FBL-ITA-SERIE A-MILAN-LAZIOAFP

Drama VAR & Kartu Merah Massimiliano Allegri! Gol Rafael Leao Bawa AC Milan Puncaki Klasemen Serie A Usai Tekuk Lazio

AC Milan berhasil mengamankan tiga poin krusial saat menjamu Lazio di San Siro, Minggu (30/11) dini hari WIB, sebuah kemenangan yang untuk sementara melambungkan mereka ke puncak klasemen Serie A. Gol semata wayang Rafael Leao menjadi pembeda dalam laga yang berjalan ketat ini, namun sorotan utama justru tertuju pada drama di menit-menit akhir yang melibatkan intervensi Video Assistant Referee (VAR).

Laga ini menjadi ujian konsistensi bagi Rossoneri setelah kemenangan emosional di Derby della Madonnina melawan Inter pekan lalu. Tanpa kehadiran Christian Pulisic yang cedera, Milan harus bekerja keras menembus pertahanan Lazio. Kemenangan ini juga mempertegas tren positif Milan yang mulai akrab dengan skor tipis namun efektif di bawah asuhan Massimiliano Allegri.

Namun, akhir pertandingan berubah menjadi kekacauan total. Keputusan wasit di masa injury time memicu protes keras dari kedua belah pihak, yang berujung pada diusirnya Allegri dan asisten pelatih Lazio dari pinggir lapangan. Keputusan wasit Giuseppe Collu yang dianggap "genius" oleh media Italia menjadi penutup yang tak terduga dari laga ini.

Di balik drama tersebut, ada peran vital dari lini belakang Milan dan ketajaman Leao yang kembali menjadi pahlawan. Bagaimana detail kejadian di San Siro dan apa dampak kemenangan ini bagi perebutan Scudetto?

  • Leao Milan LazioGetty

    Rafael Leao Masuk Klub Elite 100

    Leao sekali lagi membuktikan dirinya sebagai jimat keberuntungan bagi Milan. Golnya di babak kedua tidak hanya memberikan kemenangan, tetapi juga menjadi buah dari kerja sama tim yang apik. Bermula dari kombinasi Alexis Saelemaekers dan Youssouf Fofana, bola dikirim ke Fikayo Tomori yang merangsek di sisi kanan. Umpan silang mendatar Tomori diselesaikan dengan sempurna oleh Leao yang meluncur menyambut bola.

    Gol tersebut memiliki makna statistik yang mendalam bagi pemain asal Portugal itu. Leao kini resmi menjadi pemain keempat yang terlibat dalam lebih dari 100 gol (kombinasi gol dan assist) di Serie A dengan satu tim sejak debutnya pada musim 2019/20. Ia mengikuti jejak nama-nama besar seperti Domenico Berardi, Ciro Immobile, dan Lautaro Martinez.

    Kontribusi Leao ini sangat vital mengingat Milan sedang kehilangan beberapa pilar serangan. Dengan absennya Pulisic, beban kreativitas jatuh ke pundaknya, dan ia menjawabnya dengan tuntas. Kecepatan dan penyelesaian akhirnya menjadi pemecah kebuntuan di saat Lazio bermain disiplin menutup ruang.

    Momen ini juga menunjukkan kematangan Leao dalam mengambil posisi. Ia tidak hanya mengandalkan aksi individu dari sayap, tetapi mampu membaca permainan untuk masuk ke kotak penalti dan menyambut umpan silang. Gol ini menjadi bukti evolusi permainannya yang semakin efektif bagi Rossoneri.

  • Iklan
  • FBL-ITA-SERIE A-MILAN-LAZIOAFP

    Mike Maignan, Tembok Kokoh San Siro

    Kemenangan Milan tidak akan terjadi tanpa aksi heroik Maignan di bawah mistar gawang. Kiper asal Prancis ini langsung dipaksa bekerja keras sejak detik-detik awal pertandingan. Saat laga baru berjalan 90 detik, ia melakukan penyelamatan gemilang dengan ujung jarinya untuk menepis sundulan Mario Gila yang mengarah ke mistar gawang.

    Penyelamatan tersebut menjadi nada dasar bagi performa defensif Milan sepanjang laga. Maignan kembali menunjukkan refleks luar biasa saat menggagalkan peluang Mattia Zaccagni di tiang dekat. Kehadirannya memberikan rasa aman yang luar biasa bagi lini belakang Milan yang digalang Tomori dan Pavlovic.

    Konsistensi Maignan menjadi salah satu faktor kunci mengapa Milan berhasil mencatatkan clean sheet di laga-laga krusial. Setelah menjadi pahlawan di laga derby melawan Inter, ia kembali menunjukkan kelasnya melawan Lazio. Kemampuannya membaca arah bola dan memotong umpan silang membuat frustrasi barisan penyerang lawan.

    Peran Maignan tidak hanya sebagai penjaga gawang, tetapi juga sebagai inisiator serangan dari belakang. Namun, di laga ini, kontribusi utamanya adalah memastikan gawang Milan tetap perawan, memberikan landasan yang kuat bagi rekan-rekannya untuk mencari gol kemenangan di ujung lapangan yang lain.

  • Allegri Milan Lazio Serie AGetty Images

    Tren Kemenangan 1-0 dan Filosofi Allegri

    Hasil melawan Lazio memperpanjang tren unik Milan di bawah asuhan Allegri. Ini adalah kemenangan 1-0 ketiga mereka dalam empat pertandingan terakhir, setelah sebelumnya menaklukkan AS Roma dan Inter Milan dengan skor identik. Pola ini menunjukkan pragmatisme yang mulai tertanam kuat dalam DNA tim.

    Gaya main ini, yang sering diasosiasikan dengan istilah "muso corto" (menang tipis) ala Allegri, terbukti efektif membawa Milan ke papan atas. Meski tidak selalu menghibur dengan pesta gol, Milan menunjukkan soliditas mental untuk mempertahankan keunggulan tipis hingga peluit akhir berbunyi, sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam perburuan gelar juara.

    Pertahanan Milan tampil disiplin, membatasi ruang gerak Lazio yang sebenarnya datang dengan rekor tandang yang cukup baik. Meski sempat tertekan di awal dan akhir laga, struktur pertahanan Milan mampu meredam ancaman. Tomori dan Pavlovic tampil lugas, meski Pavlovic sempat terlibat dalam kontroversi di akhir laga.

    Kemenangan-kemenangan tipis ini sangat penting untuk membangun mentalitas juara. Kemampuan untuk "menderita" dan tetap meraih tiga poin adalah ciri khas tim yang siap bersaing hingga akhir musim. Allegri tampaknya berhasil menanamkan filosofi bahwa hasil akhir lebih penting daripada sekadar permainan cantik.

  • Allegri red card Milan Lazio 29112025Getty Images

    Kekacauan VAR dan Kartu Merah Pelatih

    Drama memuncak di masa injury time ketika tendangan voli Alessio Romagnoli mengenai lengan Pavlovic di dalam kotak penalti. Wasit Giuseppe Collu awalnya membiarkan permainan berlanjut, namun intervensi VAR mengubah segalanya. Situasi di pinggir lapangan memanas seketika saat wasit berlari menuju monitor.

    Dalam kebingungan tersebut, emosi meledak di area teknis. Pelatih Milan, Max Allegri, dan asisten pelatih Lazio, Marco Ianni, terlibat protes keras yang berujung pada kartu merah bagi keduanya. Ketegangan ini mencerminkan betapa tingginya pertaruhan dalam laga tersebut, di mana satu keputusan bisa mengubah hasil akhir.

    Kekacauan ini terjadi bahkan sebelum wasit memberikan keputusan finalnya. Para pemain dan staf dari kedua tim dikuasai oleh ketidakpastian, menunggu vonis yang bisa membuyarkan kemenangan Milan atau memberikan harapan bagi Lazio. Momen ini menjadi salah satu insiden paling dramatis di Serie A musim ini.

    Pengusiran Allegri tentu akan berdampak pada laga Milan berikutnya. Namun, di momen itu, kartu merah tersebut adalah simbol dari intensitas dan tekanan yang dirasakan oleh semua pihak yang terlibat. Laga yang taktis berubah menjadi perang saraf di detik-detik terakhir.

  • AC Milan v SS Lazio - Serie AGetty Images Sport

    Keputusan "Genius" Wasit Collu

    Puncak dari drama VAR tersebut adalah keputusan akhir yang diambil oleh wasit Giuseppe Collu. Menggunakan teknologi pengumuman langsung, Collu menjelaskan, meski lengan Pavlovic berada dalam posisi tidak wajar (handball), insiden tersebut didahului oleh pelanggaran yang dilakukan oleh pemain Lazio, Adam Marusic, terhadap Pavlovic.

    Keputusan ini disebut "genius" oleh para pandit di Italia karena secara teknis membenarkan semua aspek aturan. Wasit mengakui adanya potensi penalti karena handball, namun membatalkannya karena adanya pelanggaran penyerang sebelumnya. Ini adalah contoh penggunaan VAR yang cermat dan adil, sekalipun memakan waktu dan memicu emosi.

    Reaksi pemain di lapangan menggambarkan rollercoaster emosi. Pemain Lazio sempat tersenyum saat mendengar penjelasan tentang posisi lengan Pavlovic, namun seketika tertunduk lesu saat kalimat wasit berlanjut ke pelanggaran Marusic. Harapan untuk menyamakan kedudukan pupus dalam hitungan detik.

    Keputusan ini memastikan Milan membawa pulang tiga poin penuh dan naik ke puncak klasemen sementara. Bagi Lazio, ini adalah pil pahit yang harus ditelan, sementara bagi Milan dan Allegri, ini adalah kemenangan yang manis meski harus dibayar dengan ketegangan tinggi hingga detik terakhir.