Pelatih timnas Indonesia U-23 Shin Tae-yong menegaskan dirinya tidak berniat melakukan perang urat saraf kepada wasit maupun konfederasi sepakbola Asia (AFC) menjelang duel memperebutkan tempat ketiga Piala Asia U-23 2024 melawan Irak, Kamis (2/5) malam WIB, di Stadion Abdullah Bin Khalifa.
Tae-yong kembali membicarakan kepemimpinan wasit di laga semi-final melawan Uzbekistan dalam sesi jumpa wartawan hari ini. Menurutnya, kepemimpinan wasit memberikan pengaruh terhadap performa pemain di atas lapangan.
Karena itu, Tae-yong berharap permasalahan wasit tidak kembali muncul di pertandingan melawan Irak, sehingga kedua tim bisa memperlihatkan performa terbaik dalam memburu kemenangan.
Pertandingan berikutnya
“Jika saya mengevaluasi semi-final, ada beberapa hal yang masih membekas di benak saya. Pemain sudah menunjukkan yang terbaik, tapi ada situasi yang memberikan pengaruh berkaitan dengan tiupan peluit wasit,” tutur Tae-yong.
Itu membuat saya sangat berat. Untuk ke depannya, jika AFC ingin berkembang, kita harus saling menghargai kepada semua pemain, tim. Saya juga berulang kali menonton rekaman video, dan ini menjadi waktu yang saya habiskan paling banyak dalam 41 tahun berkecimpung di sepakbola.”
“Terkait pertandingan melawan Irak untuk memperebutkan tempat ketiga, kedua tim pasti akan berusaha memberikan yang terbaik. Saya berharap juga AFC membuat pertandingan ini dihormati.”
Ketika wartawan menanyakan pernyataan Tae-yong terkait kinerja wasit sebagai bentuk perang urat saraf, juru taktik asal Korea Selatan tersebut menampiknya. Menurut Tae-yong, ia hanya menginginkan adanya sikap saling menghargai.
“Saya tidak punya niatan apa pun kepada AFC atau wasit. Saya hanya ingin AFC berkembang seperti halnya pesepakbola, begitu juga dengan level permainan tim di [turnamen] AFC. Itu yang saya harapkan,” tegas Tae-yong.
“Saya ingin semua melihat saling menghormati. Pemain mesti menghormati wasit, dan begitu juga sebaliknya. Wasit juga mesti menghargai pelatih atau staf pelatih di bench, begitu pun sebaliknya. Selama ada [sikap] saling menghormati, tidak akan ada kejadian buruk. Itu yang menjadi poin saya.”