AC Milan Champions League 2005Getty Images

Mengenang Skuad AC Milan Finalis Liga Champions 2005, Di Mana Mereka Sekarang?

AC Milan dan malam Eropa. Dua hal yang (dahulu) amat identik dengan satu sama lain.

Klub dengan koleksi tujuh Liga Champions itu akhirnya meraih kemenangan pertama mereka di UCL setelah delapan tahun lamanya saat mengalahkan Atletico Madrid 1-0, Kamis (25/11).

Musim ini Rossoneri lolos ke babak 16 besar jika dan hanya jika Porto tidak meraih poin penuh atas Atletico dan mereka mengalahkan Liverpool di partai pamungkas Grup B.

Dan, bicara soal Milan vs Liverpool, final UCL Istanbul 2005 menyajikan magisnya malam Eropa, sayangnya bukan untuk Rossoneri. Lantas, siapa saja penggawa mereka saat itu?

  • Dida AC MilanGetty Images

    1Kiper - Dida

    Dida bertahan di San Siro hingga lima tahun kemudian, membuat masa baktinya genap satu dekade (2000-2010) dengan lebih dari 300 penampilan.

    Ia baru kembali mencicipi sepakbola profesional dua tahun kemudian bersama Portuguesa, dan akhirnya pensiun pada tahun 2016 setelah sempat mampir di Gremio dan Internacional.

    Per Agustus 2020, ia menjabat sebagai pelatih kiper AC Milan.

  • Iklan
  • Marcos Cafu - Milan (2004)Getty Images

    2Bek Kanan - Cafu

    Cafu memenangkan Piala Dunia 2002 sebagai kapten timnas Brasil dan bergabung dengan AC Milan setahun kemudian dari AS Roma.

    Ia mengakhiri kariernya tiga tahun setelah final di Istanbul dengan mengklaim status sebagai salah satu full-back terbaik yang pernah ada.

  • Paolo MaldiniGetty

    3Bek Kiri - Paolo Maldini

    AC Milan adalah Maldini, dan Maldini adalah AC Milan. Sejak Cesare (ayah Paolo), darah Maldini mengalir deras dalam tubuh Rossoneri, dan Daniel (putra Paolo) menjadi Maldini termutakhir yang mengenakan seragam Milan.

    Paolo Maldini adalah salah satu bek terbaik yang pernah ada, dan ia hanya pernah membela satu tim sepanjang kariernya: Milan.

    Ia memenangkan 25 trofi untuk Milan dan tampil lebih dari 900 kali bagi Milan sepanjang 25 tahun kariernya, sebelum memutuskan untuk pensiun di usia ke-41 2009 lalu.

    Kesetiannya memang tiada batas, dan kini ia menjabat sebagai direktur teknik Milan sekaligus menjadi pemilik bersama Miami FC.

  • ENJOYED THIS STORY?

    Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

  • Jaap StamGetty Images

    4Bek Tengah - Jaap Stam

    Jaap Stam adalah satu-satunya pemain yang Sir Alex Ferguson akui ia jual terlalu cepat.

    Ia bergabung dengan Lazio dari United pada tahun 2001, dan hijrah ke AC Milan pada musim 2004/2005.

    Setelah dua musim bersama Rossoneri, Stam menghabiskan dua tahun terakhir kariernya bersama Ajax.

    Terakhir, ia baru saja dipecat sebagai manajer klub MLS FC Cincinnati pada 27 September 2021.

  • Nesta MilanGetty Images

    5Bek Tengah - Alessandro Nesta

    Nesta bertahan di Milan hingga 2012, yang berarti ia sempat membalas dendam ke Liverpool di final UCL 2007.

    Ia lalu hijrah ke klub MLS Montreal Impact antara 2012 hingga 2014, sebelum mengakhiri karier bermainnya di klub India yang dilatih Marco Materazzi, Chennaiyin FC.

    Mengikuti jejak Stam, Nesta melanjutkan karier sepakbolanya menjadi manajer. Terbaru, ia dipecat oleh klub Serie B Frosinone pada Maret 2021.

  • Andrea Pirlo MilanGetty

    6Gelandang - Andrea Pirlo

    Pria yang membela tiga klub terbesar Italia (Inter Milan, AC Milan, Juventus) ini mengabdi di San Siro selama satu dekade (2001-2011) sebelu hijrah bersama Bianconeri.

    Ia diangkat sebagai pelatih tim senior Juventus pada awal 2020/21, namun dipecat karena tak bisa mempertahankan gelar Serie A mereka.

  • Clarence Seedorf AC Milan Champions LeagueGetty Images

    7Gelandang - Clarence Seedorf

    Seedorf akan dikenal sebagai pemain pertama, dan hingga kini satu-satunya, yang menjuarai Liga Champions Eropa bersama tiga klub berbeda (Ajax, Real Madrid, AC Milan).

    Pria kelahiran Suriname ini berseragam Milan selama satu dekade (2002-2012) sebelum hijrah ke Botafogo.

    Pada Januari 2014, ia memutus kontraknya di Botafogo dan memutuskan pensiun sebagai pemain untuk menjadi manajer Rossoneri, namun sayangnya dipecat empat bulan kemudian.

    Kiprah manajerial terakhirnya adalah saat melatih timnas Kamerun antara 2018 hingga 2019.

  • Gennaro Gattuso AC MilanGetty Images

    8Gelandang - Gennaro Gattuso

    Bengal dan meledak-ledak, posisi gelandang bertahan perusak benar-benar sesuai dengan karakter Gattuso.

    Ia mengakhiri kariernya di Milan pada 2012 setelah 13 tahun dan bergabung dengan FC Sion. Di sana, ia mencicipi pengalaman pertama sebagai manajer, tepatnya sebagai pemain-manajer.

    Gattuso sempat melatih Milan (2017-2019) dan Napoli (2019-2021) selama total empat musim sebelum kini hinggap di Fiorentina.

  • KAKA MILAN 2007Goal

    9Gelandng Serang - Kaka

    Bersama Milan, Kaka menjelma menjadi salah satu sepakbola terbaik di planet ini, dan trofi Ballon d'Or 2007 membuktikan itu.

    Sayangnya semua berubah setelah ia bergabung dengan Galactico Real Madrid jilid dua pada 2009, dengan biaya transfer (€67 juta) termahal kedua yang pernah ada saat itu.

    Selama empat tahun di Spanyol, cedera lutut mencegahnya menunjukkan performa terbaik, dan ia memutuskan pulang ke San Siro pada musim 2013/14.

    Sayangnya Kaka tak bisa mengulangi capaiannya di Milan, dan hijrah ke klub MLS Orlando City sebelum gantung sepatu pada tahun 2017.

  • Hernan Crespo MilanGetty

    10Striker - Hernan Crespo

    Berstatus sebagai pinjaman dari Chelsea, Crespo malah (nyaris) mencapai kejayaan bersama AC Milan.

    Dua golnya di penghujung babak pertama Istanbul 2005 seolah sudah menyegel nasib Liverpool sebagai pecundang, sayangnya The Reds berkata lain.

    Bomber Argentina ini lalu kembali ke Chelsea di musim berikutnya, sebelum melanglang buana di Serie A bersama Inter Milan, Genoa, dan klub Eropa pertamanya, Parma.

    Terakhir, ia baru saja meninggalkan Sao Paulo sebagai manajer lewat kesepakatan bersama pada 13 Oktober 2021.

  • andrij shevchenko milan 1999Getty Images

    11Striker - Andriy Shevchenko

    Pemain berjulukan Sheva ini membela AC Milan tujuh musim (1999-2006) sebelum hijrah ke Chelsea.

    Ia bisa dibilang menjadi striker kenamaan pertama yang kariernya melempem di Chelsea, sebelum Fernando Torres, Alvaro Morata, dan Timo Werner mengikuti jejaknya.

    Setelah dua musim yang kurang produktif di Liga Primer Inggris, Sheva kembali ke Milan sebagai pinjaman, namun tetap tak bisa mengembalikan performanya.

    Bomber Ukraina ini lantas kembali ke klub masa kecilnya, Dynamo Kiev dan bermain selama tiga musim sebelum pensiun.

    Sempat melatih timnas negaranya, ia kini diangkat sebagai manajer baru Genoa.

0