Chelsea diuntungkan karena tidak harus kehilangan Hakim Ziyech karena sang pemain dicoret dari skuad Maroko untuk Piala Afrika 2022 karena konflik.
The Blues mulai menghadapi masalah kekurangan jumlah pemain di tengah wabah Covid-19 baru-baru ini dan bisa lebih parah ketika memasuki Januari nanti.
Pasukan Thomas Tuchel sedang berjuang di jalur juara dalam berbagai kompetisi dan kini usaha mereka mendapat dorongan dengan berita bahwa Ziyech tetap bertahan di klub saat Piala Afrika bergulir.
Pemain sayap berusia 28 tahun itu memiliki 40 caps dan 17 gol untuk Maroko, tetapi ia tidak disukai oleh pelatih saat ini, Vahid Halilhodzic.
Juru latih asal Bosnia itu mengungkapkan pada September kemarin, ketika pertama kali mencoret Ziyech, bahwa kesabarannya terhadap sang bintang telah melampaui titik puncaknya.
Katanya kepada awak media: "Untuk pertama kalinya dalam karier kepelatihan saya, saya melihat seorang pemain tim nasional yang tidak ingin berlatih dan mengaku cedera, meski pun tes medis menunjukkan ia bisa bermain."
"Saya tidak akan mentolerirnya. Ini bukan sikap yang saya mau selama saya melatih Maroko."
Ziyech merespons dengan sebuah unggahan di Instagram: "Lain kali ketika Anda berbicara maka BERBICARALAH SESUAI FAKTA...!"
Halilhodzic menolak untuk menarik ucapannya dan mengatakan dalam jeda internasional lainnya bahwa ia justru berharap bisa menyingkirkan Ziyech lebih cepat.
"Kami mencoba berbicara dengannya, tetapi Anda harus menarik garis di suatu tempat. Menyedihkan, kacau, tapi juga memalukan," katanya.
Saat Ziyech dicoret dari skuad Maroko, bintang Paris Saint-Germain, Achraf Hakimi disertakan.
Maroko akan menghadapi Ghana dalam pertandingan pembuka Piala Afrika mereka pada 10 Januari, sebelum menghadapi Komoro dan Gabon di pertandingan Grup C lainnya.
Chelsea masih harus melepas pemain ke Piala Afrika, karena kiper nomor satu mereka, Edouard Mendy adalah andalan di tim nasional Senegal.