Sang manajer layak diberi kredit sebesar-besarnya atas start ciamik Arsenal. Ia mengambil berbagai keputusan besar dan sejauh ini semuanya terbukti visioner.
Keputusan untuk menjadikan Odegaard kapten sangat jitu, sementara dukungan tanpa lelahnya buat Granit Xhaka - yang kini tampil beda 180 derajat - mulai mendatangkan cuan.
Di lini belakang, Arteta harus putar otak agar pemain-pemain tertentu sesuai dengan sistemnya. Ia memilih untuk menduetkan William Saliba dengan Gabriel Magalhaes di posisi bek sentral dan menggeser Ben White ke bek kanan, menepikan Takehiro Tomiyasu yang selama ini selalu dapat diandalkan.
Banyak yang meragukan White bisa main bagus di posisi itu, tetapi sejauh ini ia menjadi salah satu bintang Arsenal yang paling terang.
Dekrit Arteta untuk menempatkan Tomiyasu di bek kiri saat mengalahkan Liverpool juga merupakan buah pikir yang mujarab. Awalnya memang mengundang kernyitan dahi, apalagi dengan ada Kieran Tierney di bench, tetapi Tomiyasu yang dominan kaki kanan tokcer memandulkan Mohamed Salah, sampai-sampai bintang Mesir itu ditarik keluar dengan 20 menit tersisa.
Seperti tim racikannya, Arteta masih relatif muda dan minim pengalaman. Sambil menyelam minum air, ia melatih sambil belajar. Tapi sejauh ini, mayoritas keputusannya efektif menghidupkan asa juara Arsenal.