Jurgen Klopp sudah meneken kontrak baru bersama Liverpool hingga 2026 mendatang. Namun, rencana itu bisa saja gagal terwujud jika ada hal yang terjadi di masa lampau.
Pada saat memperpanjang kontrak, Klopp menuturkan dua figur penting yang membuat dirinya ingin tetap di Liverpool. Mereka adalah asisten pelatih Pep Lijnders dan Peter Krawietz.
Klopp tidak membayangkan jika dirinya tidak bekerja bersama dua sosok di atas. Dan Pep Lijnders, rupanya nyaris cabut dari Liverpool karena ajakan Mikel Arteta ke Arsenal.
Pada 2019, Lijnders mendapat ajakan serius dari Arteta untuk mendampinginya melatih Arsenal. Ajakan itu bukan datang sekali, tapi sampai dua kesempatan. Hanya saja, Lijnders membuat keputusan tetap di Liverpool.
"Mikel Arteta telah meminta saya untuk menjadi asisten manajernya ketika dia sedang mempersiapkan langkah barunya ke dalam manajemen. Kami bersama bertahun-tahun sebelumnya dalam kursus Lisensi Pro. Permintaannya muncul begitu saja," ulas Lijnders dalam buku barunya.
“Bayangkan asisten Pep Guardiola dan asisten Jurgen Klopp di Arsenal. Sungguh pemikiran yang gila. Mikel mengatakan dia merasa: "Ada perbedaan bermain melawan Liverpool sebelum dan sesudah Anda masuk." Ini adalah pujian terbesar yang pernah saya dapatkan dari seseorang," sambung Lijnders.
Keputusan Lijnders menolak Arteta rupanya tepat, karena di musim yang sama Liverpool akhirnya bisa menenangkan kembali Liga Primer Inggris. “Saya dengan sopan mengatakan tidak padanya. Beberapa bulan kemudian, kami memenangkan gelar untuk pertama kalinya dalam 30 tahun," tutup Lijnders.
Bagaimana pun, Klopp sendiri mengakui bahwa Liverpool yang ada sekarang tak lepas dari peran seorang Lijnders. Sepakbola dengan intensitas tinggi merupakan salah satu ide yang disempurnakan oleh Lijnders, juga bagaimana Liverpool banyak merekrut pemain jebolan Liga Portugal -- karena Lijnders merupakan pria asal Belanda yang menggilai kompetisi Portugal.