Bentrok tensi tinggi antara Chelsea melawan Liverpool mesti dinodai oleh drama Romelu Lukaku yang akhirnya dibekukan dari skuad The Blues untuk laga yang digelar Minggu (2/1) di Stamford Bridge.
Pertandingan memang berjalan seru dan mendebarkan, dengan semangat juang tim tuan rumah terbukti membara di paruh pertama. Tetapi rasanya laga itu cuma jadi pertunjukkan sampingan dari drama luar lapangan, dengan Thomas Tuchel mencoret Lukaku dari skuad setelah ia mengkritik taktik sang manajer dalam sebuah wawancara dengan media Italia yang ia jalani tanpa izin.
Lukaku diminta pulang dari hotel tim semalam sebelum laga setelah ketidakhadirannya dikonfirmasi dan tidak tampil di tengah-tengah pemain cedera yang duduk di belakang bangku cadangan Chelsea.
"Masalah ini jadi sampai ke mana-mana, bikin gaduh sebelum laga, sehingga saya memilih untuk melindungi persiapan tanding, itulah mengapa ia saya coret," jelas Tuchel kepada Sky Sports.
Tapi, begitu peluit tanda sepakmula dibunyikan, drama kembali ke dalam lapangan dan Liverpool nyaris menjadi algojo Chelsea yang dikepung krisis luar dalam.
Fans Chelsea diperbolehkan berdiri di stadion untuk pertama kalinya sejak 1994 - sebagai bagian skema percobaan tribun safe standing - dan mereka urun suara dalam drama Lukaku dengan menunjukkan kesetiaan mereka kepada sang manajer.
"We've got super Tommy Tuchel, he knows exactly what we need!" raung tribun Matthew Harding End.
Sayangnya seruan loyalis Chelsea kurang berdampak. Trevoh Chalobah membikin kesalahan fatal yang membuat Sadio Mane bisa membuka keunggulan tim tamu.
Nasib The Blues kian merana. Mohamed Salah memanfaatkan miskomunikasi antara Marcos Alonso dan Antonio Rudiger untuk menyelinap ke belakang garis pertahanan sebelum menaklukkan Edouard Mendy dari tiang dekat. Laga belum setengah jam, Chelsea sudah ketinggalan dua gol.
Ketegasan Tuchel soal Lukaku tampaknya akan jadi senjata makan tuan. Anak asuhnya sepertinya juga masih terguncang melihat rekan yang memegang status pemain termahal dalam sejarah Chelsea malah bertindak 'mbalelo'. Saat ini, mereka butuh sosok pahlawan.
Adalah Mateo Kovacic, yang hadir menjadi juru selamat Chelsea lewat sepakan voli luar biasa. Gol tersebut membakar semangat juang tuan rumah, 245 detik kemudian Christian Pulisic menuntaskan come back dan situasi kembali netral menuju turun minum.
Stamford Bridge memang sedang dihajar masalah bertubi-tubi, tetapi Tuchel masih bisa menurunkan tim penuh pejuang yang bakal membelanya sampai titik darah penghabisan. N'Golo Kante, Kovacic, sampai Mason Mount layak diberi aplaus tak terhingga untuk itu.
Sebetulnya, kedua tim berpeluang menang di babak kedua yang menghibur dan bikin jantung berdegup kencang, tetapi pada akhirnya Manchester City-lah yang bersorak paling lantang dengan hasil imbang ini.
Secara umum, hasil ini adalah sebuah kesuksesan buat Chelsea, dan menjadi justifikasi Tuchel bahwa jika ada yang berani berlaku sok dan menggoyahkan harmoni tim, tak peduli Anda pemain termahal sekalipun, maka Anda bukanlah pion yang ia perlukan.
Apa yang akan terjadi setelah ini? Itu terserah Chelsea, Tuchel, dan Lukaku. Tim Howard, bekas rekan Lukaku di Everton, membocorkan sebuah pesan teks bahwa sang manajer dan sang pemain bakal bicara empat mata untuk menyelesaikan sengkarut ini.
Tuchel bahkan bilang Lukaku bisa kembali untuk menghadapi Tottenham di semi-final Piala Liga, Kamis (6/1) dini hari WIB.
"Ia pemain kami, akan selalu ada jalan kembali, kami akan menyelesaikan ini di balik layar dan begitu kami mengambil keputusan, Romelu akan tahu, mungkin Anda juga akan tahu. Saya tak akan membahas ini sekarang," jelas Tuchel.
Ia mengaku meminta pendapat kelompok pemimpin di skuad Chelsea soal keputusan mencoret Lukaku: "Saya mengambil keputusan untuk tim, dan saya mendengarkan mereka."
"Saya mendengarkan pendapat mereka, apa pendapat mereka, lalu mengambil keputusan begitu mendengar pendapat mereka. Ini klub mereka, tim mereka, bukan urusan personal yang bisa saya putuskan lewat pertimbangan saya seorang. Kami punya skuad yang kami lindungi dan memiliki keyakinan dan sikap yang kuat."
"Inilah cara kami mengambil keputusan, bukan cuma untuk kasus ini, tetapi kami mengobrol secara rutin dengan lima-enam pemain untuk mendengar opini mereka dan mengetahui sudut pandang dari dalam. Kami ingin memahami situasi dengan jelas dan mengambil keputusan berdasarkan fondasi yang lebih besar."
Kontroversi ini bisa menjadi sebuah momentum kebangkitan, atau bisa saja semakin parah dan menjadi satu-satunya sorotan yang layak dikenang dari Chelsea musim ini.
The Blues bakal menghadapi Manchester City dan Tottenham di Liga Primer Inggris setelah ini, dan berpotensi turun kasta dari tim calon juara menjadi tim yang ikut rebutan empat besar jika bernasib sial.
Saat ini, sepertinya anggota tim utama Chelsea berusaha agar Thomas Tuchel tidak tenggelam di malapetaka yang mewarnai rezim Maurizio Sarri, Antonio Conte, dan Jose Mourinho.
.jpg?auto=webp&format=pjpg&width=3840&quality=60)



