Raheem Sterling Manchester City GFXGetty/Goal

Tinggalkan Manchester City, Memang Mau Ke Mana Raheem Sterling?

Setelah cuma sebatas rumor, Raheem Sterling pada satu titik, pekan lalu, mengungkapkan bahwa ia akan mempertimbangkan peluang pindah dari Manchester City jika mendapat kesempatan yang menawarkan menit bermain lebih banyak.

"Jika ada pilihan untuk pergi ke tempat lain untuk menit bermain lebih banyak, saya terbuka untuk hal tersebut," kata Sterling saat diwawancarai di KTT Financial Times Business of Sport AS di New York. "Sepakbola adalah hal yang paling penting bagi saya."

Pemain berusia 26 tahun itu sukses besar di Etihad Stadium sejak kedatangannya dari rival, Liverpool apda 2015 - memenangkan banyak trofi, termasuk tiga gelar Liga Primer Inggris dan gelar Pemain Terbaik Tahun 2019.

Namun, 12 bulan terakhir tidak bersahabat dengannya, karena mulai tersisih dari skuad utama City menyusul penurunan performa dan adanya persaingan ekstra untuk posisi sayap kiri dengan mencuatnya Phil Foden dan perekrutan yang memecahkan rekor Inggris senilai £100 juta yakni Jack Grealish.

Tidak ada yang meragukan kualitas Sterling. Ia tampil cemerlang bersama Inggris di Euro 2020 kemarin, meski pun tidak lagi menjadi pemain reguler dalam kampanye juara City dan bisa saja berpeluang dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Euro jika pasukan Gareth Southgate mengalahkan Italia di final.

Tapi, masalahnya di Etihad Stadium terus berlanjut. Sterling mencatatkan penampilan sebagai starter kurang dari setengah dari 10 pertandingan klub di Liga Primer dan Liga Champions sejauh musim ini, dan hanya mencetak satu gol - melawan tim papan bawah Norwich City.

Ia juga mengalami kesulitan di saat City mengalami krisis striker, dengan Pep Guardiola harus berulang kali memutar otaknya untuk merotasi lini depan tim tanpa kehadiran seorang penyerang murni.

Situasi itu membuat Sterling lebih sering dimainkan sebagai 'false nine', peran yang tampaknya tidak cocok dengan kemampuan yang dimilikinya sejak tiba di City.

Sebagai seorang pemain sayap, ia sering mendapat keuntungan dari gerakan tusukannya yang sering mendapat bola pantul untuk menjadi gol. Ia juga memberikan kesempatan yang tak terhitung untuk orang lain, baik dengan menjaga sisi lebar lapangan atau bergerak ke tengah.

Gol-gol khas itu masih ada, tetapi tidak lagi ada di mana-mana seperti ketika Sergio Aguero atau Gabriel Jesus menjadi ujung tombak serangan, dengan Jesus sekarang lebih banyak dimainkan di sisi kanan.

Dampak Sterling pada permainan - dan mungkin juga kepercayaan dirinya - telah berkurang, dan itu menyebabkan ia lebih sering berada di bangku cadangan daripada yang ia inginkan.

Tidak ada perselisihan antara sang pemain dan Guardiola, dan mereka justru terlihat tertawa bersama dalam latihan jelanag kemenangan akhir pekan lalu di Liga Primer atas Burnley.

Soal komentar Sterling, bukan berarti ia pasti akan meninggalkan City, meski rasa frustrasinya bisa dipahami - menggambarkan seorang pemain kelas atas yang memang selayaknya bermain di level tertinggi secara rutin.

Dan, saat Guardiola mencoba untuk tidak terlalu membesar-besarkan komentar Sterling, ia dengan tegas merespons bahwa para pemain perlu memperjuangkan tempat mereka di lapangan, alih-alih mengeluh.

"Ketika Anda mendapat kesempatan untuk bermain, tunjukkan pada saya, tunjukkan diri Anda," kata bos City tentang pemilihan tim. "Tunjukkan kepada dunia betapa salahnya saya ketika saya tidak memilih Anda dan kemudian Anda benar. Anda harus bermain besok."

"Yang terbaik berbicara di lapangan. Saya adalah seorang manajer dengan pemain top yang luar biasa, dan mereka tidak pernah, tidak pernah, tidak pernah mengeluh kepada saya - pergi ke sana dan tunjukkan betapa salahnya saya ketika saya tidak memilih Anda."

“Mereka perlu menunjukkan kepada saya betapa bagusnya mereka. Atlet terbesar di dunia, di semua cabang olahraga, pada saat ini, mereka berbicara di atas rumput. Di sanalah mereka harus berbicara.”

Raheem Sterling Pep Guardiola Manchester City GFXGetty/Goal

Sterling bukan satu-satunya anggota City yang tidak senang dengan kurangnya waktu bermain mereka dalam beberapa bulan terakhir. Bernardo Silva dan Aymeric Laporte sama-sama mempertimbangkan masa depan mereka pada musim panas ini setelah musim lalu berjalan tidak sesuai harapan, namun mereka telah bekerja keras untuk mendapatkan kembali tempat pada awal musim ini.

Guardiola menegaskan ia tidak akan menyimpan dendam dan memperlakukan setiap pemain sesuai dengan kemampuannya, dan tidak luput dari perhatian bahwa Sterling masuk dalam susunan pemain dalam kemenangan 2-0 atas Burnley.

Hanya saja, Sterling, tidak memberikan dampak yang signifikan, pun halnya ketika dipercaya kembali tampil di Liga Champions lawan Club Brugge, Rabu (20/10) dini hari WIB, ketika City menang telak 5-1.

Setiap kali ia tidak bermain sebagai starter, maka mungkin akan semakin memanaskan spekulasi mengenai masa depannya, yang pasti akan menyertainya selama beberapa bulan ke depan.

Barcelona telah dikaitkan dengan transfer pinjaman Januari, sementara Real Madrid juga disebut sebagai potensi tujuan sang pemain.

Tetapi kenyataannya adalah bahwa Sterling bisa kekurangan opsi yang realistis apabila ia melanjutkan keinginannya untuk pindah, dengan banyak raksasa Eropa telah terpukul keras secara finansial oleh pandemi COVID-19.

City masih mengharapkan biaya yang cukup besar jika Sterling pergi, sementara klub mana pun harus menunggu hingga musim panas 2023 untuk mendapatkannya dengan status bebas transfer, dan ia tidak mungkin hanya menjadi penghangat bangku cadangan selama 18 bulan ke depan dan menunggu kontraknya habis.

Tapi pindah ke Spanyol akan sulit, karena kondisinya Real dan Barca masih terlilit banyak utang, sementara klub-klub Jerman dan Italia tidak berani jor-joran.

Newcastle United yang mendadak kaya setelah diakuisisi investor Arab Saudi jelas bakal dikaitkan dengan banyak nama-nama besar di bursa transfer, namun faktanya The Magpies akan lebih dahulu memikirkan untuk lolos dari degradasi ketimbang mengejar prestasi, atau bahkan mengejar tiket lolos ke Eropa, pada tahap transisi mereka.

Paris Saint-Germain, kemudian, mungkin menawarkan solusi yang paling masuk akal dari sudut pandang keuangan, meskipun ia kemungkinan harus menantikan salah satu dari Neymar, Lionel Messi atau (kemungkinan besar) Kylian Mbappe untuk pindah jika ia tidak mau kembali menjalani peran sebagai pelapis di ibu kota Prancis.

Bertahan di City, memang masih jadi kemungkinan besar, dan kendati pembicaraan untuk perpanjangan kontrak mengalami penundaan, juara Liga Primer masih tertarik untuk mengikat Sterling ke kesepakatan jangka panjang.

Uang bukanlah faktor yang memotivasinya untuk pindah, meski begitu tidak banyak klub yang sanggup memenuhi permintaan gaji Sterling yang diyakini mencapai £200.000 per pekan - belum lagi biaya transfernya.

Jadi setelah komentar keinginannya untuk pindah, intrik akan mengikuti Sterling sampai ia mencapai kesepakatan bertahan di City atau pergi ke tempat lain.

Tentang masa depannya, hanya itu yang bisa dipastikan.

Iklan

ENJOYED THIS STORY?

Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

0