Potter Chelsea Man City GFXGetty/GOAL

Potter Hancurkan Chelsea, Atau Chelsea Rusak Potter? Pemenang & Pecundang Usai Manchester City Depak The Blues Dari Piala FA

Etihad Stadium seperti menyajikan pertandingan sepakbola klub profesional versus sekumpulan bocah SD, Minggu (8/1), saat Manchester City menyingkirkan Chelsea dari Piala FA dengan mudahnya. Pasukan Pep Guardiola melangkah ke babak selanjutnya usai menang 4-0, menghajar The Blues untuk kedua kalinya dalam rentang empat hari.

Kedua tim mengutak-atik line-up mereka, tetapi cuma Man City yang kualitasnya tak berkurang banyak. Kendati Erling Haaland, Kevin De Bruyne, Ederson, dan Joao Cancelo absen, The Citizens menjadikan tim tamu bulan-bulanan.

Perekik indah Riyad Mahrez, sepakan titik putih Julian Alvarez, dan gol kerjasama tim ciamik yang diselesaikan Phil Foden memastikan pertandingan selesai dalam 38 menit. Mahrez lalu menggarami luka Chelsea saat mengonversi penalti di pengujung laga.

Di saat Man City menang tanpa terlihat kepayahan, Chelsea tampil jauh di bawah ekspektasi, dan kini tekanan di pundak Graham Potter akan terus menggunung; bukan cuma gara-gara hasil-hasil memalukan seperti ini, melainkan juga karena timnya tak memiliki semangat juang maupun kompetensi.

Tak heran fans The Blues mengumandangkan nama Thomas Tuchel di babak kedua, sebuah pertanda mereka mulai muak melihat performa pria yang menggantikan pelatih asal Jerman itu September lalu, dan seolah menjadi pengingat kepada para owner baru bahwa eksperimen mereka gagal total.

GOAL mengulas pemenang dan pecundang terbesar dari laga Man City vs Chelsea di Piala FA...

  • Riyad Mahrez Manchester City 2022-23Getty Images

    PEMENANG: Riyad Mahrez

    Dalam hati fans Chelsea: 'Mahrez lagi, Mahrez lagi'.

    Perekik indahnya menghunjam pojok gawang tanpa tersentuh Kepa Arrizabalaga untuk memecah kebuntuan pertandingan yang sebelumnya tak diwarnai peluang emas sama sekali. Ia lalu mengonversi penalti menit akhir, menendan bola dengan mantap ke atap jaring untuk menyempurnakan nestapa Chelsea.

    Ia selalu mencetak gol di tiga laga melawan The Blues musim ini, dan kini telah mengoleksi delapan gol di semua kompetisi.

    Mahrez, 31 tahun, nampak hidup sepanjang laga, mampu menciptakan kerjasama apik dengan penyerang-penyerang lain dan sesekali mengirimkan bola-bola berbahaya ke kotak penalti.

  • Iklan
  • Kai Havertz Chelsea 2022-23Getty Images

    PECUNDANG: Kai Havertz

    Havertz beruntung lolos tanpa kartu setelah melanggar Rodri dengan keras di awal laga.

    Ia pun membuat timnya semakin tertekan saat sudah tertinggal 1-0, ketika handball konyolnya di kotak terlarang berbuah penalti untuk City, yang mana dikonversi tanpa cela oleh Julian Alvarez.

    Bintang Jerman 23 tahun ini sama sekali tak memberikan ancaman bagi lini belakang Man City sepanjang babak pertama. Maka tak mengejutkan ia ditarik di babak kedua dan digantikan oleh debutan David Datro Fofana.

  • Pep Guardiola Manchester City 2022-23Getty Images

    PEMENANG: Pep Guardiola

    Semua keputusan Guardiola terbukti tepat. Ia mengutak-atik susunan pemain dengan jitu, mengistirahatkan Erling Haaland dan Kevin De Bruyne sembari tetap menurunkan sebelas pemain yang mampu menggulung lawan sekelas Chelsea.

    Mereka mendominasi The Blues di segala lini karena bermain dengan cerdas dan penuh motivasi, berkebalikan sepenuhnya dari tim tamu.

    Dengan satu lagi partai Piala Domestik - kontra Southampton di Piala Liga - sudah di depan mata, disusul derbi Manchester melawan United dua setengah hari setelahnya, waktu istirahat ini bakal menjaga kebugaran dua pemain terpentingnya.

    Guardiola bakal senang melihat pemain-pemain lapis kedua yang ia miliki mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik, sebuah faktor penting dalam usaha mereka merebut puncak klasemen Liga Primer Inggris dari Arsenal sembari bersaing di dua piala domestik dan Liga Champions Eropa.

  • ENJOYED THIS STORY?

    Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

  • Graham Potter Chelsea 2022-23Getty Images

    PECUNDANG: Graham Potter

    "F*ck me", itulah ekspresi yang ditangkap kamera keluar dari mulut sang manajer Chelsea saat ia melihat replay Kai Havertz menyentuh bola dengan tangannya di kotak penalti. Reaksi yang dapat dipahami, mengingat bagaimana segala kesialan dan bencana yang menimpa The Blues bisa berujung pada pemecatannya.

    Dukungan untuk Potter pun semakin surut dengan setiap penampilan buruk yang disajikan anak asuhnya, dan suporter The Blues tak malu-malu mengekspresikan rasa muak dengan menyanyikan pendahulu Potter, Thomas Tuchel.

    Namun Potter tak akan kaget dengan kemarahan yang tertuju padanya, karena lagi-lagi ia gagal membangkitkan semangat juang pemainnya di laga ini. Susunan pemainnya adalah bukti ia lebih memprioritaskan Liga Inggris alih-alih Piala FA, tetapi pasukan yang ia pilih seharusnya, paling tidak, bisa termotivasi dan berani menantang Man City.

    Chelsea cuma memenangkan delapan dari 18 pertandingan yang mereka mainkan di bawha Potter. Kecuali catatan tersebut diperbaiki, pelatih 47 tahun itu bisa-bisa jadi pengangguran di akhir musim, mungkin sebelumnya.

  • Phil Foden Manchester City 2022-23Getty Images

    PEMENANG: Phil Foden

    Foden adalah bagian penting kemenangan ini, berada di posisi yang tepat untuk menceploskan gol ketiga timnya untuk semakin membawa Man City tak terkejar sebelum memenangkan penalti menit akhir.

    Namun posisi Foden di tim masih menjadi sengketa, karena Jack Grealish juga berjuang mendapat tempat di starting XI Pep Guardiola.

    Tetapi pergerakan tanpa bola Foden yang jitu serta kemampuannya memasuki area-area berbahaya menjadikannya sosok yang mematikan bagi sang juara bertahan Liga Inggris.

    Foden berhasil menunjukkan mengapa ia layak masuk XI City, dan menunjukkan bahwa Guardiola harus memberinya posisi starter demi menjaga agar bintang muda Inggris itu tetap bahagia di Etihad.

  • Mason Mount Chelsea 2022-23Getty Images

    PECUNDANG: Mason Mount

    Mount digeser ke sayap kiri untuk menjadi penyokong Kai Havertz yang bermain sebagai ujung tombak, tetapi lini depan Chelsea seolah cuma pajangan karena keduanya tak bisa menciptakan satu pun peluang di laga ini.

    Havertz ditarik duluan setelah keberadaannya merugikan tim, tetapi kontribusi Mount juga tidak jauh berbeda sebelum akhirnya ditarik keluar dengan 15 menit tersisa.

    Ia gagal melakukan link-up dengan rekan-rekan di sekitarnya, dan meski memang dialah yang mencatatkan tembakan pertama Chelsea di laga ini, tembakan tersebut hanyalah sebuah sepakan lemah tak akurat.

    Sebuah penurunan tajam yang layak membuat suporter The Blues khawatir.

0