Ki-Jana Hoever Liverpool Wolves GFXGetty/Goal

'Tinggalkan Liverpool Adalah Keputusan Terbaik' - Ki-Jana Hoever Mengejar Mimpi Di Wolverhampton

Sejauh pemikiran Ki-Jana Hoever, tidak ada yang namanya penyesalan.

Sejak pemuda asal Belanda itu memutuskan untuk meninggalkan Liverpool untuk bergabung dengan Wolverhampton Wanderers pada September lalu, Hoever sudah mantap memilih langkah dalam kariernya. 

"Terkadang saya merasa tua," kata pemain 19 tahun itu dalam wawancara eksklusif dengan Goal. "Saya seperti sudah lama berada di sini [Wolves]"

Hoever berumur 19 tahun pada Januari lalu, tapi ini ketiga kalinya dia masuk dalam NXGN 2021, daftar tahunan Goal untuk 50 wonderkid terbaik di dunia. Dia sendiri finis di urutan ke-33.

"Tahun ini bergulir dengan sangat cepat," dia tersenyum. "Tapi saya masih muda dan masih punya banyak waktu untuk berkembang."

Hoever, yang pernah menjuarai Kejuaraan Eropa bersama Belanda U-17, tampaknya memang cocok berkarier di Molineux.

EMBED ONLY Ki-Jana Hoever Wolves NXGN award GFXGoal

Padahal, dia pernah masuk buku sejarah Liverpool sebagai debutan termuda ketiga sepanjang sejarah klub (16 tahun 354 hari) ketika bermain dalam babak ketiga Piala FA pada Januari 2019.

"Ya, kenangan yang indah," katanya. "Saya ingat ketika itu semuanya terjadi begitu cepat. Tim utama sedang mengalami masalah cedera, saya berlatih dengan mereka, lalu saya duduk di bangku cadangan melawan Wolves." 

"Awalnya saya cuma berharap bisa debut dan bermain beberapa menit. Saya tidak mengira kalau saya harus bermain sejak menit keenam!"

Hoever diboyong ke Merseyside dari Ajax pada musim panas 2018 dan langsung membuat impresi bagus. Dalam latihan pertamanya dengan skuad Jurgen Klopp, Hoever mencuri perhatian berkat penjagaan apiknya terhadap Mohamed Salah. 

Dia lalu mencatatkan empat penampilan senior bagi The Reds, dan mencetak satu gol melawan MK Dons di Piala Liga. Berposisi sebagai bek kanan dan bek sentral, Hoever dipandang memiliki potensi besar oleh Klopp.

Ki-Jana Hoever Liverpool Wolves 2018/19Getty

Namun, hadirnya Neco Williams membuat segalanya menjadi rumit. Williams jadi pelapis Trent Alexander-Arnold di musim lalu, sementara Hoever menghabiskan sebagian besar musim 2019/20 di tim U-23. 

Penampilan terakhirnya untuk Liverpool tersaji pada Februari tahun lalu di Piala FA melawan Shrewsbury Town di Anfield. Hoever juga belum sempat bermain di Liga Primer Inggris dengan seragam Liverpool. 

Oleh karena itu, ketika muncul kesempatan bergabung dengan Wolves pada musim panas lalu, gayung pun bersambut. Kontraknya di Liverpool memang masih tersisa dua tahun, tapi Hoever ingin jalan yang jelas menuju penampilan reguler di tim utama, yang tidak bisa ditawarkan The Reds.

Wolves bisa menggaransi hal tersebut dan Hoever pun pindah ke Molineux dengan mahar £9 juta, belum termasuk bonus £4,5 juta dan juga klausul kompensasi penjualan sebesar 15 persen.

"Itu bukan pilihan yang mudah, tapi juga tidak sulit," kata Hoever ketika memutuskan pergi dari Liverpool. “Saya tahu bahwa menit bermain saya [di Wolves] akan lebih banyak ketimbang di Liverpool. Itulah mengapa saya membuat keputusan ini. Saya rasa, itu adalah keputusan terbaik untuk perkembangan karier saya."

Ki-Jana Hoever Liverpool 2019Getty

“Saat ini terjadi badai cedera [di Liverpool], situasinya mungkin berbeda [jika saya bertahan]. Namun, saya tidak berpikir seperti itu. Saya berpikir, jika semua pemain Liverpool fit, berapa menit bermain yang bakal saya dapatkan? Liverpool adalah tim hebat, punya lini belakang terbaik di dunia. Jadi sangat sulit bagi saya."

“Dan di sini [Wolves] segalanya terasa bagus. Saya benar-benar terlibat dalam skuad, benar-benar menjadi pemain tim utama. Itulah yang saya harapkan, tapi saya tahu saya masih bisa lebih baik dari ini. Ini musim pertama yang bagus sejauh ini."

Hoever mengaku tidak berdiskusi dengan Klopp sebelum hengkang, tetapi dia tetap berhubungan baik dengan mantan rekan setimnya di Liverpool, termasuk rekan senegaranya Virgil van Dijk.

“Dia sangat baik pada saya,” katanya. “Jika saya butuh sesuatu, saya tinggal meneleponnya atau mengirim pesan singkat dan dia akan membantu saya. Virgil adalah pria yang sangat baik."

“Tidak peduli siapa Anda, jika Anda berada di sampingnya, dia akan membuat Anda terlihat sangat bagus dalam bertahan! Ketika saya berlatih dengannya, dia akan berbicara kepada saya dalam bahasa Belanda. Dia melatih saya, soal di mana harusnya posisi saya, kapan harus turun ke belakang, kapan harus maju ke depan. Dia memikul tanggung jawab besar dan saya tinggal mendengarkannya!"

Ki-Jana Hoever - Wolves - 2020/21Getty

Hoever sendiri mampu beradaptasi dengan baik di Wolves. Debutnya datang pada September lalu melawan West Ham United, lantas pada Desember dia bermain starter di Old Trafford. Meski tampil impresif, Wolves harus mengalami kekalahan menyakitkan di laga itu.

Sejauh ini, Hoever sudah mencatatkan selusin penampilan untuk Wolves, termasuk saat menghadapi Chelsea dan Manchester City. Cepat, atletis, dan nyaman ketika menguasai bola, Hoever terlihat ideal sebagai wing-back dalam formasi 3-4-3 Wolves arahan Nuno Espirito Santo. 

"Dia [Nuno] adalah pelatih yang bagus. Dia banyak membantu saya," kata Hoever. "Ketika saya datang ke sini, gaya permainan tim ini terasa baru bagi saya. Sekarang, saya tahu bagaimana cara melakukannya. Saya masih melatihnya setiap hari, tetapi awalnya memang agak sulit.”

Tentu saja Hoever sudah mendapat banyak pelajaran dalam bertahan, lantaran sebagai full-back belia, dia sudah pernah menghadapi pemain top seperti Mo Salah, Sadio Mane, dan kini Adama Traore.

"Saya memiliki kecepatan dan itu membantu saya. Ketika saya datang kemari, saya tidak cukup berotot untuk menjadi bek sentral. Dulu mungkin Anda melihat saya sebagai sosok yang kurus, tapi saya terus bekerja keras dan sekarang saya bertambah kuat!"

Apakah cukup kuat untuk menghadapi Traore?

Adama Traore Wolves 2020Getty

"Dia tahu bahwa saya sekarang sudah lebih berotot dan lebih kuat," canda Hoever. "Sangat sulit untuk bertahan melawannya, karena tidak ada pemain seperti dirinya."

"Biasanya, ketika menghadapi pemain sayap yang cepat, ada cara untuk menghentikannya. Namun dia [Traore] sangat sulit dihentikan. Jika Anda terlalu dekat, dia bisa langsung membuat Anda terpental karena dia sangat kuat. Jika Anda memberinya sedikit ruang, dia akan menggiring bola dan meninggalkan Anda."

"Sulit untuk menghadapinya, tapi bisa berlatih dengannya setiap hari adalah hal yang bagus untuk saya. Saya terus belajar setiap hari."

Hoever adalah bagian dari generasi baru Belanda, di mana banyak di antara mereka masuk dalam NXGN 2021. Saat di akademi Ajax, dia bermain dengan Ryan Gravenberch, Kenneth Taylor, Brian Brobbey, dan Jayden Braaf. Hoever juga menjadi rekan dari bintang belia PSV Mohamed Ihattaren di timnas Belanda.

Kini, dia punya ambisi yang sederhana: terus berjuang, terus bekerja keras, dan terus bersinar.

“Bagi saya, ini adalah tentang meningkatkan diri dan selalu siap kapan pun dibutuhkan. Ini baru tahun pertama saya di EPL dan saya cukup puas. Namun, tentu saja saya ingin bermain lebih banyak lagi di musim-musim berikutnya," katanya.

“Saya harus terus bekerja keras saat latihan, menjadi lebih baik setiap hari, dan kemudian saya yakin bisa mencapai apa yang saya inginkan di klub ini.”

Mari kita tunggu ledakan Ki-Jana Hoever dalam beberapa bulan dan tahun ke depan. Bocah dari Ajax dan Liverpool itu kini siap menjadi pria sejati di Wolves.

Iklan

ENJOYED THIS STORY?

Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

0