Casemiro:
Ternyata dia bukan cuma sekadar 'pekerja kasar', ya? Tak banyak gelandang yang lebih baik di turnamen ini dibanding Casemiro, dan di sini, bintang Manchester United itu menghadirkan momen match-winning untuk menemani penampilannya yang memang mencolok di dua laga pertama.
Dia memang membutuhkan bantuan deflection, saat sepakan separuh volinya menyenggol tubuh bek Manchester City Manuel Akanji dalam perjalanannya menembus pojok kanan gawang, tapi Casemiro pantas menjadi pahlawan bagi pasukan Tite, setelah lagi-lagi menyajikan penampilan tanpa cela di lini tengah.
Kemampuan Casemiro membaca permainan dan menutup ruang sangatlah vital bagi cara bermain Brasil. Dan jika ia bisa ikut menyumbang gol juga maka betapa terberkatinya sang juara dunia lima kali.
Skuad Tite:
Memang butuh waktu dan suka telat panas, tapi ada rasa kemenangan yang tak terhindarkan bagi Brasil di sini, persis seperti saat melawan Serbia.
Sederhananya, lini depan mereka terlalu berkualitas untuk gagal. Bahkan tanpa sang andalan, Neymar yang cedera, jajaran talenta yang Tite miliki di skuadnya benar-benar bikin negara lain iri dan bergidik.
Richarlison kesulitan? Masuklah Gabriel Jesus. Raphinha mulai loyo? OK, mari kita coba Antony. Saat pertandingan berjalan sengit, Tite bisa memanggil salah satu gelandang yang paling on fire di Liga Primer Inggris dalam diri Bruno Guimaraes, dan salah satu pesepakbola muda paling berbakat dalam diri Rodrygo.
Semua pengganti memberi impak positif. Salah satunya, Rodrygo, memberi assist gol kemenangan, saat umpan pendeknya mengalir ke Casemiro di ujung kotak penalti, dan jika bukan karena blok brilian Akanji, wonderkid Real Madrid itu bisa menggandakan keunggulan Brasil.
Beberapa orang mungkin bakal bilang bahwa pelatih harusnya bisa lebih memaksimalkan daya ledak skuad Tim Samba, tapi saat ini Brasil berada tepat di tempat yang mereka inginkan; di 16 besar, mencatatkan clean sheet, dan tahu bahwa mereka bisa mengalahkan tim mana pun di Piala Dunia.
Alisson Becker:
Dua laga, dua clean sheet, nol tembakan akurat dihadapi. Qatar ternyata menjadi sekadar tempat piknik bagi sang kiper. Bintang Liverpool ini seolah menjadi penonton kontra Serbia, dan ia hampir sama sekali tak diperlukan di laga ini saat rekan-rekannya kembali mempertontonkan kemampuan bertahan yang solid. Dengan Marquinhos dan Thiago Silva bereuni di area bek sentral, dengan Casemiro berpatroli di depannya serta Alex Sandro dan Eder Militao menjaga area sayap, Brasil terlihat sebagai tim paling kokoh di Piala Dunia. Kalau pun itu masih bisa ditembus, mereka masih memiliki salah satu (jika bukan) kiper terbaik di dunia. Kita cuma belum mendapat kesempatan melihatnya beraksi saja.