Geliat transfer Bhayangkara FC selalu menarik perhatian publik. Sederet nama beken bisa direkrut The Guardian, tanpa perlu gembar-gembor lebih dulu ke khalayak luas.
Sebagai contoh, Bhayangkara sukses mendaratkan Hansamu Yama pada awal Maret 2021. Bek langganan timnas Indonesia itu berlabuh ke skuad arahan Paul Munster setelah memutuskan tidak memperpanjang kontrak di Persebaya Surabaya.
Tak lama setelah Hansamu, giliran Evan Dimas, yang didatangkan Bhayangkara FC. Gelandang berusia 26 tahun tersebut bergabung selepas pengabdiannya berakhir di Persija Jakarta.
Masuknya Hansamu dan Evan membuat komposisi pemain Bhayangkara FC makin mantap. Sebelumnya, klub yang dimiliki kepolisian tersebut sudah memiliki pemain berkualitas seperti Andik Vermansah, Sani Rizki, Renan Silva, dan Adam Alis.
Keadaan tersebut yang membuat Bhayangkara diunggulkan untuk meraih gelar ketika ambil bagian dalam Piala Menpora 2021. Sayang, pada turnamen pramusim itu, langkah mereka terhenti di penyisihan grup.
Kendati demikian, Bhayangkara FC tetap diperhitungkan untuk menjadi juara Liga 1 2021/22. Munster pasti sudah belajar banyak dari kegagalan anak asuhnya di Piala Menpora.
Munster yang sering menggunakan formasi 4-2-3-1, tinggal memoles lagi kemampuan anak asuhnya agar tampil maksimal di Liga 1 2021/22. Ia sudah tak perlu repot lagi untuk belanja pemain karena kedalaman skuad Bhayangkara FC sudah oke.
GoalDi lini belakang, Munster bisa memainkan Alsan Sanda, Hansamu Yama Pranata, Anderson Salles, dan Ruben Sanadi. Keempat orang tersebut bakal memudahkan tugas kiper Awan Setho, dalam mengamankan gawangnya dari kebobolan.
Beralih ke sektor tengah, ada Lee Yoo-joon dan Evan Dimas yang bertugas sebagai poros ganda. Peran mereka dibantu Andik Vermansah, Renan Silva serta Adam Alis -- yang sifatnya lebih ofensif dan luwes ketika melancarkan serangan.
Lini depan, sudah menanti Ezechiel N'Douassel. Penyerang berkebangsaan Chand tersebut mempunyai naluri dan penempatan posisi yang bagus untuk menjebol gawang lawan.
Bila formasi 4-2-3-1, tidak berjalan efektif, Munster bisa mengubahnya ke 4-4-2. N'Douassel diduetkan dengan Osas Saha atau Dendy Sulistyawan, untuk menambah daya gedor Bhayangkara FC.
Formasi 4-42 permata jadi ciri khas Bhayangkara dalam menjuarai Liga 1 2017. Masih ingat bagaimana formasi ini menjadi hal yang tidak digunakan tim lain, selain Bhayangkara. Tapi, sistem ini berjalan dengan baik.
Andik, atau pemain cepat lainnya, bisa jadi pembeda pada formasi 4-4-2 permata, dengan peran sebagai pemain penggganti. Peran tersebut pernah dipegang Ilham Udin, namun kini ada Andik yang bisa melakukannya.



