GettyBerita Liga Inggris - Statistik Mengejutkan Manchester United, Gambaran Buruknya Musim 2018/19
GettyRekor buruk Mourinho di awal kompetisi
Manchester United meraup 26 poin setelah 17 pertandingan pertama liga musim ini di bawah Jose Mourinho, poin terburuk mereka di kasta tertinggi dengan jumlah laga yang sama sejak 1990/91 (juga 26 poin).
United juga hanya meraih 176 poin EPL di bawah pelatih Portugal tersebut, lebih sedikit dibandingkan Manchester City (222), Tottenham Hotspur (202), Chelsea (200) dan Liverpool (196) sejak Agustus 2016.
Getty ImagesDipermalukan rival klasik, Liverpool
Opta mulai mencatat data dari musim 2003/04, tetapi dalam 15 tahun tersebut, United tidak pernah menerima tembakan (36) sebanyak musim ini saat tumbang 3-1 di markas Liverpool pada Desember. Kemenangan atas rival besar mereka membuat The Reds unggul 19 poin atas United.

Catatan gagal clean sheet terburuk dalam 45 tahun
David de Gea menjadi salah satu kiper terbaik Liga Primer Inggris dalam beberapa musim terakhir, tetapi performa buruk plus lini belakang yang inkonsisten, membuat United melalui 13 laga tanpa clean sheet di kompetisi, catatan terburuk sejak Agustus 1971.
Terlebih lagi, dalam periode ini mulai Februari hingga April 2019, mereka gagal mencetak gol dalam lima pertandingan.

Lima kekalahan tandang beruntun
Performa tandang United pada musim semi 2019 menjadi yang terburuk sejak Maret 1981, ketika Setan Merah asuhan Dave Sexton juga tumbang pada lima laga tandang beruntun di semua ajang.
Lima kekalahan tandang yang diderita United adalah kalah 2-0 dari Arsenal, dua kekalahan 2-1 dari Wolves pada liga dan Piala FA, dan juga kekalahan 3-0 dari Barcelona plus dipermak Everton empat gol tanpa balas.
Getty ImagesRekor kemasukan terbanyak di EPL
United mencatat rekor baru di Liga Primer Inggris untuk kemasukan gol (52 sejauh ini). Musim 2018/19 adalah pertama kalinya mereka kemasukan 50 gol di EPL dan yang terburuk dalam satu musim sejak 1978/79, ketika mereka kemasukan total 63 gol.
Getty ImagesKekalahan terbesar keempat klub di Liga Primer Inggris
Kekalahan 4-0 saat bertandang ke Everton pada April silam menjadi kekalahan terbesar Man United sejak 2016, tetapi juga menjadi terbesar keempat dalam era EPL.
Kekalahan pada 2016 juga berakhir dengan skor 4-0 tetapi saat melawan Chelsea. Hanya tiga pertandingan yang berakhir lebih buruk bagi Setan Merah, ketiganya dengan lima gol – melawan Newcastle (0-5 pada 1996), Chelsea (0-5 pada 1999) dan Manchester City (1-6 pada 2011).
GettyManchester jadi biru saat Guardiola menaklukkan Old Trafford
Pep Guardiola menjadi manajer pertama yang meraih kemenangan dalam tiga laga tandang perdana ke Old Trafford, mengungguli pencapaian Sam Allardyce dan Ronald Koeman, yang keduanya memenangi dua laga tandang pertama ke Theatre of Dreams.
Michael ReganKekalahan agregat terbesar di Eropa
Manchester United memiliki beberapa malam yang istimewa di Eropa musim ini, tetapi mereka menelan kekalahan telak 3-0 di Camp Nou, membuat agregat menjadi 4-0 setelah sebelumnya Blaugrana menang 1-0 di Old Trafford.
Itu menjadi rekor terburuk United dalam dua leg babak gugur di Eropa, kekalahan terbesar sebelumnya ketika tumbang 5-2 dari AC Milan pada semi-final Piala Eropa 1957/58 dan 4-1 dari Atletico Madrid pada 16 besar Piala Winners 1991/92.
GettyLaga tandang terakhir mengecewakan
Manchester United seharusnya menutup laga tandang musim ini dengan positif saat mengunjungi Huddersfield Town yang sudah dipastikan terdegradasi.
The Terriers hanya memiliki 14 poin sebelum menjamu Setan Merah, namun mereka berhasil menghentikan sembilan kekalahan beruntun di EPL dengan hasil imbang 1-1 melawan United.
Ini menjadi pertama kali sejak 2011/12 ketika Alex Ferguson gagal membawa Manchester United meraih kemenangan pada laga tandang terakhir.
GettyGagal empat besar
Hanya empat kali dalam era Liga Primer Inggris, Manchester United gagal lolos ke Liga Champions.
Nasib United musim depan ditentukan dengan hasil imbang 1-1 di Huddersfield, yang juga memastikan mereka gagal meraih 70 poin musim ini.
Mereka saat ini berada dalam poin terendah kedua sejak 1992 (66 poin), musim 18/19 juga menjadi yang keempat mereka gagal menembus 70 angka - hal yang tidak pernah terjadi saat Alex Ferguson masih menukangi Setan Merah.
Iklan

