Pada Kamis (15/6), beberapa jurnalis ternama Italia masih mengklaim bahwa Napoli akan berusaha sekuat tenaga untuk meyakinkan Luis Enrique untuk mengambil alih.

    Kedatangan pelatih asal Spanyol itu telah disambut dengan antusias oleh banyak fans. Spanyol mungkin telah dikecewakan oleh Maroko di Piala Dunia, namun mereka tidak sendirian dan selain itu, ia tetap merupakan peraih treble winner saat masih di Barcelona.

    Ia juga bukan satu-satunya pelatih terkenal yang dikaitkan dengan posisi tersebut. Nama Julian Nagelsmann sempat disebut-sebut, meskipun ia tidak pernah muncul sebagai penantang yang serius, namun Antonio Conte juga dipertimbangkan, sama seperti beberapa tahun yang lalu.

    Kemudian, terdapat sekelompok manajer yang sedang naik daun, termasuk Thiago Motta, Vincenzo Italiano, dan yang paling mendebarkan dari sudut pandang para fans, Roberto De Zerbi.

    Bos Brighton itu dianggap sebagai penunjukan impian, dengan mantan gelandang serang Napoli itu telah membuktikan dirinya sebagai juru taktik paling menarik di dunia sepakbola dengan finis di peringkat keenam di Liga Primer musim lalu. Namun, dengan cepat menjadi jelas bahwa De Zerbi ingin tetap berada di Amex; bahwa ia tidak merasa pekerjaannya di sana sudah selesai.

    Akibatnya, dalam beberapa hari terakhir, Paulo Sousa dan Christophe Galtier muncul sebagai yang terdepan di media Italia.

    Sousa telah melakukan pekerjaan yang sangat baik setelah mengambil alih Salernitana pada Februari, menghindari degradasi dengan cukup nyaman pada akhirnya berkat sepuluh pertandingan tak terkalahkan yang termasuk hasil imbang 1-1 di Maradona yang menunda perayaan Scudetto Napoli.

    Sementara itu, Galtier akan menjadi korban terbaru dari Paris Saint-Germain, namun ia masih dianggap sebagai salah satu pelatih terbaik di Prancis, terutama karena fakta bahwa ia berhasil memenangkan gelar Ligue 1 bersama Lille.

  • Iklan
  • Cristiano RonaldoGetty

    Dipecat Ronaldo

    Namun, Napoli malah berpaling kepada salah satu rekan senegara Galtier, yang terakhir kali terlihat secara efektif dipecat Cristiano Ronaldo di Al-Nassr.

    Mungkin hubungan kedua pemain ini telah ditakdirkan sejak awal. Dalam konferensi pers perkenalan Ronaldo pada Januari, Garcia sempat bercanda bahwa ia sebenarnya telah mencoba untuk merekrut Lionel Messi terlebih dahulu. Hal ini menimbulkan tawa yang tidak nyaman.

    Meski begitu, sebenarnya, hanya butuh beberapa pekan lagi sebelum keadaan benar-benar berubah menjadi lebih buruk.

    Setelah kekalahan 3-1 dari rival utama mereka, Al-Ittihad, di Piala Super Saudi pada 26 Januari, Garcia berargumen bahwa absennya Ronaldo telah memainkan peran penting dalam kekalahan timnya, dan mengklaim bahwa hal itu telah "mengubah jalannya pertandingan".

    Hubungan mereka tidak pernah sama lagi sejak saat itu dan, setelah berbulan-bulan tensi memanas, semuanya mencapai puncaknya setelah bermain imbang 0-0 dengan Al-Feiha pada 9 April.

  • Luciano Spalletti Napoli 2022-23Getty

    Garcia setelah Spalletti merasa seperti sebuah lelucon yang buruk

    Setelah Ronaldo mengamuk di terowongan di akhir pertandingan yang membuat frustrasi, Garcia secara terbuka mengkritik timnya. "Saya tidak merasa puas dengan penampilan para pemain," katanya kepada wartawan. "Saya meminta mereka untuk bermain di level yang sama dengan pertandingan terakhir [kemenangan 5-0 atas Al-Adalah], tapi ini tidak terjadi."

    Garcia dipecat hanya empat hari kemudian.

    Ronaldo memberikan penghormatan kepada manajer yang dipecat melalui sebuah unggahan di media sosial, mengatakan bahwa "menyenangkan" bekerja bersama pelatih berusia 59 tahun itu, tapi dilaporkan secara luas bahwa sang penyerang telah memainkan peran integral dalam kepergiannya, setelah jelas tidak terkesan dengan taktik Garcia, yang ia duga menghambat tim.

    Ronaldo jelas bukan pemain yang mudah untuk diatur - dan perlu diingat bahwa Garcia membawa Al-Nassr berada di puncak klasemen sebelum kedatangan peraih Ballon d'Or lima kali itu di pertengahan musim.

    Namun, di mata para fans Napoli, gagal memenangkan Liga Pro dengan Ronaldo di lini depan bukanlah penampilan yang baik. Kehilangan Spalletti sudah cukup buruk, namun mendapatkan Garcia sebagai penggantinya terasa seperti sebuah lelucon - dan ditertawakan oleh para rival mereka.

    Tentunya, terdapat kekhawatiran yang jelas bahwa ia akan kesulitan untuk menyamai hasil kerja luar biasa yang telah dilakukan pendahulunya, yang berhasil membawa sebuah tim yang dikhawatirkan akan gagal finis di empat besar dan mengubah mereka menjadi juara.

  • Rudi Garcia RomaGetty Images

    Dikenang dengan baik di Roma

    Bagaimanapun, Garcia belum pernah memenangkan trofi sejak membuat namanya terkenal dengan membawa Lille meraih gelar ganda yang mengejutkan 12 tahun yang lalu. Namun, pentingnya hasil-hasil impresifnya di Roma tidak boleh diabaikan.

    Setelah dengan cepat menerapkan gaya sepakbola atraktif yang membuat Giallorossi membuka musim dengan sepuluh kemenangan beruntun di Serie A, Garcia mengakhiri musim debutnya dengan 85 poin. Ia sangat tidak beruntung karena harus berhadapan dengan pasukan Conte.

    Roma kembali finis di posisi kedua di bawah Juve pada tahun berikutnya sebelum keadaan mulai memburuk, dengan Garcia dipecat pada Januari 2016 dan, secara kebetulan, digantikan Spalletti - orang yang sekarang ia gantikan di Napoli.

    Ia tetap dikenang oleh para fans Roma, dan bukan hanya karena gaya permainannya, tapi juga kepribadiannya yang penuh semangat.

    Setelah kemenangan 2-0 atas Lazio pada September 2013 - hanya empat bulan setelah kekalahan derby yang menghancurkan di final Coppa Italia - Garcia dengan bangga menyatakan: "Kami telah menempatkan gereja kembali ke pusat desa."

    Dan, ketika Roma dikalahkan 3-2 oleh Juventus di Turin pada tahun berikutnya, Garcia melakukan gerakan 'biola' yang terkenal kepada wasit Gianluca Rocchi, yang secara efektif menunjukkan bahwa ketika berbicara tentang Bianconeri, para ofisial sering bernyanyi dari lembaran nyanyian yang sama.

    "Kami unggul, kemudian Juve mencetak gol penyeimbang namun ada pelanggaran terhadap Medhi Benatia," katanya kepada Corriere dello Sport. "Itu adalah gerakan naluriah. Saya selalu membela klub yang pernah saya latih."

    "Dalam hal ini, saya tidak bisa mendukung ketidakadilan yang luar biasa."

  • Aurelio De Laurentiis Napoli chairman 2023Getty Images

    Alasan di balik keputusan De Laurentiis

    Sentimen anti-Juve yang begitu kuat jelas akan diterima dengan baik di Naples dan kesukaannya di masa lalu untuk memainkan formasi 4-3-3 berarti tidak akan ada gejolak taktis yang besar, meskipun tim asuhan Garcia cenderung lebih jarang menguasai bola dibandingkan dengan tim asuhan Spalletti.

    Tentu saja, formasi merupakan faktor kunci dalam keputusan De Laurentiis, yang juga dilaporkan dipengaruhi oleh laporan dari teman baik sang produser film yang juga merupakan fans berat Roma, Carlo Verdone.

    Namun, jelas juga bahwa ada aspek manusiawi yang berperan, dengan De Laurentiis mengatakan bahwa "sangat menyenangkan" untuk mengumumkan Garcia sebagai manajer baru "setelah mengenal dan menghabiskan waktu bersamanya selama sepuluh hari terakhir".

    Hal ini sangat penting, karena keretakan hubungan De Laurentiis dengan Spalletti secara efektif menyebabkan kepergiannya yang mengejutkan hanya beberapa hari setelah keberhasilan Napoli meraih Scudetto pertama dalam 33 tahun terakhir.

  • 20230615 Rudi Garcia(C)Getty Images

    'Saya berterima kasih kepada Tuhan karena kami mendapatkan Porompompero'

    Namun, tidak ada jalan lain untuk menghindari besarnya tugas yang menanti Garcia, terutama dengan bek tengah utama, Kim Min-jae, yang akan pergi pada musim panas ini, dan spekulasi yang tak henti-hentinya seputar masa depan penyerang bintang, Victor Osimhen.

    Jadi, setelah pesta terbesar di Naples dalam lebih dari tiga dekade, para fans merasa agak kecewa saat ini. Cukup dimengerti, mereka merasa bahwa juara baru Italia seharusnya dapat menarik salah satu pelatih dengan rating tertinggi di Eropa. Sebaliknya, mereka malah mendapatkan sebuah nama yang bahkan tidak pernah muncul dalam spekulasi yang beredar mengenai pelatih baru di PSG, Chelsea, atau bahkan Spurs.

    Maka, catatan terakhirnya tidak dapat disangkal mengkhawatirkan. Namun perlu diingat bahwa Garcia telah mencapai final Liga Eropa bersama Marseille pada 2018, dan semi-final Liga Champion tiga tahun yang lalu, dengan mengalahkan Manchester City dalam perjalanannya.

    Dan jika para fans Napoli mencari sedikit semangat, mereka harus ingat bahwa enam bulan setelah pencarian di Google, De Rossi sangat antusias: "Saya berterima kasih kepada Tuhan karena kami mendapatkan 'Porompompero'! Anda bisa menang dengan pemain seperti dia."

    Napoli tentu saja harus melakukannya, dan bukan hanya demi Garcia, namun juga demi De Laurentiis.