Bintang Barcelona Lionel Messi merajai Ballon d'Or, dan rekor enam trofi telah dipastikan dalam sebuah acara megah di Paris dini hari tadi.
Kekecewaan untuk Virgil van Dijk yang juga dijagokan untuk menyambar penghargaan tersebut tetapi bintang asal Belanda tersebut harus puas berada di peringkat dua, unggul atas Cristiano Ronaldo.
Meski demikian pencapaian tersebut adalah sebuah penegasan dari performa istimewanya di level klub dan internasional. Tidak seperti Messi atau Ronaldo, van Dijk seolah-olah tidak ditakdirkan untuk menjadi superstar. Pada usia 28 dia harus menempuh perjalanan panjang dan berliku untuk berada di jajaran pemain elit.
Van Dijk adalah pemain Liverpool pertama yang berada di tiga besar sejak Fernando Torres melakukannya pada 2008, dan bek tengah pertama sejak Fabio Cannavaro meraih trofi itu pada 2006. Seorang bek memang jarang ada di daftar hebat itu.
Tetapi performa impresif van Dijk bukan hal yang mudah untuk diabaikan. Berkelas, konsisten dan sangat berpengaruh pada tim hingga dia mampu mengukuhkan diri di antara para elit. Sah untuk dikatakan, tidak ada bek yang lebih baik dari van Dijk sekarang ini.
Performa hebatnya sudah lama diakui. Pada April lalu van Dijk menyambar Pemain Terbaik PFA, sementara di bulan Agustus menyabet penghargaan Bek Terbaik Liga Champions dan Pemain Terbaik UEFA. Satu beulan kemudian, dia berada di urutan kedua setelah Messi di Best FIFA Football Awards di Milan.
Sulit utuk berargumen memang. Bagaimana bisa mengatakan Messi tidak layak menang setelah menanggung beban tim rata-rata Barcelona? Kejeniusan superstar Argentina itu berlanjut. Kualitasnya tidak memudar meski sekarang berusia 32. Perannya semakin vital untuk Blaugrana.
Liverpool mengenal betul kehebatan Messi ketika mereka terkapar di leg pertama semi-final Liga Champions di Camp Nou Mei lalu. Dibutuhkan kekuatan super dari van Dijk dan kawan-kawan untuk menciptakan keajaiban sepekan kemudian. Jurgen Klopp pernah berseloroh, Messi adalah yang terbaik di generasinya.
GettyVan Dijk mungkin akan menerima ini. Pesepakbola biasanya mengklaim mereka tidak termotivasi meraih penghargaan individu, tetapi yakinlah tidak seperti itu kenyataannya. Van Dijk mungkin berpikir punya kesempatan emas setelah mengantarkan Liverpool berjaya di Eropa. "Mungkin sudah waktunya bagi bek untuk memenangkannya," tutur van Dijk pada Goal ketika ditanya soal Ballon d'Or pada bulan lalu.
Kecewa? Tentu saja, tetapi dia juga punya kesempatan emas lainnya untuk memenangkan hadiah yang lebih besar. Hadiah tim. Dia ingin menjadi bagian dari skuad Liverpool yang memenangkan gelar juara pertama Liga Primer dalam tiga dekade, sekaligus mempertahankan gelar Liga Champions. Sebagai kapten Belanda, dia juga bisa membidik Euro 2020 untuk mengukuhkan kembalinya kekuatan Oranje di level internasional.
Di level klub dan internasional peran van Dijk tetap vital. Dia pemimpin, rujukan semua pemain dan pastinya garansi kenyamanan bermain. Van Dijk adalah Mr Konsisten, punya kualitas untuk mengangkat semangat orang-orang di sekitarnya. Tidak ada pemain Liverpool yang lebih populer ketimbang van Dijk saat ini.
Belum laga aksinya ketika mengawal area kekuasaan yang tak tertandingi. Pekan lalu dia memastikan the Reds nyaman di puncak klasemen Liga Primer berkat dua gol ke gawang Brighton. Terbukti, bukan hanya Messi dan Ronaldo yang bisa jadi penentu kemenangan.

"Dia hebat. Luar biasa," kata Klopp setelahnya.
Bos the Reds tersebut adalah sosok yang berhasil memboyongnya dari Soutthampton, sebuah keputusan yang pada akhirnya terbukti manis. Uang £75 juta yang dikeluarkan the Reds sepadan dengan kualitas yang didapat.
Sayangnya, kali ini hal-hal yang disebutkan di atas gagal memastikannya meraih penghargaan tertinggi. Tetapi jangan kecewa dulu. Ballon d'Or masih bisa diraih karena....
Kita masih bisa menantikan deretan aksi terbaik dari van Dijk di masa depan.




