Sadio Mane Bayern Munich 2022-23Getty Images

Sadio Mane – Datang Bak Bintang Dunia, Pergi Bagai Pecundang

“Sadio menyambut kami di rumahnya, berdiri di pintu dengan memakai celana pendek sambil mengupas mangga. Dia menyapa kami dengan senyum lebar, dan mengatakan: 'Servus'.” Itu gambaran yang diberikan mantan direktur olahraga Hasan Salihamidzic saat pertama kali bertemu dengan Mane satu tahun lalu.

Bayern menyetujui transfer senilai €40 juta termasuk bonus untuk pemain kelahiran Bambali yang saat itu masih terikat kontrak satu tahun di Liverpool. Mane pun dikontrak Bayern hingga 2025.

Mane tidak hanya datang ke Bayern sebagai 'bintang dunia', seperti yang selalu ditekankan Salihamidzic, tapi juga sebagai tokoh besar. Di kampung halamannya di Senegal, dia tampil sebagai seorang dermawan, dan di mantan klubnya, Liverpool, Mane dianggap sebagai favorit fans. Menurut pengakuannya sendiri, dia 'berteman dengan semua orang, bahkan para wanita di dapur' di Liverpool. Klub mengucapkan selamat tinggal kepada Mane sebagai 'legenda sejati'.

Pemain berusia 30 tahun meninggalkan Bayern 13 bulan kemudian sebagai kesalahan paling spektakuler dalam sejarah klub. Ketika dia mendarat di Munich, para petinggi klub, fans, pengamat, dan media sepakat: 'Tepat sasaran!'. Bisa dibilang tidak banyak kritikan dalam proses transfer tersebut.

Kesuksesan Mane dan kelasnya yang tak terbantahkan menutup fakta bahwa Bayern tidak terlalu membutuhkan pemain sayap. Masyarakat Munich hanya mengetahuinya dia sebagai sosok terkenal, kelas dunia, dan bisa dihadirkan di klub. Sebuah drama transfer sudah dipertontonkan.

Keterpurukan Sadio Mane di Bayern

Sadio Mane FC Bayern 2023Getty Images

Sebetulnya Bayern sudah mempunyai cukup pemain sayap berkaliber internasional di dalam skuad. Bahkan seharusnya akan jauh lebih penting untuk merekrut penerus penyerang tengah Robert Lewandowski. Harapannya adalah entah bagaimana Mane ebisa mengisi peran ini. Dia tidak bisa. Mane sering terjebak off-side saat berusaha mencetak gol. Pelatih Julian Nagelsmann menghentikan eksperimen penyerang tengah di akhir musim panas, dan sejak saat itu menempatkannya di sayap kiri.

Tendon robek di fibula pada November membuat Mane kehilangan kesempatan tampil di Piala Dunia bersama Senegal. Setelah comebacknya di bulan Februari, dia tidak lagi sukses, baik di bawah Nagelsmann maupun penggantinya, Thomas Tuchel. Sepanjang paruh kedua musim, Mane hanya mencetak satu gol di semua kompetisi. Rasa frustrasinya terlihat, dia segera diisolasi di ruang ganti. Suporter, yang sempat menyambut kedatangannya dengan pesta di awal musim, tidak lagi menganggap dirinya sebagai bintang.

Keterpurukan Mane makin mencapai titik terendah ketika dia memukul rekan satu timnya, Leroy Sane pada bulan April. Seorang rekan jurnalis Mane dari Senegal kemudian menyebarkan bantahan atas tuduhan rasisme terhadap Sane juga menimbulkan keheranan. Insiden ini lebih berat dibandingkan kegagalan olahraga apa pun. Orang bisa menebak Mane tidak akan membantu Bayern dalam konstelasi skuad ini di lapangan.

Bayern hanya menderita sedikit kerugian

Sadio Mané pelo Al-NassrDivulgação/Al-Nassr

Sebagai respons dari insiden bulan April itu, Bayern memberikan sanksi kepada Mane untuk satu pertandingan. Selepas itu mereka memaksa sang pemain untuk pergi. Kebijakan tersebut pun menjadi sebuah kesalahan. Tapi berdasarkan situasi yang terjadi, itu bisa dilihat sebagai keberhasilan. Bayern sekarang mendapatkan sekitar jumlah yang mereka bayarkan untuknya setahun lalu. Dengan demikian, dari sudut pandang Bayern, kesalahan berakhir sebelum waktunya, dan lebih ringan. Keresahan dan pengeluaran lebih besar dapat dihindari.

Biaya dan gaji tahunannya dapat dihemat sebesar €22 juta, sehingga menciptakan kelonggaran baru dalam perjudian untuk mendatangkan penyerang tengah yang sangat dibutuhkan, Harry Kane. Mengingat peran Mane tidak besar di dalam skuad, kepergiannya tidak mengubah konstruksi.

Pecundang terbesar dalam situasi ini justru Mane sendiri. Kesan positifnya hancur di Munich. Karirnya, yang berupa kesuksesan sebelum musim panas lalu, tiba-tiba berakhir secara menyedihkan.

Mane sebenarnya mengincar kesempatan kedua di Munich, atau setidaknya bertahan di Eropa. Namun karena tidak diinginkan Bayern, dan tampaknya tidak ada tawaran yang menarik, akhirnya dia setuju untuk pindah ke Arab Saudi. Gaji €40 juta per tahun mempermanis langkah karir yang tidak dia rancang sejak awal. Mane kini sudah diresmikan Al-Nassr, dan mencoba peruntungan bagus di negara itu.

Iklan

ENJOYED THIS STORY?

Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

0