Arsenal WWE Music GFXGOAL

"Juara WWE Mencuit saya!' - Mengapa Arsenal Mainkan Musik Gulat Di Stadion Emirates

Kalai itu adalah akhir pekan untuk Wrestlemania dan Arsenal menjamu Manchester City di Stadion Emirates, tepatnya pada April 2017.

Skuad Arsene Wenger tertinggal 2-1 pada babak pertama, dan baru saja menuju lapangan dari lorong pemain untuk melakoni babak kedua.

Pada momen itulah Peter Mujuzi, DJ stadion, menekan tombol putar dan gemuruh suara lagu 'Motorhead - The Game' mulai menggelegar dari pengeras suara di seluruh bangunan.

Bagi sebagian besar suporter di Emirates, itu hanyalah lagu rock biasa, tapi bagi mereka yang mengikuti gulat pro, itu adalah lagu pengiring bintang WWE Triple saat menuju ring.

Itu adalah awal dari kegilaan yang terjadi sekarang, lima tahun kemudian, yang mulai menghebohkan media sosial di setiap hari pertandingan kandang Arsenal.

“Saya tidak pernah berpikir itu akan menjadi sebesar ini,” kata Mujuzi kepada GOAL.

“Saya hanya mencoba untuk menyegarkan segalanya.”

“Saya telah membuat musik di Emirates sejak musim 2015/16, dan seiring waktu menjadi sedikit berulang dalam beberapa lagu yang saya mainkan.”

“Jadi saya hanya berpikir, sebagai penikmat WWE, saya akan mengulik salah satu lagu tema dan memantau apakah ada yang memperhatikan.”

“Sekarang saya benar-benar tidak percaya dengan reaksi yang ada,” tambahnya.

Setelah mengecek ombak dengan lagu tema Triple H pada 2017, Mujuzi mengambil langkah mundur dari nada berbasis WWE, tapi itu semua berubah setelah pandemi melanda.

Dengan laga yang digelar secara tertutup, Mujuzi memiliki lebih bebas untuk mencoba beberapa hal.

Jadi, keluarlah lagu lagi tuh lagu Triple H, kali ini pada awal babak kedua pada laga versus Liverpool, tepatnya pada Juli 2020. Itu meledak di media sosial setelah jelas terdengar selama siaran langsung di Sky Sports.

Fans di seluruh dunia menyukainya, dan bahkan Triple H pun ikut berkomentar.

“Saya sangat antusias,” kata juara dunia 14 kali itu, ketika ditanya tentang Arsenal yang menggunakan musiknya.

“Lagu tema apa yang lebih baik bagi Arsenal dari sistem pengeras suara mereka selain Lemmy dari Motorhead yang berteriak 'time to play the game'? Tidak ada yang lebih baik dari itu.”

“Itu keren,” Mujuzi mengakui.

“Ketika itu terjadi, semuanya menjadi sedikit gila dan saya mulai mendapatkan pengikut di Twitter. Saya pikir, wow!

“Begitu banyak orang yang mencuit tentang itu, jadi saya hanya berpikir, jika orang menyukainya, maka saya akan terus menguliknya.”

“Jadi saya mengumpulkan koleksi musik dan berpikir, mari kita lihat apa yang terjadi,” imbuhnya.

Kini, 18 bulan setelah pertandingan melawan Liverpool, “pertandingan gulat” pada awal babak kedua telah menjadi bagian dari rutinitas Emirates.

Mayoritas suporter masih tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi ada banyak orang di dalam lapangan yang menantikan pilihan lagu Mujuzi pada awal babak kedua.

Yang menarik, bukan hanya pendukung yang menikmatinya, para pegulat juga sama terlibat.

Legenda WWE Kurt Angle mencuit video klip tema miliknya yang dimainkan dalam laga melawan Crystal Palace. Sementara bintang All Elite Wrestling [AEW] saat ini, Chris Jericho, senang bahwa lagu band-nya 'Judas' dimainkan dalam hasil imbang 0-0 versus Burnley pada Januari lalu.

"Itu sangat keren," kata Jericho di Twitter.

Tapi, dari semua interaksi yang ia lakukan dengan pegulat di media sosial, ada satu yang paling menonjol bagi Mujuzi.

“WWE UK menghubungi saya setelah lagu tema Triple H ramai dan bertanya apakah saya bisa memainkan musik Drew McIntyre,” ujar Mujuzi.

“Drew jelas berasal dari Inggris, dan dia adalah juara dunia saat itu.”

“Jadi saya memainkan lagu itu dan dia mencuitnya dan dia benar-benar menandai akun saya. Saya pikir, itu luar biasa!

“Itu mungkin yang terbesar. Untuk membuat juara WWE menandai saya, dan dia juga mengikuti saya. Saya seperti, 'Ya Tuhan!'

“Jadi itu pasti pengalaman paling epik yang saya miliki dari semua ini,” tambahnya.

Mujuzi dibesarkan di Cricklewood dan menjadi fans Arsenal sejak kecil. Ia kali pertama menyaksikan langsung di Highbury dengan ayahnya pada 1997, dan tumbuh dengan mengidolakan Dennis Bergkamp.

Setelah pindah ke Emirates pada 2006, Mujuzi mendapat pekerjaan paruh waktu di megastore Armory saat dia kuliah.

Pada 2015, Mujuzi diberi kesempatan untuk mengambil peran sebagai asisten penyiar stadion dan sekarang—tujuh tahun kemudian—dia tidak hanya memegang kendali musik pada hari pertandingan, tapi dia juga mengambil peran sebagai penyiar stadion sendiri.

Sebagai fans Arsenal, ini adalah kesempatan yang Mujuzi nikmati. Ia bertekad untuk terus menghibur 60.000 suporter yang hadir setiap kali The Gunners menjamu lawan-lawannya di kandang.

“Saya menyukainya," katanya.

“Saya mendapatkan begitu banyak kebebasan dan mencoba melakukan yang terbaik untuk memberikan apa yang diinginkan para suporter.”

“Demografis, terutama di Arsenal, sangat luas. Saya bisa mencoba dari Kinks, ke Clash, lalu Eminem dan Drake,” tambahnya.

Jadi apa selanjutnya untuk Mujuzi?

Setelah hampir dua tahun penuh menggali beberapa musik klasik dari olahraga gulat di setiap pekan, apakah dia akan mencoba sesuatu yang baru? Atau apakah dia masih memiliki beberapa yang akan diputar?

“Ada beberapa yang ingin saya coba, yang belum saya mainkan,” tutur Mujuzi.

“Tapi itu menegangkan karena Anda berpikir, jika saya memutar ini dan itu salah di depan 60.000 orang di stadion dan juga Twitter, itu akan sangat buruk.”

“Tapi ada beberapa ide yang ingin saya lakukan, jadi kita lihat saja seiring musim berjalan.”

“Yang Undertaker, saya akan senang memainkannya. Tapi apakah cocok, saya tidak tahu. Para pemain yang kembali ke lapangan mendengar itu, mungkin terasa tidak pada tempatnya. Tapi itu akan keren. Mati lampu, musik terdengar. Itu akan sangat epik!

“Saya hanya berharap orang-orang tetap menikmatinya. Itulah kesenangan melakukan hal itu. Jika orang dapat mendengarkannya, menyukainya, dan itu memantik kembali nostalgia atau apapun, bagi saya itu luar biasa. Saya senang mendengarnya,” pungkasnya.

Iklan
0