Sebastian Giovinco - Pemain TerlupakanGoal

Sebastian Giovinco - Semut Atom Peraih Gelar Di Tiga Benua Berbeda

Mungkin tidak banyak pesepakbola asal Eropa yang bisa merasakan gelar di tiga benua berbeda. Sebastian Giovinco, merupakan satu di antara pemain yang berhasil meraihnya.

Sejak bocah, Giovinco sudah sangat cinta dengan sepakbola. Walau dilahirkan dari keluarga penggemar berat AC Milan, ia malah dimasukkan ke akademi Juventus sejak berusia sembilan tahun.

Semenjak gabung dengan akademi Juventus, Giovinco menunjukkan perkembangan pesat. Ia lantas digadang-gadang mempunyai masa depan cerah karena kemampuannya yang luar biasa.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Giovinco makin terkenal setelah membawa timnya yang bermain di Primavera, meraih tiga gelar pada musim 2005/06. Ia mempersembahkan Campionato Nazionale Primavera, Coppa Italia Primavera, dan Supercoppa Primavera.

Bahkan, Giovinco sukses mengatarkan timnya ke finaltTurnamen Torneo Viareggio. Akan tetapi, ia gagal membawa trofi juara karena dikalahkan klub Uruguay, Juventud.

Meski gagal membawa timnya juara, Giovinco dinobatkan sebagai pemain terbaik di Torneo Viareggio. Gelar tersebut diberikan karena performa yang ditampilkannya selama ajang itu digelar.

Penampilan impresifnya membuat Didier Deschamps, yang melatih Juventus menarik Giovinco ke skuad utama pada musim 2006/07. Ia pun melakukan debut profesionalnya ketika Si Nyonya Tua, melawan Bologna dalam laga Serie B.

Sayang, Giovinco lebih sering menghangatkan bangku cadangan karena kalah bersaing. Ia cuma diberi kesempatan bermain sebanyak tiga pertandingan di musim itu.

Supaya karier Giovinco tidak mandek, Juventus mengirimnya ke Empoli dengan status pinjaman pada musim 2007/08. Ia memanfaatkan momen tersebut untuk memperlihatkan sinarnya.

Sebastian Giovinco JuventusGetty Images

Selama satu musim membela Empoli, Giovinco mencetak enam gol dari 35 pertandingan yang dimainkan. Akan tetapi, ia gagal menyelematkan kesebelasan tersebut dari degradasi.

Setelah itu, Giovinco pulang ke Turin dan lagi-lagi, gagal mengeluarkan potensi terbaiknya. Padahal, Juventus sudah melakukan pergantian pelatih mulai dari Claudio Ranieri, Ciro Ferrara, dan Alberto Zaccheroni.

Alhasil, Juventus meminjamkan Giovinco ke Parma. Selama dua musim memperkuat klub tersebut pada 2010 sampai 2012, ia kembali bersinar sehingga mendapat panggilan dari timnas Italia.

Kedatangan Antonio Conte, sebagai juru formasi baru Juventus membawa angin segar untuk Gionvico. Menit bermainnya bertambah dan mampu meraih gelar scudetto di akhir musim.

Hanya saja, masa indah Giovinco bersama Conte, bertahan sebentar. Pemain kelahiran 26 Januari 1987 tersebut kembali terpinggirkan karena Juventus, mendaratkan Fernando Llorente dan Carlos Tevez.

Merasa muak terus menjadi pemain pelapis, Giovinco memutuskan hengkang dari Juventus, pada Januari 2015. Ia meneken kontrak dengan klub Major League Soccer (MLS), Toronto FC.

Sejumlah pihak menyayangkan keputusan Giovinco, memperkuat Toronto FC. Mengingat usianya baru menginjak 28 tahun sehingga tidak tepat merumput di MLS karena kualitas kompetisinya jauh di bawah Serie A.

Sebastián Giovinco Toronto FCGetty

Berseragam Toronto FC, Giovinco seperti terlahir kembali. Pemain yang punya julukan Semut Atom tersebut mengasih sederet gelar mulai dari  MLS Cup (2017), Eastern Conference Championship play-off (2016, 2017), Supporters' Shield (2017), hingga Canadian Championship (2016, 2017, 2018).

Bukan itu saja, Giovinco juga merupakan topskor sepanjang masa Toronto FC, dengan raihan 83 gol. Ia juga hampir mengasih gelar Liga Champions CONCACAF 2018, bila timnya di final tidak kalah adu penalti dari wakil Meksiko, Guadalajara.

Kendati sudah mengasih sejumlah trofi, Toronto FC tidak memperpanjang kontraknya. Giovinco dilepas ke klub Arab Saudi, Al Hilal, pada Januari 2019, yang kabarnya dengan mahar sebesar $3 juta.
  
Hijrah, ke Arab Saudi tak menghalangi Giovinco untuk bersinar. Bersama Al-Hilal, ia merengkuh gelar Saudi Professional League (2019/20, 2020/21), Piala Raja (2019/20), dan Liga Champions Asia (2019).

Seperti de javu, di Toronto FC, Al-Hilal, tidak memperpanjang kontrak Giovinco yang selesai 15 Agustus 2021. Ia sekarang berstatus tanpa klub di usianya yang genap 34 tahun.

Iklan