Al-Taawoun title challenge GFXGOAL

Perkenalkan Al-Taawoun! Tim Kecil Arab Saudi Yang Unggul Dari Al-Ittihad-nya Karim Benzema & Saingi Al-Nassr-nya Cristiano Ronaldo Untuk Raih Gelar

Pasar transfer berubah dengan munculnya Saudi Pro League sebagai tujuan yang realistis - bagi bintang-bintang sepakbola terbebser selama musim panas. Didukung oleh negara, empat klub besar tradisional: Al-Nassr, Al-Ittihad, Al-Ahli dan Al-Hilal, memimpin belanja besar-besaran di liga, dengan mendatangkan pemain-pemain seperti Karim Benzema, Neymar dan Sadio Mane ke Timur Tengah.

Bahkan pihak-pihak di luar empat tim elite tersebut akhirnya merekrut talenta-talenta yang menganggap kepindahan ke Arab Saudi sebagai hal yang tidak terpikirkan beberapa bulan sebelumnya. Al-Ettifaq berhasil menggoda kapten Liverpool Jordan Henderson, dan Al-Shabab merekrut Yannick Carrasco dari Atletico Madrid.

Namun, bagi tim-tim kecil di liga, perekrutan seperti ini jarang terjadi dibandingkan dengan yang dilakukan oleh tim empat besar. Akibatnya, klub-klub milik negara ini diperkirakan akan meninggalkan semua penantangnya musim ini - tapi sejauh ini hal tersebut belum berjalan dengan baik.

Sementara favorit juara Al-Hilal dan Al-Nassr saat ini berada di dua besar, ada kekuatan lain yang siap menerkam mereka dari posisi ketiga: Al-Taawoun. Mereka juga tidak asing dengan hal-hal yang mengganggu...

  • Sejarah Singkat

    Berbasis di Buraidah, salah satu kota kecil di negara ini, Taawoun selalu menghadapi perjuangan berat untuk mendapatkan relevansi di Arab Saudi. Wilayah ini terkenal sebagai rumah bagi kurma manis terbaik di dunia, dengan julukan tim, Sukri Al-Qasim, terinspirasi oleh kelezatan kurma lokalnya.

    Al-Taawoun tidak memiliki jumlah dukungan yang sama besar dengan empat tim besar SPL, namun mereka sangat populer di Buraidah dan memiliki sedikit masalah dalam mengisi King Abdullah Sports City ke tingkat yang layak. Mereka berbagi stadion berkapasitas 25 ribu penonton itu dengan Al-Raed, yang dengannya mereka bertanding dalam Derby Qassim.

    Secara umum, dalam beberapa dekade setelah pembentukan mereka pada tahun 1956, Al-Taawoun tidak berbuat banyak dalam sepakbola Arab Saudi. Puncaknya adalah menjadi klub divisi dua pertama yang berhasil mencapai final Piala Raja pada tahun 1990. Sayangnya, mereka akhirnya ditaklukan oleh Al-Nassr.

  • Iklan
  • Al-Taawoun 2022Getty Images

    Menjalani Mimpinya - Tapi Itu TIdak Bertahan Lama

    Prestasi luar biasa tersebut baru terulang pada tahun 2020, ketika Al-Taawoun mendapat promosi ke Saudi Pro League, dan mereka bertahan sejak saat itu.

    Mereka juga segera memberikan pengaruh di level teratas, dengan mencatatkan finis tertinggi di liga di peringkat keempat pada musim 2015/16 dan sebagai hasilnya mereka lolos ke Liga Champions AFC. Mereka tidak lolos dari babak grup pada musim berikutnya dan tampaknya kesulitan bersaing dengan pertandingan tambahan di dalam negeri, berakhir di papan tengah pada musim berikutnya.

    Tetapi, para pendukung tidak perlu menunggu lama untuk merasakan aksi kontinental lainnya, ketika Al-Taawoun finis ketiga pada 2018/19 dan memenangkan Piala Raja, sebagian besar berkat gol sensasi Kamerun Leandre Tawamba.

    Kisah serupa terjadi pada musim berikutnya. Sekali lagi, Al-Taawoun berjuang di Liga Champions, tersingkir di babak 16 besar dari Al-Nassr dan finis lebih rendah lagi di liga, hanya nyaris degradasi.

  • Al-Taawoun manager 2023Getty Images

    Pelatih Super Dari Brasil

    Kebangkitan Al-Taawoun saat ini didalangi oleh pelatih asal Brasil Pericles Chamusca. Seorang ahli taktik veteran yang telah mengelola lebih dari 30 klub dalam kariernya yang berkelok-kelok yang membawanya ke setiap sudut tanah airnya serta di Timur Tengah dan Jepang, ia terdaftar di radar rekrutmen klub pada tahun 2021.

    Saat itu, ia memimpin Al-Faisaly hingga meraih kemenangan atas Al-Taawoun di final Piala Raja. Penampilan tersebut turut meyakinkan Sukri Al-Qasito untuk menunjuk Chamusca sebagai manajer baru mereka ketika John van de Brom hengkang pada musim panas 2022.

    Hal ini terbukti merupakan keputusan cemerlang. Pada musim pertamanya memimpin, ia membawa Al-Taawoun ke posisi kelima dan segalanya menjadi lebih baik tahun ini meski persaingan semakin ketat.

  • Padukan Bakat Samba Dengan Soliditas

    Jadi, bagaimana dia melakukannya? Kunci kesuksesan Al-Taawoun baru-baru ini adalah organisasi pertahan dan kontrol lini tengah mereka yang luar biasa. Hanya pemuncak klasemen Al-Hilal yang kebobolan lebih sedikit daripada mereka musim ini, sementara hanya empat tim yang membiarkan lebih sedikit tembakan tepat sasaran per 90 menit. Soliditas ini berasal dari kiper Brasil Mailson, yang memiliki persentase penyelamatan terbaik di divisi ini, dan rasa percaya diri yang ia berikan meresap ke seluruh lini pertahanan.

    Di lini tengah, pemain Brasil lainnya, Flavio, memastikan lawan tidak pernah menjalani pertandingan yang mudah. Pemain pinjaman dari Trabzonspor ini tidak takut untuk bertahan, dengan hanya tiga pemain Saudi Pro League yang menyelesaikan lebih banyak tekel darinya musim ini.

    Tetapi, hal ini bukan berarti membatasi efektivitas serangan mereka. Al-Taawoun juga memiliki serentetan pemain kreatif dan menyerang yang sangat tidak bisa diprediksi. CIta rasa Brasil dalam diri Mateus, yang tidak pernah berhenti mencoba, bahkan ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginannya. Hanya Aleksandar Mitrovic dan Cristiano Ronaldo yang melepaskan tembakan lebih banyak darinya di liga musim ini, namun penyerang Al-Taawoun itu hanya mencetak dua gol.

    Dia setidaknya menyumbang lima assist - seperti yang dilakukan Alvaro Medran. Jebolan akademi Real Madrid yang juga pernah bermain di Valencia itu bertindak sebagai titik tumpu kreatif tim dan telah menjadi salah satu gelandang menonjol di SPL baru-baru ini.

  • Al-Taawoun 2023-24Getty Images

    Tak Ada Nama Besar - Tapi Banyak Talenta

    Mateus dan Flavio sama-sama direkrut musim panas lalu - dan mereka bukanlah satu-satunya rekrutan cerdas yang dilakukan klub sementara rival mereka menghabiskan banyak uang untuk membeli bintang-bintang tua.

    Rekrutan besar mereka adalah Musa Barrow dari Bologna. Pemain asal Gambia ini telah tampil mengesankan di Serie A selama beberapa musim meski tidak terlalu produktif, dan ia memulai dengan baik di SPL, dengan rata-rata mencetak gol di setiap pertandingan di semua kompetisi sejauh ini.

    Untuk lebih memperketat pertahanan, Andrei Girotto - pemain Brasil lainnya - didatangkan dari Nantes, yang hampir selalu tampil di Ligue 1 musim lalu. Selain membantu pertahanan, Girotto juga meningkatkan ancaman Al-Taawoun dari bola mati. TIdak ada tim di SPL yang seefektif mereka lewat bola mati musim ini - senjata kunci lain bagi pasukan Chamusca saat timnya bertujuan untuk mengatasi kesulitan finansial.

  • Bisakah Mereka Benar-Benar Memenangkan Gelar?!

    Lantas seberapa tinggi mereka bisa terbang musim ini. Dalam sebuah wawancara dengan Al-Arabiya, mantan presiden Al-Taawoun dan penggemar seumur hidup Mohammed Al-Sarrah sangat memuji penampilan terbaru tim kesayangannya.

    "Anda bisa melihat tidak ada masalah dengan para pemain, mereka bermain bagus dan meraih hasil bagus sejauh ini. Pelatih Chamusca semakin dianggap sebagai salah satu pelatih paling terkemuka di sepakbola Saudi. Dia bermain dengan pendekatan taktis yang tinggi dan selaras dengan sistem. Kemudian para pemainnya. Mereka terorganisir dengan baik dalam bertahan dan mengontrol lini tengah," ujarnya.

    Tentang Al-Taawoun yang terus menantang klub-klub milik negara, dia mengatakan: "Dengan Al-Taawoun, kita dapat melihat bagaimana lingkungan yang sehat, taktik yang matang, dan hanya sedikit uang tidak perlu menjadi penghalang persaingan."

    Terlepas dari optimisme Al-Sarrah, akan sangat sulit bagi Al-Taawoun untuk menantang gelar ini. Mereka mungkin telah mengalahkan Al-Nassr di awal musim dan juga bermain imbang melawan juara bertahan Al-Ittihad baru-baru ini, namun tim empat besar sudah bersiap untuk perekrutan besar-besaran di bulan Januari nanti.

    Tetapi, dengan Karim Benzema dkk yang kesulitan menemukan alur permainan mereka, finis di empat besar adalah ambisi yang realistis. Meskipun mereka tidak dapat bersaing dalam hal kekuatan bintang, mereka memiliki skuad mapan yang ingin bersaing dan mungkin merupakan tim paling terorganisir di liga ini.

    Jika mereka bisa mematahkan dominasi empat raksasa, itu akan menjadi pencapaian luar biasa yang sekali lagi membuktikan bahwa uang bukanlah segalanya dalam sepakbola.

0