Taiwo Awoniyi akhirnya menemukan rumah yang menerima dirinya.
Dan betapa bahagianya Union Berlin. Bomber Nigeria itu cemerlang setelah hijrah dari Liverpool musim panas tahun ini.
Cuma Robert Lewandowski, Patrik Schick, Erling Haaland, dan Anthony Modeste yang telah mencetak gol Bundesliga lebih banyak musim ini, dan 14 gol Awoniyi di semua kompetisi sudah merupakan catatan terbaik sepanjang kariernya dalam satu musim.
"Yeah, semua berjalan lancar," ujar pemain 24 tahun itu kepada GOAL sambil tersenyum. "Senang rasanya, melihat jajaran topskor dan melihat nama-nama yang bersaing dengan saya. Semoga bisa berlanjut!"
Di usianya yang ke-24, Awoniyi sudah banyak makan asam garam sepakbola. Kariernya hampir selalu nomaden, ia membangun pengalaman lewat tujuh kesepakatan peminjaman berbeda di penjuru Eropa selama enam tahun terakhir.
Liverpool merekrutnya 2015 lalu, tetapi ia bahkan tak pernah bermain di laga persahabatan sekalipun. Setelah tak mendapatkan izin bekerja di Inggris, ia dikirim ke Frankfurt dan Nijmegen, ke Mouscron dan Gent hingga Mainz.
Namun, Berlin menjadi pelabuhan terbaiknya. Peminjamannya ke Union musim lalu harus terhambat gara-gara cedera, tetapi ketika ia berkesempatan dipermanenkan, Awoniyi tak ragu.
Union membayar £6,5 juta untuk mendatangkannya sebagai pemain termahal dalam sejarah mereka, dan ia berhasil menebusnya.
Mereka duduk di peringkat delapan, hanya terpaut tiga poin dari tiket Liga Champios dan menyegel status sebagai klub ibukota Jerman terbaik setelah mengalahkan Hertha Berling 2-0 di derbi bulan lalu.
Tentu saja, Awoniyi yang mencetak gol pertama malam itu.
Getty/GOAL"Klub ini cocok untuk saya," ujarnya. "Buat saya, ini klub keluarga. Mereka selalu saling bersama, bersama fans, bersama para direktur. Luar biasa."
"Stadionnya, atmosfer bersama fans, rasanya cocok dengan kepribadian saya. Saya memang tipe yang seperti itu, saya suka berada di tempat di mana saya disambut. Saya tak suka merasa seperti orang asing!"
Awoniyi sudah tahu ia bakal meninggalkan Liverpool secara permanen musim panas ini. Ia bahkan sebenarnya sudah ngebet sejak tahun lalu, sayangnya pandemi Covid-19 membuyarkan rencananya.
"Saya bilang ke keluarga saya musim lalu, 'Ini peminjaman terakhir saya.' Jadi terserah Liverpool mau mempertahankan atau melepas saya," jelasnya.
"Saya sadar kesempatan bermain [untuk Liverpool] cukup kecil. Saya tak tahu apa yang bakal terjadi, tapi saya tak sudi dipinjamkan lagi!"
Sebelum hengkang, ia setidaknya sempat merasakan bagaimana rasanya bekerja di bawah Jurgen Klopp dan bermain bersama Mohamed Salah dan Sadio Mane.
Ia lega bisa menghabiskan pekan pertama pra-musim bersama Liverpool di kamp latihan mereka di Austria. Itu memberinya kesempatan untuk melihat secara langsung betapa dahsyatnya skuad The Reds saat ini.
"Hebat sekali," ujarnya. "Anda belajar setiap harinya, di dalam dan luar lapangan. Menurut saya, persatuan menjadi kunci di Liverpool. Hebat sekali bagaimana para pemain mengatur diri mereka sendiri."
"Anda tak bakal menemukan satu pun orang di dalam tim yang tidak bekerja! Itu yang membuat saya kagum. Saya sudah hinggap di berbagai klub, melihat begitu banyak pemain, tetapi bedanya ada di mentalitas dan atmosfer. Setiap hari serasa hari bekerja!"
Getty/GOAL"Itulah hal yang saya bawa [dari sana]. Untuk mencapai level seperti itu, Anda harus selalu siap setiap harinya. Inilah yang ditunjukkan semua bocah-bocah [Liverpool], bahkan pemain lulusan akademi. Benar-benar berbeda dari semua tempat yang pernah saya singgahi."
"Di tempat lain, Anda bakal melihat satu kelompok melakukan satu hal, dan kelompok lain melakukan hal berbeda. Di Liverpool, Anda cuma bakal melihat satu kelompok bergerak seirama."
Klopp menyapa Awoniyi dengan senyuman dan pelukan lebar di hari pertama latihan.
"Ia bilang 'Kenapa lama sekali?!" ujar Awoniyi tersenyum. "Sejujurnya, saya selalu mengidam-idamkan bekerja bersamanya."
"Bahkan saat saya di FSV Frankfurt [2015] dan belum dibeli Liverpool, rekan-rekan setim saya di sana selalu bilang mereka ingin bermain di bawah Klopp."
"Saya heran, 'kok bisa, benar-benar penasaran dia pria yang seperti apa. Lalu, saat ia direkrut Liverpool, saya membatin 'Wow! Mungkin suatu hari nanti saya bakal berkesempatan untuk bertemu dengannya.'"
"Pada saat pertama kali bertemu dengannya, saya sadar, segala yang mereka katakan tentangnya itu benar; senyumnya, hasratnya, segala yang ia persembahkan buat sepakbola."
"Namun yang terpenting buat saya, adalah caranya mengelola orang. Menurut saya itulah yang membuatnya dicintai."
Getty/GOALAwoniyi bilang Mane merawat dan menjaganya, dan ia sempat mengobrol dengan baik bersama Salah.
Sebagai pesepakbola muda dari Afrika, kedua sosok itu jelas suri tauladan dambaan, tetapi dari sudut pandang seorang striker, sosok ketiga dari trisula maut The Reds-lah yang selalu bikin tersenyum.
"Saya selalu senang menonton Roberto Firmino," aku Awoniyi. "Yang membuatnya berbeda adalah ia memudahkan penyerang lain."
"Bagi pemain dan orang-orang yang benar-benar menonton sepakbola, mereka tahu tak semua striker bisa melakukan apa yang dilakukan Firmino sebagai penyerang tengah. Kadang, ia tak berada di posisi penyerang tengah, kadang ia turun ke lini tengah, dan tak semua striker bisa melakukan itu."
"Buat saya, saya selalu bilang penting untuk menontonnya dan memahami apa yang ia lakukan."
Firmino bukan satu-satunya striker yang Awoniyi pelajari. Saat GOAL mengunjunginya di Mouscron 2018 lalu, ia menghabiskan pagi hari dengan menonton video penyelesaian satu sentuhan Romelu Lukaku dan pergerakan Dirk Kuyt saat menyerang area tiang dekat.
Hari itu, nama Lewandowski juga mencuat, dan Awoniyi tersenyum lebar saat mengenang pertemuan mereka di stadion Alte Forestei awal musim ini.
"Saya menatapnya dan berkata 'Ini salah satu striker terhebat di dunia,'" ujarnya. "Saya selalu menontonnya, selalu mencintai apa yang ia lakukan."
"Setelah kami menghadapi [Bayern Munich] di kandang, bek kiri kami Tymo [Puchacz] dan winger Pawel [Wszolek] mengobrol dengannya, dan saya pun menyusul mereka!"
"Saya meminta jerseynya. Ia ramah sekali, ia bilang bahwa banyak orang sudah mengantre untuk mendapatkannya, tetapi Tymo bilang 'Jangan cemas Taiwo, saya bakal mendapatkannya untukmu!' Dia berhasil, dan jersey itu kini jadi kebanggaan saya."
"Bisa bersanding dengannya di jajaran topskor serasa mimpi dan menyuntikkan keberanian buat saya untuk terus bermain, berjuang buat klub, dan pada akhirnya kita bakal lihat apa hasilnya."
Getty/GOALAwoniyi optimis ketika ditanyai kans Union di Bundesliga musim ini.
"Buat saya, ketika saya melihat kami sebagai tim, ketika saya melihat pekerjaan yang dilakukan staf pelatih, saya yakin bahwa ini tim yang harus menjadi enam besar Bundesliga," ujarnya yakin.
"Akan ada banyak orang yang meremehkannya, karena mereka melihat kami sebagai 'Union Berlin Kecil', tetapi saya melihat kami setiap hari dan saya tak merasa kami bekerja kalah giat dengan enam besar. Itu keyakinan saya, dan bagaimana saya melihat kami sebagai klub."
Dia punya rencana yang sederhana untuk dirinya sendiri; terus berjuang.
Ia melakoni debut seniornya bersama Nigeria Oktober lalu, dan yakin punya kesempatan untuk masuk skuad mereka di Piala Afrika. Jika berhasil, ia bisa berhadapan dengan Mesir-nya Salah di babak grup.
"Wah, itu sih spesial!" ujarnya girang. "Bisa mengenakan seragam hijau putih adalah impian semua pemain. Keluarga Anda pasti bangga sekali."
"Tetapi, sejujurnya, talenta Nigeria itu gila, jadi semua tergantung pelatih."
Semua yang bisa ia lakukan, ujarnya, hanyalah terus mencetak gol, terus berkembang. Ia tak punya target gol, tetapi ini baru Desember dan ia sudah mencetak 14 gol; dia punya kans untuk berkontribusi besar.
Ia sudah melingkari satu laga di kalendernya. Bertandnag ke Bayern Maret nanti.
"Mungkin nanti, Lewandowski yang meminta seragam saya!" ujarnya sambil tersenyum usil.




