Union Saint-Gilloise 20220123(C)Getty Images

Mengenal Union Saint-Gilloise, Raksasa Belgia Yang Tertidur Lama Kini Bangkit Kembali

Union Saint-Gilloise merupakan klub besar di persepakbolaan Belgia, di mana mereka telah 11 kali menjadi jawara di kasta tertinggi.

Tetapi pencapaian terakhir mereka di liga terjadi pada musim 1934/35, dan sejak saat itu belum ada lagi trofi yang mereka raih.

Barulah pada musim 2020/21 mereka kembali meraih juara di kasta kedua, dan membuat mereka promosi ke divisi teratas untuk pertama kalinya dalam 48 tahun.

Meski terakhir kali juara Liga Belgia pada 1934/35, musim ini mereka sangat spektakuler. Saat ini mereka bertengger di puncak klasemen dan unggul sembilan poin di puncak.

Pencapaian ini pasti tidak akan disia-siakan oleh tim asuhan Felice Mazzu untuk membuat koleksi trofi mereka menjadi 12 piala.

Liga Belgia saat ini telah memasuki pekan ke-29 dan tinggal tersisa enam matchday lagi, andai mereka tidak tergelincir di sisa pertandingan itu maka impian mereka akan terjadi di musim ini.

Keberhasilan Saint-Gilloise tak akan lepas dari peran direktur olahraga Chris O'Loughlin, yang bergabung pada 2019.

Sejak kedatangannya, Les Unionistes mulai menemukan arahnya, baik urusan di lapangan atau perekrutan pemain.

O'Loughlin menegaskan bahwa tujuannya adalah untuk membangun sistem dan budaya untuk mencapai kesuksesan di masa depan. Ia ingin fokus pada apa yang bisa timnya capai di beberapa tahun mendatang ketimbang hasil instan tanpa persiapan dan proses yang jelas.

"Saya berencana untuk fokus pada perekrutan dan menciptakan budaya, kemudian saya harus mencari pelath baru dan harus mengambil beberapa kursus pelatihan," ujar O'Loughlin kepada Sky Sports.

"Itu cukup sulit karena tidak ada staf pelatih. Mereka semua pergi ke Prancis."

"Kami memiliki sistem nilai di sini. Ini tidak hanya dibuat-buat. Kami melakukan banyak pekerjaan di dalamnya, saya sendiri, kepala eksekutif sampai presiden klub."

"Kami bertemu dengan spesialis yang membantu kami merumuskan cara berpikir kami, apa yang kami cari untuk Anda dapat melihat banyak hal dalam pemain."

Selain itu, O'Loughlin juga menyampaikan bahwa keberagaman karakter dan sifat pemain juga menjadi penentu bahwa Saint-Gilloise bisa bersaing di kasta teratas.

Meski begitu, pria berusia 43 tahun tersebut tetap mengakui bahwa keberhasilan Los Unionistes merupakan perjuangan dari semua pihak, baik orang-orang yang ada di dalam klub - seperti pemain, pelatih dan manajemen - dan para fans.

"Kami tidak mencari malaikat. Kami menginginkan pemain dengan kepribadian yang berbeda, yang keras, yang pendiaum, yang humoris," tambahnya.

"Penting untuk memiliki dinamika. Anda dapat memiliki tujuan yang berbeda tetapi harus ada sesuatu yang menyatukan semua orang. Kami percaya sistem nilai kami membantu itu."

"Pikirkan secara logis. Kita semua berasal dari latar belakang yang berbeda, dan tiba-tiba kita semua berkumpul dan menghabiskan rata-rata 250 sesi latihan dalam satu musim dengan tujuan yang sama."

"Anda bisa memiliki kepribadian yang berbeda-beda tetapi Anda membutuhkan tujuan yang sama untuk setiap pemain."

"Saya pikir kesuksesan saat ini adalah buah dari pekerjaan di musim pertama. Ada perubahan besar. Saat itulah penilaian yang jelas dibuat. Kami juga mengidentifikasi pemain apa yang kami inginkan di klub, orang-orang seperti apa yang kami mau di dalam klub ini."

Sekarang Saint-Gilloise telah mengguncang sepakbola Belgia dan mengembalikan namanya di papan atas, apalagi jika Mazzu sukses mengantarkan mereka menjadi juara liga.

Andai itu terjadi, para penggemar dan seluruh orang yang ada di klub akan berteriak kegirangan setelah mereka menanti-nantikan gelar pertama mereka di kompetisi teratas Belgia, yang terakhir kali mereka raih lebih dari 85 tahun lalu.

Iklan
0