Presiden UEFA Aleksander Ceferin menyuarakan keyakinannya untuk bisa menggelar Euro 2020 secara normal di tengah dunia yang masih dilanda pandemi Covid-19. Menurutnya, sudah tersedianya vaksin jadi kunci untuk membuat penonton akan kembali memenuhi stadion di turnamen ini.
Seperti diketahui, turnamen antarnegara Eropa itu sedianya digelar pada musim panas 2020, tapi harus diundur setahun menjadi 12 Juni hingga 12 Juli 2021 akibat merebaknya Covid-19.
Euro 2020 akan menandai pertama kalinya turnamen ini digelar di banyak negara, dengan melibatkan 12 kota tuan rumah, yakni Glasgow, Dublin, Bilbao, Amsterdam, Copenhagen, Munich, Rome, St Petersburg, Bucharest, Budapest, Baku, dan London.
Mengingat pandemi masih berlangsung dan mayoritas pertandingan sepakbola masih dimainkan tanpa penonton, UEFA menyiapkan rencana untuk mengubah format tersebut.
Namun, menyusul telah ditemukannya vaksin Covid-19, Ceferin optimistis Euro 2020 akan tetap digelar di 12 negara dan stadion akan terisi penuh.
"Vaksinasi telah dimulai dan saya pikir kita akan melihat stadion yang penuh pada musim panas mendatang," kata Ceferin dalam wawancara dengan koran Serbia, Informer.
"Saat ini, kami masih berpegang pada rencana awal, yakni menggelar turnamen di 12 negara. Tentu saja ada rencana cadangan jika sebuah negara mengalami masalah."
"Kami siap untuk menggelar kompetisi di 11, 10, 9, atau bahkan 1 negara. Namun, saya 99,9 persen yakin kami akan tetap menggelar Euro di 12 kota sesuai rencana awal."
UEFA sendiri masih akan menggelar pertemuan pada 5 Maret 2021 mendatang untuk mematangkan rencana penyelenggaran Euro 2020 di musim panas 2021.
Termasuk di dalamnya adalah menentukan keterisian penonton dalam stadion. Saat ini, UEFA sedang mengkaji empat skenario operasionalisasi pertandingan: stadion dengan kapasitas penuh, stadion dengan kapasitas 50-100 persen, stadion dengan kapasitas 20-30 persen, dan stadion tanpa penonton.