Tyreece John-Jules memiliki keputusan besar yang harus diambil pada musim panas 2019.
Talenta muda Arsenal ini mendekati tahun terakhir dalam kontraknya di London Utara, dan klub-klub Eropa mulai memalingkan wajah mereka ke arahnya.
Teman dan rekan setimnya di U-23, Xavier Amaechi, berada dalam situasi serupa. Dia memutuskan masa depannya akan lebih baik di tempat lain, sepakat untuk hengkang ke Hamburg di Jerman.
Tetapi setelah menimbang opsinya, John-Jules akhirnya memilih untuk bertahan di klub yang ia perkuat sejak usia delapan tahun, menandatangani kontrak berusia lima tahun dengan The Gunners.
Arsenal merasa senang, tetapi perasaan berbeda dialami oleh beberapa klub top di Bundesliga Jerman, yang berusaha keras membujuk sang pemain dengan iming-iming kesempatan bermain secara reguler.
Dan bukan hanya tim dari Jerman saja yang memburu John-Jules. Klub-klub di bagian Eropa lain juga tidak ketinggalan, dengan AC Milan juga sangat tertarik untuk membawanya ke Italia.
Pada akhirnya, sang striker muda memutuskan untuk berjuang di klub di mana ia ditempa yang juga klub favoritnya dengan menandatangani kontrak jangka panjang.
"Selalu menjadi mimpi saya untuk bermain di klub ini," ujarnya. "Saya telah bekerja keras, jadi saya pikir, saya layak mendapat kontrak baru ini. Sekarang saya harus terus bekerja keras dan ketika saya mendapat kesempatan, saya akan berusaha memaksimalkannya."
John-Jules, yang merupakan keponakan dari aktor Red Dwarf Danny John-Jules, memulai belajar sepakbola di Charlton Athletic, tetapi kemudian pindah ke Arsenal saat usia delapan tahun setelah membuat tim pemantau The Gunners terkesan pada saat kedua tim bertanding.

Bagi pemain yang mengidolakan Thierry Henry sejak kecil, itu merupakan mimpi yang jadi nyata, dan ia dengan cepat menulis namanya dengan cemerlang di akademi Arsenal.
Penampilannya yang memukau di setiap tim semua level usia Arsenal membuat klub-klub Eropa berusaha membajak jasanya sebelum ia mengikat kontrak jangka panjang tahun lalu.
Dia mungkin bukan pemain yang nyentrik seperti beberapa pemain lain, tetapi John-Jules adalah pemain yang dihargai karena kualitas dan kerja kerasnya di manapun ia berada.
Karakter pendiam dan rendah hati ini membuat kesan positif saat pra-musim 2019 di Amerika Serikat. Performanya membuat staf pelatih dan pemain senior terkesan, dengan Alexandre Lacazette dan Pierre-Emerick Aubameyang kemudian menjadi mentornya di klub.
“Saya sering berkumpul dengan mereka, berusaha belajar dari mereka di dalam dan di luar lapangan," ujar John-Jules. "Mereka memberitahu saya untuk positif, percaya diri ketika mendapat bola, terutama dengan tim utama. Saya bisa belajar sangat banyak dari mereka."
Usai tur pra-musim tersebut, John-Jules kembali ke skuat U-23, di mana ia mencetak lima gol dalam 12 pertandingan dalam periode pertama musim.
Dia bergabung dengan klub League One Lincoln City dengan status pinjaman pada Januari, tetapi sebelum ia memberi kesan besar pada Mikel Arteta - yang menggantikan Unai Emery sebagai pelatih Arsenal satu bulan sebelumnya.
"Saya sangat terkesan dengan apa yang saya lihat dari dia pada sesi latihan," ujar Arteta. "Saya benar-benar menyukai dia."
Nahas bagi John-Jules, masa pinjamannya ke Lincoln City berakhir hanya setelah tujuh pertandingan karena cedera kaki. Dia sekarang sudah kembali ke Arsenal dan berusaha kembali bugar saat musim panas.
Transfer pinjaman lain sangat memungkinkan musim depan, dan bisa saja ke luar Inggris, tetapi pemain muda itu juga memiliki potensi untuk dimasukkan ke tim utama.
Getty/GoalThe Gunners tidak kekurangan striker muda menjanjikan. John-Jules memiliki Eddie Nketiah - mantan teman serumah - di depan dia dalam urutan ke tim utama dan Folarin Balogun juga mengincar posisi serupa.
Dengan demikian, persaingan untuk menantang Aubameyang dan Lacazette sangat ketat, terutama ketika Anda menambah Gabriel Martinelli ke dalamnya, tetapi kemampuan serba bisa John-Jules mungkin akan memberikan dia keuntungan dalam beberapa tahun ke depan.
"Dia bisa melakukan segalanya," ujar Arteta. "Dia menghubungkan bola dengan sangat baik setiap keluar dari posisi nomor sembilan. Dia benar-benar memiliki kemampuan bagus untuk melakukannya. Dia membaca situasi lebih dini daripada yang lain dan dia juga pencetak gol yang baik.
"Secara fisik dia berkembang dalam bentuk yang sangat bagus. Saya pikir dia pemain yang sangat komplet."
Fakta bahwa John-Jules membuat Arteta begitu terpukau dalam waktu yang singkat menggambarkan dengan jelas bagaimana tipe dan karakternya. Mereka yang mengenal dia, selalu memuji tinggi sang pemain, menyebutnya sosok rendah hati tetapi memiliki etos kerja yang sangat besar.
Keputusannya untuk bertahan di Emirates Stadium tahun lalu membuat banyak klub Eropa kecewa, dan Arsenal akan berharap performanya dalam beberapa tahun ke depan akan menambah kekecewaan tersebut.




