GFX The Unsellables - Pogba, Neymar, BaleGoal

Paul Pogba, Neymar, Gareth Bale Sulit Dijual & Gejala Menjamurnya "The Unsellables"


OLEH PETER STAUNTON     PENYUSUN  SANDY MARIATNA

Semakin hari, gaji dan biaya transfer pemain di dunia sepakbola semakin meningkat. Bagi sebagian pemain, situasi ini justru bisa menjadi bumerang karena opsi mereka untuk berganti klub akan sangat terbatas. Pemain tersebut akan kesulitan untuk menemukan klub yang bersedia menebus dan menggaji tinggi seperti di klub sebelumnya.

Ada banyak pemain yang tidak bahagia di klub-klub besar dan mereka ingin pindah sebelum bursa transfer musim panas ditutup. Dalam kasus ini, Neymar adalah contoh terbaik. Bukan rahasia lagi bahwa "perkawinan" antara Neymar dan Paris Saint-Germain berjalan tak mulus dan berpotensi kandas. Namun, justru jalan buntu yang mereka temui.

PSG tentu saja ingin uang pembelian Neymar -- €222 juta -- bisa kembali utuh, tapi tak banyak klub yang mau menggelontorkan biaya sefantastis itu. Betul ada ketertarikan dari Barcelona. Akan tetapi, skenario kepulangan Neymar tetap sulit terwujud karena Barcelona harus merombak anggaran klub, ditambah lagi mereka masih punya rencana lain di bursa transfer, seperti memboyong Antoine Griezmann.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Neymar punya pemasukan €700 per pekan di Parc des Princes, yang artinya hanya ada satu-dua klub yang bisa memenuhi tuntutan gajinya. Kalau sudah seperti ini, Neymar terancam tak bisa ke mana-mana. Andai PSG berhasil menjualnya tanpa perubahan biaya transfer dan gaji, maka klub baru Neymar tersebut total harus mengeluarkan €400 juta hanya untuk empat tahun ke depan!

Saat Neymar nanti pulih dari cedera, satu-satunya opsi yang mungkin tersedia baginya adalah menunggu lagi musim panas tahun depan dan berharap nilai transfernya bisa menurun seiring dengan masa kontraknya yang akan habis.

Di tempat lain, Paul Pogba terlihat ingin menyudahi petualangannya di Manchester United. Dalam sebuah tur iklan di Jepang, Pogba sudah mengirimkan kabar buruk kepada klubnya setelah secara terang-terangan mengaku ingin mencari tantangan baru di musim depan.

Neymar Brazil Qatar Friendly 05062019EVARISTO SÁ/AFP/Getty Paul Pogba Juventus Real MadridGetty/Goal

Menilik durasi kontrak Pogba -- yang masih tiga tahun jika United mengaktifkan opsi perpanjangan satu tahun -- maka gelandang Prancis itu berpotensi punya banderol lebih dari €100 juta, melampaui biaya pembeliannya dari Juventus tiga tahun lalu.

Biasa sebesar itu mungkin bisa ditebus Real Madrid, sekalipun mereka sudah jor-joran sejauh ini. Namun, tidak ada jaminan Los Blancos akan sepenuh hati untuk merekrutnya. Jika Madrid atau Juventus gagal memboyongnya, Pogba tak punya pilihan selain bertahan di Old Trafford.

Di saat bersamaan, United masih terikat dengan Alexis Sanchez. Layak disebut sebagai transfer paling merusak di era Jose Mourinho, Sanchez dikabarkan berpendapatan £600 ribu per pekan yang telah mendistorsi skema gaji di dalam klub. Akibatnya, United kewalahan untuk memberikan kontrak baru bagi talenta menjanjikan seperti Marcus Rashford.

Rashford tentu berhak membandingkan kontribusi dirinya dan Sanchez bagi United selama satu setengah musim keduanya bersama di klub. Itulah mengapa United akan dengan senang hati menerima tawaran apa pun untuk Sanchez. Masalahnya, siapa yang mau menggaji Sanchez sebanyak itu?

Situasi serupa dialami Arsenal dengan pemain bintangnya, Mesut Ozil. Ada indikasi Ozil bahagia di London Utara - wajar, mengingat dia bergaji £350 ribu per pekan. Namun, Arsenal butuh penyesuaian bujet gaji mereka lantaran butuh uang untuk berbelanja di bursa transfer. Sayangnya, melepas Ozil bukan perkara gampang.

Musim lalu, Unai Emery sudah membuktikan bahwa dirinya tidak menyukai Ozil dan sang manajer bakal tidak kecewa jika harus kehilangannya. Terlepas dari inkonsistensi performa, gaji Ozil jadi penghalang kepergiannya. Arsenal terjebak sendiri dengan pemain yang tidak mereka inginkan dan hingga kini belum ditemukan solusinya.

Alexis Sanchez Manchester United 2018-19Getty Images Mesut Ozil Arsenal Chelsea Europa League final 2019Getty Gareth Bale, Zinedine Zidane, Real MadridGetty Images

Dilema itu juga terasa familiar di Real Madrid. Mereka sempat memecahkan rekor transfer untuk memboyong Gareth Bale, tapi winger Wales itu kini telah kehilangan tujuannya di Santiago Bernabeu. Kontrak baru yang ditekennya pada Oktober 2016 punya nilai yang besar.

Terlepas dari masalah cedera yang selalu menghantui Bale, Madrid bakal sangat senang jika bisa melepasnya. Dengan nilai pasar Bale yang masih tinggi, Madrid boleh jadi tetap untung dengan investasi senilai €100 juta yang mereka bayarkan kepada Tottenham enam tahun lalu. Namun, lagi-lagi rencana tak seindah kenyataan.

Semua kasus di atas merupakan konsekuensi dari penimbunan talenta yang dilakukan segelintir klub-klub top dalam beberapa tahun terakhir. Mereka terus bernafsu mengejar talenta dan uang di tengah guyuran uang dari hak siar dan komersial. Wacana Super League berpotensi makin membuat klub-klub top ini makin berjarak.

Talenta hebat memang langka. Butuh dana besar untuk merekrutnya dan menggajinya. Bagi klub-klub di luar jajaran elite tersebut, mustahil bisa mendapatkan talenta tersebut. Bagi klub pemilik, bakal makin sulit untuk menjualnya. Bagi sang pemain, mereka akan minim opsi.

Klub-klub seperti Real Madrid dan Manchester United bertanggung jawab atas melambungnya harga dan gaji sekumpulan pemain berbakat ini. Dan apabila situasi mendadak kacau, klub dan si pemain yang tidak bahagia ini bakal sama-sama menemui jalan buntu.

Iklan