Arsenal GFXGetty/GOAL

10 Laga, 9 Menang! Di Balik Start Pemecah Rekor Arsenal Musim Ini, Gelar Liga Primer Bukan Lagi Mimpi Siang Bolong!

Sepuluh laga, sembilan menang, 27 poin. Arsenal menapaki start terbaik dalam sejarah mereka di Liga Primer Inggris.

Belum pernah sebelumnya The Gunners mengumpulkan poin sebanyak ini di pekan ke-10. Armada-armada terbaik Arsene Wenger pun tak kuasa.

Tim Mikel Arteta sekarang melayang di puncak klasemen dengan terpaut empat poin dari pesaing terdekat usai mengalahkan Leeds United 1-0 di Elland Road, Minggu (16/10), sementara Manchester City keok di kandang Liverpool di hari yang sama.

Lantas, bagaimana bisa Arsenal setrengginas ini? Apa alasan di balik start pemecah rekor ini? GOAL coba menjawabnya...

  • Gabriel Jesus Arsenal Aston Villa 2022-23Getty Images

    Kehadiran Jesus

    Mustahil meremehkan impak Gabriel Jesus buat Arsenal. Kedatangannya dari Manchester City di musim panas sukses mentransformasi serangan pasukan Mikel Arteta.

    Sudah terlihat sejak musim lalu, bahwa The Gunners membutuhkan titik tumpu baru di lini depan. Dengan Alexandre Lacazette di tengah, Arsenal kekurangan mobilitas maupun ancaman di kotak penalti. Buntutnya, mereka terlalu mengandalkan Bukayo Saka dan Emile Smith Rowe untuk mencetak gol.

    Namun itu berubah total dengan adanya Jesus. Striker Brasil tersebut telah mencetak lima gol dalam 10 laga Liga Primer Inggris, lebih dari yang bisa dicetak Lacazette di sepanjang musim lalu, sembari menyumbang tiga assist.

    Tetapi impak Jesus bukan cuma gol saja. Work rate serta pressing-nya mampu mengatur irama Arsenal dari depan. Ia selalu menjadi masalah bagi bek lawan berkat pergerakannya.

    Ia juga menghadirkan mentalitas pemenang ke dalam skuad yang relatif muda dan berperan menjadi pemimpin bareng duo kapten martin Odegaard dan Granit Xhaka.

  • Iklan
  • Gabriel Martinelli Bukayo Saka Granit Xhaka Arsenal 2022-23Getty

    Muda, beda, dan berbahaya!

    Arsenal adalah tim termuda kedua di Liga Primer Inggris musim ini, hanya kalah dari Southampton, dan darah-darah muda itulah yang menjadi kunci di balik kesuksesan The Gunners di 10 laga pertama.

    Gol kemenangan Bukayo Saka di Leeds kemarin Minggu adalah gol liga ke-24 yang dicetak Arsenal musim ini, sembilan darinya dicetak oleh pemain usia 21 tahun atau lebih muda.

    Itu juga merupakan gol ke-55 Arsenal yang diceploskan oleh pemain usia 21 tahun atau lebih muda di sepanjang masa bakti Arteta; 23 gol lebih banyak dari klub lain.

    Tim semuda itu mungkin ada kekurangannya saat sudah mencapai akhir musim, seperti yang dibuktikan oleh musim 2021/22 ketika Arsenal tak bisa finis empat besar di pekan-pekan berdarah.

    Namun untuk saat ini, semangat muda itu menjadi bagian penting dari start brilian The Gunners musim ini.

  • Premier League Leeds Arsenal record ArtetaGetty Images

    Kepemimpinan Arteta

    Sang manajer layak diberi kredit sebesar-besarnya atas start ciamik Arsenal. Ia mengambil berbagai keputusan besar dan sejauh ini semuanya terbukti visioner.

    Keputusan untuk menjadikan Odegaard kapten sangat jitu, sementara dukungan tanpa lelahnya buat Granit Xhaka - yang kini tampil beda 180 derajat - mulai mendatangkan cuan.

    Di lini belakang, Arteta harus putar otak agar pemain-pemain tertentu sesuai dengan sistemnya. Ia memilih untuk menduetkan William Saliba dengan Gabriel Magalhaes di posisi bek sentral dan menggeser Ben White ke bek kanan, menepikan Takehiro Tomiyasu yang selama ini selalu dapat diandalkan.

    Banyak yang meragukan White bisa main bagus di posisi itu, tetapi sejauh ini ia menjadi salah satu bintang Arsenal yang paling terang.

    Dekrit Arteta untuk menempatkan Tomiyasu di bek kiri saat mengalahkan Liverpool juga merupakan buah pikir yang mujarab. Awalnya memang mengundang kernyitan dahi, apalagi dengan ada Kieran Tierney di bench, tetapi Tomiyasu yang dominan kaki kanan tokcer memandulkan Mohamed Salah, sampai-sampai bintang Mesir itu ditarik keluar dengan 20 menit tersisa.

    Seperti tim racikannya, Arteta masih relatif muda dan minim pengalaman. Sambil menyelam minum air, ia melatih sambil belajar. Tapi sejauh ini, mayoritas keputusannya efektif menghidupkan asa juara Arsenal.

  • Arsenal Emirates Cup 2022

    Pramusim sempurna

    Ini sangat krusial bagi Arsenal. Arteta akhirnya mendapatkan kesempatan menggelar pramusim yang proper bersama skuadnya untuk pertama kalinya semenjak menggantikan Unai Emery, dan ia sangat memaksimalkan kesempatan ini.

    Pemain-pemain baru, Gabriel Jesus dan Oleksandr Zinchenko, diintegrasikan sedini mungkin, begitu pula dengan William Saliba - yang akhirnya menjadi bagian dari skuad Meriam London setelah berkeliling Prancis dalam tiga masa peminjaman.

    Tur pramusim di Amerika Serikat sukses besar, di mana Arsenal memenangkan kedua laga - termasuk membantai Chelsea 4-0 di Orlando.

    Jesus langsung nyetel dan semangat juang mereka terasa kuat, dan itu disoroti oleh semua yang tergabung dalam tur itu.

    Arsenal mengakhiri pramusim dengan memermak Sevilla 6-0 di Emirates Cup. Artinya mereka memenangkan tiap-tiap laga uji coba mereka di musim panas.

    Saat itu, skuad Arteta nampak siap tancap gas di Liga Primer, dan kini mereka melakukannya dengan brilian.

  • Zinchenko Arteta ArsenalGetty

    Cerdas merekrut

    Rekrutmen Arsenal di musim panas tokcer betul.

    Gabriel Jesus sensasional sejak didatangkan dari Man City, Oleksandr Zinchenko juga tak mau kalah. Bintang Ukraina itu memang diterpa cedera di beberapa pekan terakhir, tetapi ia selalu berkualitas tiap kali masuk starting XI.

    Fabio Vieira juga sesekali menunjukkan alasan mengapa Arsenal rela berinvestasi £30 juta demi memboyongnya dari Porto. Playmaker Portugal itu terlihat seperti talenta sejati dan berhasil memperkuat kedalaman skuad The Gunners.

    William Saliba memang bukan rekrutan anyar, tapi rasanya, sih, demikian. Banyak yang mengutuk keputusan Arsenal untuk terus meminjamkannya selama tiga tahun terakhir, tapi berkat itu Saliba jadi lebih siap menghadapi kerasnya Liga Primer Inggris.

    Untuk pertama kalinya semenjak Arteta tiba, ia memili skuad yang seperti racikannya sendiri. Berbagai pemain besar tak kontributif dipersilakan pergi dan pemakan gaji buta sudah disingkirkan.

    Ia menyusun skuad baru yang lapar, muda, dan beringas, dan Anda bisa melihat hasilnya di lapangan dan di papan klasemen.

  • Aaron Ramsdale Arsenal Newcastle Premier League 2021-22Getty

    Patah hati musim lalu

    Seperih-perihnya penghujung musim lalu untuk Arsenal, ia menjadi pembelajaran berharga bagi skuad muda mereka.

    Sakit hati gagal lolos Liga Champions di pekan terakhir pasti sulit ditelan, dan tak mustahil berdampak negatif di musim depannya.

    Tetapi, para pemain justru menanggapinya dengan positif dan menyulap kekecewaan itu menjadi bahan bakar kesuksesan musim ini.

    "Pengalaman akhir musim kemarin menambahkan semangat dan mentalitas kami," aku kiper Aaron Ramsdale pasca kemenangan di Derbi London Utara atas Tottenham.

    "Bukan cuma anak-anak baru yang membawa mental pemenang. Kami semua memiliki api membara dalam diri setelah apa yang terjadi akhir musim lalu."

    Arteta kerja keras bagai kuda sejak musim panas untuk menyuntikkan keyakinan baru bagi skuadnya. Ia tak ingin anak asuhnya melupakan perasaan itu, perasaan setelah kekalahan-kekalahan krusial mengubur mimpi mereka. Ia ingin mereka mengingat perasaan itu agar mereka bisa memberikan segalanya demi tak merasakannya lagi.

    Dan tak ada yang perlu meragukannya: Arsenal sekarang jauh berbeda dengan pesakitan yang tersandung di rintangan terakhir beberapa bulan lalu.

  • Arsenal fans 2022-23

    Pemain ke-12

    Tak ada indikator yang lebih baik untuk mengukur persatuan di tubuh Arsenal saat ini dibandingkan dengan level dukungan yang mereka terima dari Gooners. Para suporter selalu di belakang mereka, dan itu ditunjukkan baik kandang maupun tandang.

    Arteta sampai berbusa menyampaikan betapa pentingnya peranan fans, dan semua pemain juga bisa merasakannya.

    Koneksi antara fanbase dengan tim ini sudah bertahun-tahun renggang, bahkan sejak sebelum kedatangan Arteta. Itulah mengapa ia bertekad untuk memperbaiki hubungan yang kendur tersebut.

    Ia berhasil, dan ia menganggapnya sebagai salah satu pencapaian terbesarnya semenjak menjadi bos di Emirates.

    Sekarang, mau Arsenal kebobolan atau bikin blunder, para suporter tetap di belakang mereka, seperti ketika Gooners menepuk tangani dan menyemangati Saliba setelah ia bikin gol bunuh diri di laga vs Leicester.

    Fans menjadi pembeda.

  • Granit Xhaka Arsenal 2022-23Getty Images

    'Mentality monster'

    Salah satu yang paling kentara dari start Arsenal musim ini adalah bagaimana mereka menghadapi kesulitan. Tiap kali kebobolan, mereka mampu langsung bangkit dan mencetak gol balasan, seperti yang mereka lakukan melawan Leicester, Aston Villa, Fulham, dan Liverpool.

    Dan cara mereka merespons satu-satunya kekalahan yang mereka telan, di kandang Manchester United, juga sama impresifnya.

    Mereka bisa saja tertunduk lesu setelah disikat di Old Trafford, tetapi, alih-alih, mereka berdiri tegap dengan mencatatkan tujuh kemenangan beruntun di semua kompetisi.

    Arsenal selalu dipandang sebagai tim bermental tempe dalam beberapa tahun terakhir. Sepertinya, anggapan itu sudah basi...