Tanguy Kouassi NxGnGetty/Goal

Tanguy Kouassi: Bintang Remaja Prancis Yang Bukan Bek Biasa

Ketika PSG bangkit dari ketertinggalan 3-0 dari Amiens pada musim 2019/20, satu nama pemain yang muncul di pemberitaan utama untuk yang pertama dari apa yang mungkin terjadi di banyak kesempatan, meski bukan karena alasan yang diperkirakan banyak orang.

Dua gol sundulan Tanguy Kouassi membantu PSG akhirnya meraih satu poin dalam hasil imbang 4-4, dan itu menunjukkan kemampuan udara dan fisiknya yang luar biasa, terutama untuk pemain yang ketika itu belum berusia 18 tahun. Tapi, seperti sejumlah bek tengah yang modern, kemampuannya dengan bola di kaki adalah yang paling menarik perhatian.

Begitu bagusnya Kouassi dalam penguasaan bola sehingga ia dipercaya melakukan debut PSG lawan Montpellier pada Desember 2019 sebagai gelandang tengah. Empat hari kemudian, ia ditempatkan dengan peran yang sama saat ia menjadi pemain termuda yang memperkuat raksasa Ligue 1 Prancis itu di pertandingan lawan Galatasaray, dengan emmecahkan rekor yang sebelumnya dipegang Adrien Rabiot.

Untuk seorang remaja yang hanya sekali memainkan posisi itu selama waktunya bersama tim U-19, dia sangat bagus. Dari sana, ia menjadi pemain reguler di skuad Thomas Tuchel, dengan total delapan starter dan tiga kali sebagai pemain pengganti.

Dilahirkan di kota Prancis utara, Epinay-sous-Senart, pendidikan sepakbola Kouassi dimulai pada usia enam tahun saat ia begabung dengan klub lokal FC Epinay Athletico, dengan kemampuan alaminya yang jelas sejak usia dini.

"Tanguy, di usianya, sudah kuat dan dewasa," kenang salah satu pelatih pertamanya, Bayokila Ntoumba, dalam wawancara dengan So Foot. "Ia merasa nyaman dengan bola, sangat tenang."

Setelah periode singkat dengan klub lokal lainnya, US Senart-Moissy, Kouassi akhirnya bergabung dengan Pays de Fontainebleau--yang sebelumnya diperkuat Lilian Thuram muda--saat berusia 11 tahun. Di sanalah dia menarik perhatian PSG, yang akhirnya mengundang ke akademi mereka di usia 14 tahun.

Perkembangan Kouassi semakin cepat sejak saat itu, ketika ia berhasil melewati tim U-17 dan U-19 dengan mulus sebelum akhirnya dipanggil ke tim senior pertamanya pada akhir 2019.

"Benar bahwa saya menjalani dua bulan yang bagus," ujar Kouassi dalam wawancara dengan France Bleu Paris. "Saya sangat senang bermain dengan klub yang melatih saya. Saya sungguh bekerja keras untuk mencapainya. Saya berharap ini akan terus berlanjut seperti ini."

Tanguy Kouassi GFXGetty/Goal

*Statistik per Februari 2020

"Dikatakan saya berjalan di atas air? Saya kira tidak. Saya belum apa-apa, dibandingkan dengan Thiago Silva, Marquinhos atau Presnel Kimpembe."

Stau-satunya masalah adalah bahwa Kouassi menemukan dirinya dalam posisi yang mirip dengan pemain yang 18 tahun lebih tua darinya. 

Kouassi berstatus bebas transfer di akhir musim 2019/20, tanpa ada kesepakatan yang dicapai untuk meneken kontrak profesional pertamanya.

Manchester City dan RB leipzig sempat tertarik mendapatkan Kouassi. Pemain termuda yang mencetak dua gol di Ligue 1 dalam 44 tahun itu akhirnya bergabung ke Bayern Munich dengan status bebas transfer.

Kouassi, yang dikontrak Bayern empat tahun, menjalani debutnya dalam kemenangan 3-1 atas Stuttgart pada 28 November 2020.

Pada 12 Desember 2020, Kouassi mengalami cedera otot yang membuat dia absen selama satu hingga dua bulan.

Iklan