Bhayangkara FC harus mengakui keunggulan PSIS Semarang pada babak delapan besar Piala Presiden 2022. Mereka menelan kekalahan lewat adu penalti yang panjang, setelah bermain imbang 1-1 selama 90 menit, di Stadion Jatidiri, Minggu (3/7) petang WIB.
Kekalahan ini tidak terlalu dipikirkan oleh pelatih Bhayangkara, Widodo C Putro. Eks peracik taktik Persita Tangerang itu menilai, bahwa anak asuhnya sudah bermain dengan baik dan memberikan perlawanan apik kepada PSIS sepanjang pertandingan.
"Perkara penalti itu mental saja, itu tidak terlalu mengkhawatirkan bagi kami.. Selamat buat PSIS yang telah memenangkan adu penalti pada laga ini. Saya melihat ini hasil yang seimbang. Kedua tim tampil maksimal di pertandingan tadi dan hasil 1-1 itu hasil yang baik," ucap Widodo.
"Tim ini sudah berjuang keras, terima kasih kepada pemain dari awal sampai akhir," sambung mantan striker timnas Indonesia tersebut.
Menurut Widodo, Piala Presiden tidak bisa jadi tolok ukur bahwa sebuah tim akan tampil sukses pada kompetisi Liga 1 nanti. Widodo tidak begitu membesar-besarkan turnamen pramusim, dan menegaskan bahwa kompetisi tetap yang utama.
"Piala Presiden tidak menjamin sebuah klub berjaya di kompetisi resmi. Ada yang memang tim papan atas tapi gugur. Saya kira semua tim masih belum siap.. Piala Presiden jadi persiapan apa yang menjadi kekurangan di sini terus kami benahi," tutup dia.
Sementara itu, PSIS cukup jadi sorotan karena melakukan pergantian kiper di tengah pertandingan, ketika laga sudah nampak akan diselesaikan dengan adu penalti. Hal ini mengingatkan kita pada timnas Belanda di Piala Dunia 2014.
Kala itu, Louis van Gaal menarik Jasper Cillessen untuk digantikan Tim Krull jelang adu penalti. Sementara PSIS, mengganti kiper muda Yofandani Pranata untuk digantikan kiper muda lainnya, Ray Redondo. PSIS pun menang 9-8 pada babak adu penalti.
"Awalnya kita pasang Yofan karena pada pertandingan sebelumnya dia bermain bagus. Tapi kali ini dia agak kurang tenang, sehingga kami masukkan Ray Redondo. Syukur tadi dia bisa tampil baik dalam adu penalti dan memberi kemenangan untuk PSIS," ujar pelatih PSIS, Sergio Alexandre.
Yofan memang sempat jadi sorotan ketika ia gagal menangkap bola dengan sempurna, dan momen itu menjadi gol penyama Bhayangkara FC, yang dibukukan oleh Youssef Ezzejjari. "Yofan sedikit gugup, tapi sebelumnya dia bermain bagus. Dia Kiper muda jadi masih bisa berkembang," tegas Alexandre.
"Terima kasih Tuhan, kami lolos ke semi-final. Selamat untuk pemain yang berjuang dan di babak adu penalti mereka bagus. Selamat untuk suporter juga, ini laga yang berat tapi kami berhasil lolos."
Berikutnya, PSIS akan melawan Arema FC pada laga semi-final. Arema mengamankan tiket ke babak berikutnya selepas mengalahkan Barito Putera.


