Talent Factories_ChelseaGOAL

14 Jebolan Terbaik Akademi Chelsea Sepanjang Masa: Dari John Terry, Jimmy Greaves, Sampai Reece James & Mason Mount

Chelsea, salah satu klub tersukses di Inggris pada abad ke-21, dikenal dengan strategi merekrut pemain mahal nan berbakat. Kesuksesan domestik dan Eropa The Blues berfondasikan strategi tersebut, bukan cuma untuk tim utama tetapi juga untuk akademi.

Chelsea sudah memproduksi berbagai talenta nomor wahid, berkat departemen pemandu bakat yang berusaha mengidentifikasi calon bintang di usia yang sangat belia.

Akademi Chelsea di Cobham sukses menumbuhkan banyak pemain berbakat dalam beberapa tahun terakhir, anggota tim utama seperti Reece James, Callum Hudson-Odoi, dan Mason Mount contohnya.

Mereka juga menelurkan nama-nama legendaris jauh sebelum Cobham berdiri, seperti Ron Harris, Peter Bonetti, Jimmy Greaves, John Terry, dan masih banyak lagi.

GOAL akan mengajak Anda mengenal nama-nama terbaik yang pernah ditelurkan oleh salah satu pabrik talenta jempolan sepakbola...

  • Chelsea's greatest Ron HarrisGetty Images

    Ron Harris

    Ron Harris adalah salah satu pemain teragung yang pernah dimiliki Chelsea. Masa baktinya bersama The Blues panjang umur, menghasilkan 795 penampilan – rekor bagi mereka.

    Pria yang dikenal dengan julukan 'Chopper' berkat gaya tekelnya yang keras itu merupakan jebolan akademi Chelsea, dan membuktikan ajinya di tim utama. Dia bahkan menjuarai Piala FA Remaja buat Chelsea pada 1961.

    Harris, begitu diangkat masuk tim senior, menjadi wajah Chelsea era 60-an dan 70-an. Dia memimpin The Blues mengangkat Piala FA 1970 dan trofi besar Eropa pertama mereka, yakni Piala Winners UEFA 1971.

  • Iklan
  • Peter Bonetti ChelseaGetty

    Peter Bonetti

    Peter Bonetti satu lagi legenda Chelsea yang diambil dari akademi mereka, sebelum akhirnya tampil lebih dari 700 kali buat The Blues.

    Bonetti adalah kiper top, dikenal dengan julukan "Si Kucing" berkat refleksnya dan gayanya yang anggun. Dia adalah abdi setia Chelsea, melalui berbagai tahun-tahun penuh cobaan, dan membantu mereka menjuarai Piala FA 1970 dan Piala Winners UEFA 1971.

    Bonetti cuma tampil tujuh kali buat negaranya, tapi itu cuma gara-gara Gordon Banks terlalu ampuh untuk digeser dari starting XI Inggris selama bertahun-tahun.

  • Jimmy Greaves ChelseaGetty Images

    Jimmy Greaves

    Jimmy Greaves tak membutuhkan perkenalan. Dia boleh saja dikenal berkat kisahnya bareng Tottenham Hotspur dan Inggris, tapi Greaves adalah produk akademi Chelsea.

    Sebelum menjadi salah satu striker tersubur di eranya, dia ditarik pemandu bakat masuk akademi Chelsea pada 1955, dan memulai karier profesionalnya dua tahun kemudian. Greaves cuma menghabiskan empat musim di Chelsea, tetapi mencetak lebih dari 130 gol.

    Dia lalu hijrah ke AC Milan sebelum bergabung dengan Tottenham Hotspur, di mana dia menjadi abadi sebagai topskor sepanjang masa mereka dengan 266 lesakan. Greaves juga mencetak 44 gol buat Inggris, membantu negaranya menjuarai Piala Dunia 1966.

  • Chelsea's greatest Bobby TamblingGetty Images

    Bobby Tambling

    Bobby Tambling adalah topskor sepanjang masa Chelsea (202) sampai Frank Lampard memecahkan rekornya. Namun, Tambling masih memegang rekor topskor sepanjang masa Chelsea di liga (164).

    Striker kelahiran Sussex ini bergabung dengan Chelsea pada usia 15 tahun dan melakoni debutnya dua tahun kemudian, pada 1959. Tak lama, dia langsung menjadi striker utama mereka usai Greaves hijrah ke AC Milan.

    DIa bertahan di Chelsea selama 11 tahun sebelum pindah ke Crystal Palace. Kini namanya diabadikan menjadi sebuah suite di Stamford Bridge.

  • Terry Venables ChelseaGetty

    Terry Venables

    Terry Venables mungkin lebih dikenal atas pencapaiannya sebagai manajer alih-alih pemain. Tapi dia adalah salah satu nama tersohor yang ditelurkan Chelsea.

    Venables, gelandang yang sering digadang-gadang sebagai 'Titisan Duncan Edwards' saat muda, bergabung dengan The Blues di usia 15 tahun pada 1958. DIa melakoni debut tim utama dua tahun kemudian dan mengahbiskan enam tahun di Chelsea, mengalami degradasi dan promosi. Setelah di Chelsea, dia bermain untuk klub-klub seperti Tottenham dan Queens Park Rangers (QPR).

    Sebagai manajer, Venables punya karier yang apik. Dia melatih tim-tim seperti QPR, Spurs, Barcelona, Crystal Palace, dan Leeds United. Venables juga menjabat manajer Inggris antara 1994 dan 1996. Menariknya, dia membantu Barcelona menjuarai La Liga 1985 (satu dari sedikit orang Inggris yang bisa meraihnya) dan membantu mereka mencapai final Piala Eropa (kini Liga Champions) 1986.

  • Peter Osgood ChelseaGetty

    Peter Osgood

    Peter Osgood yang jangkung dan skillful itu diangkut Chelsea sebagai anggota tim junior pada 1964, dan lalu menggoreskan karier yang gemilang di London barat, dengan 150 gol di semua kompetisi.

    Osgood adalah striker yang tampil gemilang di momen-momen genting. Dia mencetak gol di semua putaran Piala FA saat menjuarainya di musim 1969/70, termasuk mencetak gol di final ulangan versus Leeds.

    Dia juga mencetak gol di final Piala Winners UEFA 1971 ke gawang Real Madrid, menyamakan kedudukan buat Chelsea di final pertama sebelum mencetak gol lagi di final ulangan.

    Setelah mangkat pada 2006, abu Osgood dikubur di bawah titik penalti dekat Shed End di Stamford Bridge. Chelsea pun menghormati legendanya dengan sebuah patung di luar Stamford Bridge.

  • Ray Wilkins ChelseaGetty

    Ray Wilkins

    Ray Wilkins adalah jebolan akademi Chelsea dan melakoni debutnya pada 1973 di usia 17 tahun. Dia langsung terkenal sebagai gelandang berkelas selama enam musim bareng The Blues. Dia bahkan dipercaya sebagai kapten pada 1975 setelah Chelsea degradasi, dan membantu klub kembali promosi pada 1977.

    Wilkins akhirnya hijrah ke Manchester United pada 1979 setelah Chelsea degradasi lagi. Dia juga sempat bermain untuk klub-klub seperti AC Milan, QPR, Paris Saint-Germain, dan Rangers.

    Dia juga mengapteni Inggris dalam 10 dari 84 penampilannya buat The Three Lions. Wilkins meninggal dunia di usia 61 2018 lalu.

  • Graeme Le Saux | ChelseaGetty

    Graeme Le Saux

    Le Saux, lahir di Jersey, hijrah ke Chelsea di usia 19 tahun pada 1987 lalu setelah ditemukan pemandu bakat pada sebuah turnamen lokal. Setelah bermain impresif buat tim akademi, Le Saux melakoni debut tim utama pada 1989.

    Meski masa bakti pertama sang winger-yang-disulap-jadi-bek-kiri itu berakhir dengan kontroversi pada 1993, dia akhirnya balik lagi ke Chelsea sebagai bek termahal di sepakbola Inggris setelah beberapa musim bersama Blackburn Rovers.

    Total, dia melakoni lebih dari 400 penampilan buat Chelsea, menjuarai Piala Liga, Piala Winners UEFA, dan Piala Super UEFA pada 1998. Le Saux juga tampil 36 kali buat timnas Inggris.

  • JOHN TERRY CHELSEAGetty Images

    John Terry

    Apakah Terry pemain terbaik yang pernah diproduksi Chelsea? Sulit untuk membantahnya.

    Bek tengah asal Inggris ini adalah kapten tersukses Chelsea, memimpin mereka menjuarai lima Liga Primer Inggris, satu Liga Champions, empat Piala FA, dan satu Liga Europa.

    Awalnya anggota akademi West Ham, Terry hijrah ke Chelsea di usia 14 tahun. Dia merangsek naik level dan melakoni debut tim seniornya di usia 17 tahun pada 1998.

    Setelah sempat dipinjamkan ke Nottingham Forest pada 2000, Terry langsung menjadi langganan tim utama.

    Terry mengoleksi 717 penampilan buat Chelsea, dan jamak dianggap sebagai bek terbaik di dunia di era primanya. Dia juga tampil 78 kali buat Inggris.

  • Andreas Christensen ChelseaGetty Images

    Andreas Christensen

    Chelsea memang dikenal punya mata elang dalam soal mengidentifikasi talenta muda di penjuru Eropa, dan itu dibuktikan oleh perekrutan Andreas Christensen dari Brondby saat usianya baru 15 tahun.

    Setelah melakoni debut pada usia 17, bek sentral Denmark itu dipinjamkan ke Borussia Monchengladbach, di mana nilai pasarnya meroket. DIa lalu menjadi anggota tim utama secara reguler begitu kembali ke Chelsea.

    Christensen tampil lebih dari 160 kali buat Chelsea sebelum hijrah ke Barcelona pada musim panas 2022.

    Dia menggantikan Thiago Silva pada menit ke-39 final Liga Champions kontra Manchester City, membantu The Blues menjaga clean sheet dan memenangkan laga tersebut dengan skor 1-0.

  • Mason Mount Chelsea Crystal Palace FA Cup 2021-22Getty

    Mason Mount

    Mason Mount adalah kisah sukses yang masih segar di akademi Chelsea.

    Gelandang energik ini adalah fans berat Frank Lampard dan bergabung dengan Chelsea di usia enam thaun 2005 lalu. Dia berprogres dengan stabil, menjuarai Piala FA Remaja dua kali dan Liga Pemuda UEFA satu kali. Dia juga meraih penghargaan Pemain Akademi Terbaik Chelsea tahun 2017.

    Peminjaman ke Vitesse dan Derby County (di mana dia dilatih Frank Lampard) berbuah manis. Larangan transfer yang dijatuhkan ke Chelsea membuka kesempatan bagi Mount untuk bersinar di musim 2019/20, dan dia memanfaatkannya dengan baik.

    Baru 23 tahun, dia sudah menjadi bagian terpenting skuad Chelsea saat ini. Assist-nya buat Kai Havertz di final Liga Champions 2021, yang dimenangkan The Blues dengan skor 1-0, semakin membuatnya dielu-elukan fans.

  • Declan Rice West Ham 2022Getty

    Declan Rice

    Pemain kelahiran London ini adalah gelandang paling diambakan di Inggris saat ini. Declan Rice adalah pilihan utama Inggris di bawah Gareth Southgate, dan memainkan peran penting saat The Three Lions mencapai final Euro 2020.

    Namun, bintang West Ham ini adalah produk akademi Chelsea. Dia bergabung dengan mereka di usia tujuh tahun pada 2006. Tapi, setelah delapan tahun, The Blues melepasnya.

    Rice akhirnya hijrah ke akademi West Ham, dan sejak saat itu tumbuh menjadi salah satu gelandang bertahan terbaik di Liga Primer Inggris.

    Chelsea pun saat ini disebut-sebut sebagai salah satu klub yang tertarik mendatangkannya. Mungkin, mereka akan memulangkan sang mantan yang mereka campakkan.

  • Reece James

    Seperti Mount, James adalah satu lagi kisah sukses akademi Chelsea yang masih segar. Bek kanan 22 tahun ini membersamai Chelsea di sepanjang karier juniornya, kecuali saat sebentar main untuk Fulham.

    James mengapteni Chelsea jadi juara Piala FA Remaja pada 2017, dan langsung digadang-gadang jadi calon bintang. Setelah dipinjamkan ke Wigan, James mulai merebut tempat di tim utama Chelsea, berkat kemampuan crossing-nya dan kebolehannya mencetak gol.

    DIa pun menjadi pencetak gol termuda dalam sejarah Chelsea di Liga Champions pada 2019, ketika di mencetak gol ke gawang Ajax di laga dramatis yang berakhir dengan skor 4-4.

    Penampilan brilian James bahkan menarik minat klub raksasa seperti Real Madrid, tapi Chelsea bertekad untuk terus mempertahankan salah satu pemain paling populer yang mereka produksi sendiri.

  • Callum Hudson-Odoi Chelsea 2021-22Getty

    Callum Hudson-Odoi

    Banyak yang menganggap Callum Hudson-Odoi adalah salah satu pemain paling berbakat yang pernah lulus dari Cobham.

    CHO bergabung dengan Chelsea pada 2007 dan digadang-gadang menjadi bintang potensial di usia yang sangat muda. Dia menjuarai dua Piala FA Reamaja, dan merupakan anggota penting Inggris yang memenangi Piala Dunia U-17 2017 lalu.

    Setelah menembus tim utama pada 2017/18, berbagai harapan hinggap di pundak Hudson-Odoi. Raksasa Jerman Bayern Munich pun menawarnya, tapi Chelsea kekeuh menolaknya. Dia sudah mendapatkan tiga caps buat Inggris dan mengoleksi lebih dari 100 penampilan buat The Blues.

    Meski cedera menghambat progresnya dan menit bermainnya semakin berkurang di musim 2021/22, dia masih berusia 21 tahun dan fans Chelsea bakal berharap dia bisa 'meledak' musim depan.