Stadion Kanjuruhan, Malang.Istimewa

Sejarah Stadion Kanjuruhan - Markas Arema FC Dari Presiden Megawati Hingga Tragedi Usai Laga Persebaya Surabaya

Stadion Kanjuruhan adalah salah satu stadion yang terletak di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Stadion ini berkapasitas 30 ribu penonton dan sudah diresmikan pada 9 Juni 2004 oleh Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarno Putri.

Pembangunan stadion itu dimulai pada tahun 1997. Tak tanggung-tanggung, dana Rp35 miliar dikucurkan untuk membangun stadion yang sangat megah tersebut.

Peresmian Stadion Kanjuruhan ditandai dengan laga uji coba tengah musim Liga Indonesia Divisi 1 2004 antara Arema melawan PSS Sleman, di mana kala itu tuan rumah menang tipis 1-0.

Pertandingan tersebut sekaligus menandai pindahnya home base Arema dari Gajayana ke Kanjuruhan.

Nama Kanjuruhan sendiri diambil dari sebuah kerajaan bercorak Hindu yang terletak di Malang, yang tertulis dalam Prasasti Dinoyo.

Momen bahagia

Stadion Kanjuruhan Malang - Piala Jenderal Sudirman 2015Goal/Abi

Sejak berdiri, kisah-kisah bahagia, senang, sedih hingga duka telah mengantarkan cerita stadion milik pemerintah Kabupaten Malang tersebut.

Stadion ini juga menjadi saksi ketika Arema menjuarai Indonesia Super League (ISL) 2010, dengan pertandingan Perang Bintang menghiasi perayaan mereka.

Meski pun Singo Edan kalah dengan skor 5-4, Aremania tetap merayakan kebahagiaan mereka setelah menjuarai ISL di tahun itu.

Apalagi, di akhir pertandingan, kiper idola Arema Kurnia Meiga juga dianugerahi Pemain Terbaik Liga Super Indonesia 2009/10.

Momen bahagia lainnya di Kanjuruhan adalah ketika Arema memenangkan penghargaan The Best Suporter di Copa Indonesia 2006 -- walaupun pada akhirnya penyerahan gelar tidak dilakukan di stadion tersebut.

Kanjuruhan juga pernah menjadi salah satu stadion dengan rataan penonton tertinggi se-Asia Tenggara untuk musim 2009/10 dan 2010/11, di mana kala itu Panpel Arema mendapatkan trofi Panpel Terbaik ISL 2009/10.

Selama ber-home base di Kanjuruhan, Arema telah memenangkan gelar yakni, ISL 2009/10, Super Copa Indonesia 2006, Menpora Cup 2013, SCM 2015 dan tiga kali Piala Presiden (2017, 2019 dan 2022).

Kenangan pahit

Arema FC Persebaya SurabayaGetty

Tetapi, selain momen bahagia, Stadion Kanjuruhan juga menjadi saksi kisah-kisah sedih seperti ketika Singo Edan kalah di hadapan pendukung mereka sendiri.

Namun selain itu, ada juga kenangan pahit di stadion tersebut.

Jelas, Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 masih membuat syok seluruh masyarakat Indonesia, bahkan menjadi sorotan dari luar negeri.

Insiden yang terjadi karena Aremania yang turun ke lapangan memaksa para petugas keamanan untuk menembakkan gas air mata, yang juga diarahkan ke tribune stadion.

Hal itu menimbulkan kepanikan para suporter dan mereka berdesak-desakan untuk keluar dari stadion. Tragedi tersebut menewaskan ratusan orang, dan juga ratusan lainnya mengalami luka-luka.

Tapi, itu bukan pertama kalinya Kanjuruhan menjadi saksi tragedi. Bahkan penembakan gas air mata bukanlah pertama kalinya dilakukan di stadion tersebut.

Pada Liga 1 2018 ketika Arema bermain imbang 2-2 dengan Persib Bandung, para penonton juga ricuh selepas laga dan turun ke lapangan. Gas air mata tak hanya ditembakkan ke lapangan tapi juga ke tribun penonton.

214 orang dilaporkan harus menjalani perawatan, bahkan ada satu orang yang meninggal dunia.

Jika boleh mundur lebih jauh, tepatnya pada Ligina 2005, pernah terjadi robohnya pagar pembatas tribune stadion saat Arema mengalahkan Persija Jakarta 1-0. Insiden tersebut menelan satu korban jiwa dan puluhan Aremania lainnya terluka parah.

Iklan

ENJOYED THIS STORY?

Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

0