Victor Osimhen Edinson Cavani Didier Drogba Napoli GFXGetty/Goal

Titisan Edinson Cavani? Victor Osimhen Menjelma Sebagai Ikon Baru Napoli

Victor Osimhen memiliki keraguan untuk pindah ke Napoli pada 2020, paling tidak karena masalah rasisme di Italia, jadi pemain Nigeria itu berbicara dengan bek Kalidou Koulibaly.

Pemain internasional Senegal mengakui bahwa ia telah mengalami pahitnya menjadi sasaran rasisme selama berkarier di Serie A, namun ia mengatakan kepada Osimhen bahwa tidak akan menemui masalah di Naples.

Itu belum terbukti sepenuhnya benar.

Pekan ini, saat membahas potensi ketersediaan Osimhen untuk pertandingan Liga Europa lawan Legia Warsawa, pelatih Napoli Luciano Spalletti menimbulkan kontroversi dengan menyatakan bahwa "pemain dengan kulit bewarna" bisa pulih lebih singkat dari kelelahan otot daripada rekan-rekan setimnya karena alasan genetik.

Ada beberapa perdebatan mengenai apakah argumen Spalletti itu mengandung muatan rasisme. Hampir semua orang setuju bahwa itu, paling tidak, salah kaprah yang menyakitkan bagi beberapa pihak.

Namun, meski pun Napoli mungkin merupakan kota yang dilanda masalah sosial-ekonomi, sebagian besar penduduknya membenci ketidaktahuan dan prasangka, terutama karena mereka harus menghadapinya selama bertahun-tahun.

Teritorialisme tetap menjadi noda pada masyarakat Italia, dengan orang-orang dari wilayah selatan sering dipandang rendah oleh orang-orang dari utara yang lebih kaya dan lebih maju. Jadi, pemain non-kulit putih berseragam Napoli sering menjadi sasaran segelintir orang bodoh yang masih bisa ditemukan di stadion Serie A.

Sayangnya, tidak mengejutkan bahwa Osimhen, Koulibaly dan pemain internasional Kamerun dari Napoli Andre-Frank Zambo Anguissa semuanya dilecehkan secara rasial saat menang 2-1 atas Fiorentina di Stadio Artemio Franchi pada awal bulan ini.

Koulibaly sangat terpukul dengan insiden tersebut, kemudian mengakui bahwa ia tidak bisa tidur selama dua hari. Sementara Osimhen mengirimkan pesan untuk memerangi aksi memalukan tersebut.

"Bicaralah kepada anak-anak Anda, orang tua Anda," tulis Osimhen di Twitter. "Buat mereka mengerti betapa menjijikkannya membenci seseorang karena warna kulit mereka. Katakan tidak untuk rasisme."

Saat ketakutan Osimhen untuk bermain di Italia terbukti sangat beralasan, Koulibaly setidaknya benar tentang sambutan yang akan diterima rekan Afrikanya itu di Naples.

Untuk saat ini, tidak ada lagi pemain populer di Stadio Diego Armando Maradona. Dan itu bukan hanya karena, saat ini, tidak ada pemain yang lebih baik di Serie A.

Tentu saja, orang dapat berargumen bahwa orang-orang Neapolitan selalu cenderung perlahan menyukai Osimhen. Bagian dari daya tarik abadi Maradona, misalnya, terletak pada keyakinan bahwa ia adalah salah satu dari mereka. Maradona mungkin lahir di Buenos Aires, tapi ia berasal dari jalanan. Ia tahu apa artinya penderitaan.

Tidak ada yang mengatakan bahwa Osimhen adalah kedatangan kedua setelah San Diego, tapi yang pasti ia tahu apa artinya penderitaan. Seperti yang pernah dikatakannya kepada France Football, "Bagian dari hidup saya adalah perjuangan untuk bertahan hidup."

Ini adalah seorang pemuda yang dibesarkan dalam kemiskinan di Lagos. Ibunya meninggal ketika ia masih kecil – dia bahkan tidak ingat tahunnya – dan ayahnya kehilangan pekerjaannya hanya tiga bulan kemudian. Ia biasa membersihkan selokan rumah kontrakannya dan menjual air kemasan di tengah lalu lintas untuk membantu keluarganya memenuhi kebutuhan.

Ketika ia mengatakan bahwa menjadi pesepakbola adalah "impian masa kecil yang dimulai di daerah kumuh", itu tidaklah berlebihan. Namun, terlepas dari semua ini, ia mempertahankan pandangan yang paling luar biasa tentang hidupnya.

"Saya merasa perjuangan ini membantu saya dalam hidup," jelasnya dalam wawancara YouTube dengan rekan setimnya di Nigeria William Paul Troost-Ekong. "Saya bersyukur atas keberadaan saya sekarang karena apa yang telah saya lalui. Itu membentuk saya menjadi pribadi seperti sekarang ini."

Dan juga pemain seperti sekarang ini.

Osimhen jelas diberkahi dengan kemampuan alami yang luar biasa tetapi ketika ia menerima tepuk tangan meriah dari para penggemar Napoli setelah ditarik keluar 15 menit dari kemenangan akhir bulan lalu atas Cagliari, legenda klub Ciro Ferrara benar ketika mengatakan bahwa penonton tuan rumah sedang memuji striker Super Eagles atas sikap dan bakatnya.

Lagi pula, tidak semuanya berjalan sesuai rencana sejak Napoli membayar biaya transfer €70 juta untuk Osimhen pada musim panas 2020.

Ia tidak beruntung karena cedera dan sakit, namun juga karena kesalahannya. Ia bahkan dikartu merah pada pertandingan pembuka musim ini, karena pukulannya yang lembut namun tidak masuk akal terhadap bek Venezia, Daan Heymans.

Namun, terlepas dari semuanya, ia selalu menunjukkan bahwa kemampuannya bukan sekadar perpaduan kecepatan dan keterampilan yang luar biasa, tetapi juga tekad yang teguh untuk membuktikan nilainya bagi klub dan pendukungnya.

"Mereka mempercayai saya dan mendukung saya melalui awal yang sulit musim lalu," katanya baru-baru ini kepada BBC Sport Afrika. "Cinta yang saya nikmati sangat besar - klub, kota, penggemar, dan semua orang yang terhubung dengan Napoli membuat saya melayang."

Dan ia benar-benar melayang sekarang, hampir secara harfiah.

Akhir pekan lalu, ia mencetak gol kemenangan dengan sundulan tinggi melawan Torino yang menurut Antonio Cassano pantas mendapatkan lebih banyak pujian daripada yang diterimanya.

"Ketika Ronaldo melakukan itu, semua orang memujinya dan mereka menyebutkan berapa meter dan sentimeter ia melompat," kata mantan pemain internasional Italia itu kepada BoboTV. "Tapi Osimhen melampaui mistar dan mencetak gol sundulan gila... itu mengingatkan saya pada apa yang biasa dilakukan [Didier] Drogba."

Osimhen akan menyukai perbandingan itu, mengingat ia tumbuh dengan mengidolakan sang legenda Pantai Gading. Ketika Lille bermain di Stamford Bridge pada Desember lalu, ia bahkan menelepon semua temannya di obrolan video sebelumnya untuk menunjukkan kepada mereka bahwa ia sedang berjalan di rumput yang sama di mana idolanya mencetak banyak gol.

Victor Osimhen Didier Drogba Napoli Chelsea GFXGetty/Goal

Sebenarnya, gaya bermain dan fisiknya mungkin lebih mirip dengan mantan ikon Napoli, Edinson Cavani, tetapi Osimhen memiliki potensi untuk menjadi penyerang seperti apa yang diinginkannya.

Nama-nama seperti Fabio Capello dan Christian Vieri telah berulang kali menunjukkan bahwa mengatakan bahwa kemampuannya masih bisa lebih baik lagi, terutama dalam hal penyelesaian dan menahan bola dengan kakinya, tidak ada batasan untuk apa yang bisa dicapainya.

Juga adalah Vieri, yang memprediksi dengan tepat sebelum musim dimulai bahwa Osimhen akan berkembang pesat di bawah Spalletti, yang tidak memiliki apa-apa selain cinta untuk sang penyerang: "Ia bisa melakukan segalanya. Ia benar-benar profesional yang hebat dan ia anak yang sangat manis yang mendengarkan semua orang."

Musim ini, Osimhen telah mencetak sembilan gol dalam 10 penampilan di semua kompetisi, dengan lima golnya dalam lima pertandingan Serie A terakhirnya menjadi alasan utama mengapa Napoli saat ini berada di puncak klasemen dengan delapan kemenangan dari delapan pertandingan.

Akhir pekan kemarin, Partenopei memang sukses memperpanjang rekor tak terkalahkan mereka dengan bermain imbang tanpa gol di markas AS Roma.

Tidak mudah untuk menghentikan Osimhen. Sebagai contoh, bos Cagliari, Walter Mazzarri merasa skemanya sudah membatasi pergerakan lini depan Napoli pada pekan keenam tapi tetap harus kalah 2-0. Mengapa? Karena timnya tidak bisa membendung Osimhen.

"Ia fenomenal," kata mantan bos Napoli itu kepada DAZN, "karena ia berlari sendirian di antara lima pemain dan masih bisa lolos."

Pada dasarnya, Osimhen masih bisa melewati segala rintangan di jalur kariernya. Maka, tidak heran jika mereka menyukainya di Stadio Diego Armando Maradona.

Rekor 100 persen tim mungkin akan segera berlalu, tetapi Osimhen dan Napoli akan tetap sempurna satu sama lain.

Iklan

ENJOYED THIS STORY?

Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

0