- Kompetisi di liga besar Eropa mendekati akhir
- Calvin Verdonk berbicara tentang bursa transfer
- Sang pemain menghindari karir di dua negara
NEC NijmegenCalvin Verdonk: Saya Tak Sanggup Main Di Liga Primer Inggris
APA YANG TERJADI?
Menjelang berakhirnya kompetisi di Eropa pada bulan depan, pemberitaan terkait bursa transfer pemain makin menghangat, dan itu termasuk sejumlah penggawa timnas Indonesia yang merumput di benua biru. Bek timnas Indonesia Calvin Verdonk tak memungkiri dirinya bisa saja meninggalkan NEC Nijmegen, namun hal itu masih jauh dari pikirannya. Tetapi yang pasti, Verdonk tidak akan memilih Inggris dan Portugal sebagai kelanjutan karirnya.
GAMBARAN BESAR
Nama Verdonk sempat mencuat ke permukaan pada bursa transfer musim dingin ketika namanya dikaitkan dengan salah satu raksasa Belanda, PSV Eindhoven. Tetapi tidak ada realisasi nyata dari kabar tersebut. Pemain yang akan berusia 28 tahun pada 26 April ini masih terikat kontrak dengan NEC hingga 2028. Walau begitu, tidak menutup kemungkinan Verdonk berkarir di luar Belanda.
AFPAPA YANG DIKATAKAN VERDONK?
“Saya tidak punya istilah pilihan impian, tetapi mungkin lebih ke finansial. Saya sudah mulai cukup tua sebagai pesepakbola,” ujar Verdonk dikutip lama Forza NEC.
“Saya penasaran untuk melihat apakah saya bisa bertahan di kompetisi lima besar Eropa. [Tetapi] Saya rasa saya tidak sanggup bermain Liga Primer. Semuanya berjalan begitu cepat dan sangat membutuhkan fisik dengan banyak pertandingan. Mungkin di Bundesliga.”
“Saya tidak begitu mengenal Serie A, tetapi saya rasa sejumlah pemain dari tim kami dapat bersaing di sana. Mungkin La Liga, tidak banyak pemain Belanda yang bermain di sana, terutama di klub-klub kecil.”
OGAH KE PORTUGAL
Sementara mengenai kemungkinan berkarir di luar lima liga besar Eropa, Verdonk menyatakan, Portugal bukan negara yang ditujunya. Verdonk sempat memperkuat Famalicao pada 2020 hingga 2022, namun tidak bersinar di sana, terlepas saat itu sedang ada wabah COVID-19.
“Ada banyak orang dari Amerika Selatan yang hampir tidak bisa berbahasa Inggris. Itu membuat saya sulit beradaptasi. Saya merindukan suasana rumah,” kenang Verdonk.
“Jika Anda tidak merasa nyaman di luar sepakbola, Anda akan menyadari itu tidak akan berhasil di lapangan. Saya merasa betah di sini, dan saya pikir Anda juga bisa melihatnya di lapangan.”

