Romeo Lavia Southampton 2022-23Getty Images

Alasan Kenapa Klub Besar Liga Primer Inggris Harus Kejar Aset Remaja Southampton Romeo Lavia

Reputasi pemain Southampton untuk musim 2022/23 ini mungkin anjlok, karena klub dipastikan harus terdegradasi dan bermain di Championship untuk musim depan. Namun, hal itu tidak terjadi pada Romeo Lavia.

Gelandang berusia 19 tahun tersebut membuat namanya dikenal dan masuk radar banyak klub, kendati pencapaian Soton jauh dari kata membahagiakan atau positif pada musim ini.

Pemain timnas Belgia ini membuat impak besar pada lini tengah Soton, dengan harga £10 million yang harus ditebus Southampton dari Manchester City. Performa Lavia dikagumi suporter, bahkan dilaporkan sudah menarik minat klub besar di dalam negeri.

Liverpool akan menghadapi Southampton pada akhir pekan ini di St Mary's pada laga penutup musim 2022/23. The Reds juga disebut sebagai pengagum Lavia, dan bisa saja menjadikannya sebagai bintang masa depan Anfield.

  • Romeo Lavia Manchester City 2021Getty

    'Disekolahkan' dengan cara yang benar

    Melihat bagaimana Lavia bermain, bisa dinilai bahwa ia benar-benar mendapat latihan yang baik dalam sepakbola. Lahir di Brussels dengan garis keturunan Ghana, ia gabung Anderlecht pada usia delapan tahun dan berproses dengan baik hingga dikontrak Manchester City pada usia 16 tahun di tahun 2020.

    Ia berkembang dengan baik selama di Etihad. Meski sebenarnya punya bodi kecil, ia punya ketenangan, daya tangkap dan kemampuan untuk memainkan bola di bawah tekanan -- yang artinya dia terbiasa untuk bermain sebagai deep-lying playmaker di City's Elite Development Squad (EDS), di mana ia bermain bersama Cole Palmer, James McAtee, Liam Delap dan Samuel Edozie, hingga Gavin Bazunu dan bek Juan Larios -- yang ikut gabung ke Soton pada musim panas lalu.

    Program EDS itu telah membuat Man City satelit menjuarai Liga Primer 2 pada 2021 dan 2022, dan Lavia adalah salah satu contoh kesuksesan tersebut.

  • Iklan
  • Fernandinho Manchester City Liverpool 03012019Clive Brunskill

    Belajar dari yang terbaik

    Kenyataan bahwa Lavia mampu beradaptasi dengan baik di Southampton, membuat 33 penampilan di seluruh kompetisi musim ini, memang mengesankan, tapi tidak sepenuhnya mengejutkan. Itu karena dia telah mendapat dua tahun di Manchester City bersama skuad utama.

    Pengaruh dari Fernandinho sangat membantu para pemain muda tentang bermain sebagai gelandang bertahan. Dalam wawancara dengan Goal pada 2021, Lavia menjelaskan bagaimana Fernandinho telah menjadi sumber inspirasinya.

    "Saya banyak melihat Fernandinho dan [Sergio] Busquets," ucapnya. "Dua pemain itu dominan dalam pertandingan sebagai gelandang bertahan, makanya saya banyak mengamati mereka. Fernandinho tahu apa yang dia lakukan - dia tidak hanya berlari untuk lari. Dia seperti otak dari tim. Ketika Anda muda Anda ingin berlari, ke kiri ke kanan - tapi ketika anda tahu apa yang dia lakukan dia tidak banyak berlari, tapi tetap efektif. Itu hal yang terus saya pelajari dari dia."

  • Romeo Lavia Southampton 2022-23Getty

    Kerasan di Southampton

    Di Southampton, Lavia paham bahwa dia punya peran besar yang harus dijalani. Dia secara efektif menjadi pengganti Oriol Romeu, yang telah mengomandoi lini tengah Soton dalam tujuh musim terakhir dan secara mengejutkan dijual ke Girona pada September.

    Romeu dikenal dengan gaya keras namun tenang ketika menguasai bola, dan secara cepat Lavia yang sebenarnya punya gaya berbeda secara umum, menyingkirkan hal membosankan dari gaya Romeu. Tentunya, tetap ada ketenangan dalam dirinya yang masih belia, dan kemampuan membaca permainan serta mempertahankan penguasaan bola membuat dia secara instan disukai oleh suporter.

    "Anda bisa jelas melihat bahwa dia punya kemampuan," ucap kapten tim, James Ward-Prowse, September lalu. "Dan dia tahu apa yang dia lakukan jadi Anda tidak perlu banyak memberikan dia arahan."

    "Anda bisa segera melihat keinginan dia dan semacam sikap 'tak pernah takut' yang dimiliki pemain muda. Mereka ingin menguasai bola dan mereka ingin terlibat dan melakukan semuanya. Sangat menyenangkan menjadi bagian dan semua nantinya tergantung bagaimana pemain berpengalaman sekitarnya membantu dia dalam kariernya."

    Sayangnya, perjalanan di Soton berakhir dengan degradasi, namun jika Ward-Prose adalah pemain yang Anda harapkan bisa digaet dari Soton, maka Lavia juga sama baiknya.

  • Romeo Lavia Southampton Chelsea Premier League 2022-23Getty Images

    Tawaran gila Chelsea

    Banyak yang mulai kagum ketika Lavia muncul pada musim panas lalu. Bahkan banyak yang berharap Manchester City bisa memaksimalkannya, tapi perekrutan Kalvin Phillips dari Leeds secara efektif mengakhiri gagasan itu. Dan ada lebih banyak keheranan ketika, hanya beberapa minggu setelah kedatangan Lavia di Southampton, Chelsea mencoba mengontraknya, menawarkan Saints keuntungan langsung dan besar dari investasi mereka.

    Sejujurnya, sulit untuk memahami ini, kata bos Southampton saat itu Ralph Hasenhuttl. “Biarkan mereka memainkan musim yang bagus. Saya ingat ketika saya bermain, Anda membutuhkan dua atau tiga musim yang bagus sebelum orang membicarakan Anda sebagai musim yang bagus. Sementara itu, tiga atau empat pertandingan sudah cukup.

    "Beri mereka waktu, tetap tenang. Saya tahu bahwa Anda ingin memiliki bintang dan menciptakan bintang, tetapi itu tidak membantu para pemain dan sangat sering terjadi sebaliknya. Inilah mengapa saya mencoba untuk membuat mereka tetap membumi dan membiarkan mereka melakukan apa yang mereka bisa. pekerjaan."

    Pendekatan Chelsea, yang diyakini bernilai £50 juta, lalu ditolak, tetapi Chelsea tetap menjadi pengagumnya. Co-director rekrutmen dan bakat mereka, Joe Shields, adalah salah satu dari mereka yang bertanggung jawab untuk membawa Lavia ke Southampton, setelah sebelumnya bekerja sebagai kepala perekrutan akademi di Manchester City, dan pencari bakat secara teratur menghadiri pertandingan di St Mary's, dengan laporan mereka yang sangat banyak tentang Lavia, dan sangat positif.

  • Romeo Lavia Southampton v Liverpool 2022Getty

    Liverpool coba membidik?

    Liverpool juga menyadari progres dari Lavia. The Reds dilaporkan masuk barisan klub yang siap mengambil Lavia dari Southampton sebagai opsi gelandang mereka musim depan -- sembari berusaha mendatangkan target top seperti Alexis Mac Allister dan gelandang Chelsea, Mason Mount.

    Lavia dengan pengalaman minim, dan punya sedikit naluri menyerang, dipercaya bisa jadi investasi bagus dalam rencana Klopp, solusi jangka panjang, bahkan instan.

    Penampilan bagus melawan Liverpool akhir pekan ini, pada laga yang tak penting lagi, bisa membuat kepindahan Lavia ke Merseyside jadi kenyataan.

  • Romeo Lavia Manchester City 2022Getty

    Kembali ke Manchester City?

    Tentu saja koneksi Lavia denan Man City menjanjikan kembalinya sang pemain suatu saat nanti ke Etihad Stadium.

    Cityzen juga sudah menyiapkan klausul untuk membeli kembali Lavia dalam perjanjian jualnya dengan nilai £40 juta, namun baru aktif pada musim panas 2024.

    Pep Guardiola pernah berbinar-binar membicarakan Lavia sebelum kunjungan City ke markas Southampton akhir pekan lalu. "Saya sangat kagum pada apa yang sudah dan sedang dilakukan Romeo," ucap dia.

    "Kami pernah, dan punya, opini hebat tentang dia. Kami sempat berpikir untuk mempertahankannya, tapi mungkin dia tidak bisa dapat menit bermain yang cukup seperti di Southampton. Ini merupakan pengalaman bagus di Liga Primer dengan usia yang sangat muda. Pengalaman yang sangat penting."

  • Romeo Lavia Southampton 2022-23Getty Images

    'Saya tidak berpikir bahwa dia sudah sampai di situ'

    Tak pelak, mengingat usia pemain dan perjuangan Southampton, akan ada keraguan seputar kesiapan Lavia untuk kepindahan besar-besaran musim panas ini. Bahkan Ruben Selles, yang bertanggung jawab atas Southampton sejak pemecatan Nathan Jones pada bulan Februari, telah menyatakan keberatan.

    “Romeo memiliki semua kualitas untuk menjadi pemain hebat, tapi menurut saya dia belum ada di sana,” kata Selles baru-baru ini. “Dan inilah mengapa dia tidak membuat saya terkesan. Saya telah bekerja dengan talenta, dan untuk mengambil langkah selanjutnya dia perlu menunjukkan lebih banyak dominasi dalam permainan, lebih banyak dominasi dalam penguasaan bola, lebih banyak kepemimpinan di lapangan jika dia ingin menjadi hal yang dikatakan semua orang tentang dia.”

    Dalam hal statistik, Lavia tampil baik dalam aspek-aspek tertentu - ia menempati peringkat yang baik di antara gelandang Liga Primer untuk memenangkan penguasaan bola, keberhasilan duel, dan tekel - tetapi tentu saja ada perasaan bahwa masih ada lagi yang akan datang dalam hal kontribusi bolanya.

    Bermain di tim yang lebih baik, tentu saja, akan membantu membuka level ekstra itu. Dan dilihat dari potensi yang dia miliki, mungkin hal itu bisa segera terwujud.

0