Xavi Gerard Pique Dani Alves Barcelona GFXGetty/GOAL

Xavi Kembali, Tapi Butuh Berapa Lama Untuk Pulihkan Barcelona?

Dari penjual hot dog hingga gerbang stadion, ada antrean di Camp Nou. Ada keriuhan yang gamblang di sekitar area Les Corts, yang sudah lama hilang.

Xavi Hernandez kembali, begitu pula Barca. Barca yang dahulu berjaya, atau setidaknya sinyal kuat kembali ke jalan yang benar.

Sisa-sisa era Ernesto Valverde yang sebelumnya dilanjutkan oleh masa jabatan Quique Setien dan Ronald Koeman yang bahkan lebih tidak menyenangkan, semuanya menghilangkan antusiasme dan kegembiraan untuk menonton pertandingan bagi banyak penduduk setempat.

Antara pandemi dan tim yang berada di titik terendah selama beberapa dekade, kehilangan pemain bintang dan andalan dalam diri Lionel Messi, tingkat kehadiran suporter di stadion sangat rendah. Hanya 37.000 suporter yang menonton langsung saat Barca imbang 1-1 dengan Alaves dua pekan lalu, ketika ditangani oleh pelatih sementara Sergi Bajuan.

Sejak itu, semuanya berubah. Penunjukan Xavi telah memicu kegembiraan di Barcelona dan Camp Nou kembali ramai dan antusias menyambut debut keduanya, ingin mencari tahu apa yang bisa dihadirkannya bagi klub.

Kemenangan 1-0 atas rival lokal Espanyol dalam derbi Catalan pada Minggu (21/11), ditonton lebih dari 74.000 suporter, dua kali lipat dari jumlah penonton sebelumnya dan sebagian dari mereka menyukai apa yang mereka lihat.

Ekspektasinya setinggi langit dan secara konservatif rendah untuk Xavi. Perbandingan dengan kedatangan Pep Guardiola pada 2008 tidak dapat dihindari, namun semua menyadari bahwa situasinya berbeda karena Barca kini dilanda krisis finansial, belum lagi banyak pemain yang cedera dan skuad kekurangan penyerang berkualitas.

Jika hasilnya tidak segera tampak, Xavi akan diberikan waktu dan kesabaran. Sebagian karena statusnya sebagai legenda klub dan sebagian lagi karena situasi klub sangat buruk sehingga mustahil untuk mengharapkan keajaiban.

Barcelona celebrate GFXGetty/GOAL

"Kami adalah kami," kata Koeman, dan ia tidak salah, bahkan jika kekalahannya terlalu berat untuk diterima oleh para pemain dan pendukung dengan cara yang blak-blakan.

Jika Anda tidak percaya pada diri sendiri maka Anda tidak dapat mencapai apa pun, dan banyak retorika Xavi dalam dua minggu pertamanya sebagai pelatih adalah tentang mencoba untuk meningkatkan semangat dan kembali ke dasar. Ia ingin memulihkan organisasi dan profesionalisme di klub, dan mengembalikan citra serta kebanggaan klub di mata dunia.

"Barca berarti menang," katanya saat sesi perkenalan, sebuah janji perubahan. Kembalinya Dani Alves menjadi harapan lain, dengan 10.000 suporter menyambut kepulangan pemain asal Brasil itu pekan lalu di Camp Nou.

"Selama ada satu persen peluang, kami akan memiliki kepercayaan 99 persen," kata Neymar menjelang remontada terkenal Barcelona melawan Paris Saint-Germain pada 2017 dan itulah getaran yang Xavi hidupkan, di benak fans.

Tentu saja, ada banyak kerja keras yang harus dilakukannya. Barcelona bermain bagus melawan Espanyol, dengan gaya 'klasik'. Formasi 4-3-3, penguasaan bola yang masif, counter-pressing, sektor sayap yang membentang di lapangan dan gelandang tengah bermain di antara garis, itu semua yang diharapkan fans dari Barcelona arahan Xavi.

Sang pelatih sendiri, mendapat dukungan dari fans, memantau langsung dari tepi lapangan, berbicara kepada Gerard Pique, Sergio Busquets dan Eric Garcia selama jeda permainan. Ia terlihat sangat berbeda dari Koeman, yang terlihat sering duduk di bangku cadangan, diam dan cenderung tidak berbuat apa-apa ketika tim dalam masalah.

Xavi Philippe Coutinho Barcelona GFXGetty/GOAL

Namun, Barca tidak lantas bermain dominan. Espanyol tampil impresif saat turun minum, terutama pemain internasional Spanyol yang baru, Raul de Tomas, dan pada tahap akhir mereka bisa saja mencetak gol berkali-kali dengan lesunya Barcelona. Blaugrana, seperti yang sering terjadi di babak kedua, tampak kelelahan.

"Ini bukan masalah fisik, ini masalah sepakbola," tegas Xavi usai pertandingan. Ia meminta timnya untuk menunjukkan lebih banyak karakter di fase akhir permainan, tetap menjalankan skema permainan alih-alih bertahan dan mencoba untuk menutup celah.

Ada banyak masalah yang harus diselesaikan Xavi, dimulai dengan kunjungan Benfica ke Camp Nou di Liga Champions, Rabu (24/11). Ini adalah pertandingan hidup dan mati, dengan kemenangan akan menjamin kelolosan Barca ke babak 16 besar, sementara hasil lainnya akan membuat mereka terancam tersingkir.

Xavi akan kehilangan beberapa talenta mudanya, termasuk pemain sayap remaja Ilias Akhomach yang secara mengejutkan dipercayanya melakoni debut lawan Espanyol. Ia menjalani sanksi akumulasi kartu, sementara sesama pemain muda, Ez Abde dan Ferran Jutgla juga tidak bisa bermain karena tidak didaftarkan untuk Liga Champions.

Dengan Ansu Fati, Ousmane Dembele dan Martin Braithwaite masih absen, Xavi sangat kekurangan amunisi untuk lini serang.

Barca mengalami kekalahan memalukan 3-0 di Lisbon dari Benfica pada September lalu, yang seharusnya bisa menjadi momen berakhirnya masa jabatan Koeman, namun pelatih asal Belanda itu masih diberi kesempatan oleh presiden Joan Laporta yang terbukti memutuskan itu dengan ceroboh.

Banyak yang telah berubah sejak pertandingan itu di luar lapangan, tetapi pada dasarnya, Barcelona tetap rapuh. Lawan Benfica di Camp Nou, kita akan melihat seberapa jauh efek Xavi berdampak lebih jauh bagi Barcelona.

Kemenangan akan memungkinkan Xavi untuk mempertahankan momentum dan terus memberikan perpanjangan napas bagi Barcelona yang sangat membutuhkan resusitasi.

Iklan

ENJOYED THIS STORY?

Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

0