Arema KanjuruhanGetty Images

Striker Arema FC Abel Camara Kepada Media Asing: Saya Lihat Orang Mati Di Ruang Ganti!

Striker asing milik Arema FC, Abel Camara, benar-benar syok dengan apa yang terjadi selepas pertandingan melawan Persebaya Surabaya.

Sebagaimana diketahui, Arema menjamu Persebaya pada Sabtu (1/10) malam, di Stadion Kanjuruhan. Situasi selepas laga rusuh, hingga menelan korban jiwa.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Gas air mata yang ditembakkan pihak kepolisian telah membuat seisi stadion panik dan akhirnya terjadi kalibut. Ratusan orang cedera, sampai harus meninggal.

Kepada media Portugal, Mais Futebol, Camara menceritakan bagaimana pengalaman soal derby tersebut. Ia benar-benar melihat bagaimana orang akhirnya meninggal di depan mata sendiri.

“Ini adalah derby yang sudah lama, dan selama seminggu sudah terasa di seluruh kota bahwa itu adalah pertandingan dengan lebih dari tiga poin. Mereka bilang ini adalah pertandingan hidup dan mati, bahwa kami bisa kalah di setiap pertandingan kecuali yang ini. Ada ketegangan di udara. Setelah kami kalah, kami pergi untuk meminta maaf kepada para penggemar. Mereka mulai memanjat pagar, pembatas, lalu kami pergi ke ruang ganti," buka Camara.

“Sejak saat itu kami mulai mendengar teriakan, tembakan, orang saling dorong. Kami menampung orang-orang di dalam ruang ganti yang terkena gas air mata, dan meninggal tepat di depan kami. Kami memiliki sekitar tujuh atau delapan orang yang akhirnya meninggal di ruang ganti," paparnya.

Camara mengakui bahwa dirinya benar-benar terguncang dengan apa yang terjadi di Kanjuruhan. Tim tidak bisa langsung pulang meninggalkan stadion, karena situasi di Kanjuruhan setelah 90 menit berakhir adalah sebuah bahaya.

“Kami harus tinggal di sana selama empat jam sebelum mereka berhasil mendorong semua orang menjauh. Ketika kami pergi, ketika semuanya lebih tenang, ada darah, sepatu kets, pakaian di seluruh aula stadion. Ketika kami meninggalkan stadion dengan bus, ada mobil sipil dan polisi yang terbakar, tetapi kami memiliki perjalanan yang mulus ke pusat pelatihan kami, kami mengambil mobil dan pulang. Sekarang kami di rumah, menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi."

Iklan