Romelu Lukaku, Inter, Chelsea badgeGetty

Romelu Lukaku Mendekat, Seberapa Garang Chelsea Musim Ini?

"Beri saya bola, saya jamin saya bisa bermain sampai lima jam di sini!" ujar Romelu Lukaku, 11 tahun yang lalu saat mengunjungi stadion Chelsea, Stamford Bridge.

Mimpi bocah 16 tahun yang kala itu mengumumkan diri sebagai fans The Blues akhirnya memang terwujud: Chelsea memboyongnya dari Anderlecht pada tahun 2011.

Sayang cita-cita itu berubah menjadi mimpi buruk, alih-alih membintangi klub kesayangannya, Lukaku lebih sering merumput bagi tim B Chelsea dan tak mampu mencetak satu gol pun. Lukaku muda kian merana saat gagal menunaikan tugas sebagai eksekutor kelima adu penalti melawan Bayern Munich di Piala Super Eropa 2013 dan membuat klubnya gigit jari karena harus kalah.

Kini, penyerang belia tersebut telah melanglangbuana dan semakin matang baik secara usia maupun permainan. Lukaku bisa kembali menghidupi impian masa kecilnya karena Chelsea dikabarkan tertarik untuk memulangkannya dari Inter Milan setelah menyaksikan jajaran penyerangnya tumpul musim lalu.

Jika Roman Abramovich akhirnya benar-benar merogoh kocek demi memulangkan striker Belgia itu, Goal Indonesia menilik bagaimana Chelsea akan menggunakan Lukaku musim ini.

Pakai Opsi Andalan

Di bawah arahan Thomas Tuchel, Chelsea berhasil merangsek naik untuk finis keempat Liga Primer Inggris, bahkan sah menjadi kampiun Liga Champions Eropa.

Rahasianya adalah formasi 3-4-2-1 yang mengakomodasi pembelian anyar Timo Werner dan Kai Havertz, serta memberi proteksi ekstra di lini belakang.

Seperti adagium don't fix what's not broken, Tuchel diprediksi akan kembali mengandalkan skema yang membawa klubnya merajai Benua Eropa, dengan Lukaku menggantikan posisi Werner sebagai ujung tombak.

PosisiPerkiraan Formasi (3-4-2-1)
KiperMendy
BekAzpilicueta, Silva, Rudiger
GelandangJames, Kante, Jorginho, Chilwell
Havertz, Mount
PenyerangLukaku

Dengan skema ini, Werner bisa menjadi pelapis Lukaku atau bahkan menggantikan Mount di sisi kiri. Kecepatannya tentu akan menjadi senjata ketika dimasukkan menjelang akhir laga.

Perlu dicatat bahwa gaya bermain Lukaku berbeda dengan Werner. Striker Jerman itu lebih suka membuat bek lawan sempoyongan dengan berlari menyelinap di belakang garis pertahanan, sementara Lukaku terlihat nyaman bermain dengan menjemput bola dan menjadi tumpuan serangan.

Tiru Skema Antonio Conte

Pasca meninggalkan Chelsea secara pemanen di tahun 2014, Lukaku yang mendarat di Everton menjelma menjadi salah satu striker terbaik di Liga Primer dengan mencetak 87 gol dalam 166 penampilan di semua kompetisi.

Ketajaman itu membuat Antonio Conte -- selaku manajer The Blues pada tahun 2016-2018 -- kepincut dan ingin memulangkannya pada tahun 2017. Sayang, Manchester United yang ditangani Jose Mourinho mengajukan tawaran yang lebih bisa diterima dan akhirnya Lukaku berseragam Setan Merah.

Namun kepindahan Lukaku ke Old Trafford justru kurang berbuah. Meski tak buruk-buruk amat dengan 42 gol dari 96 penampilan, striker Belgia itu kerap menjadi kambing hitam permainan jelek United.

Conte, kali ini sebagai allenatore Inter, berhasil menyelamatkan karier Lukaku dari pusara nestapa di Manchester pada musim panas 2019.

Benar saja, polesan eks pelatih Juventus itu membuat Lukaku kembali mengilap. Ia menjadi tumpuan serangan Conte dalam skema 3-5-2 dan berhasil mencapai final Liga Europa 2020, serta menjuarai Serie A musim kemarin dengan torehan 64 gol dan 16 assist dalam 95 penampilan.

Karenanya, tidak salah jika Tuchel meminjam cetak biru yang digunakan Conte demi memanfaatkan ketajaman Lukaku secara maksimal.

PosisiPerkiraan Formasi (3-5-2)
KiperMendy
BekAzpilicueta, Silva, Rudiger
GelandangJames, Kante, Jorginho, Chilwell
Mount
PenyerangLukaku, Werner

Formasi di atas mengakomodasi duet Werner-Lukaku, sehingga bisa mendapatkan keuntungan dari kemampuan keduanya.

Semasa di RB Leipzig, Werner juga diduetkan dengan Yussuf Poulsen atau Patrik Schick. Bukan tak mungkin formasi duet menjadi kunci untuk membuatnya kembali ganas.

Jajaki Empat Bek

Setelah pertandingan pramusim melawan Tottenham Hotspur yang berakhir 2-2, Kamis (5/8) dini hari WIB, Tuchel memuji pemain akademi Trevoh Chalobah atas kepiawaiannya bermain sebagai bek. Masih dalam konteks yang sama, Tuchel menambahkan bahwa ia berniat untuk terus menggunakan skema tiga bek.

"Kami menontonnya saat di Lorient dan Chalo bermain bagus di pramusim. Kami ingin terus memakai tiga bek, sehingga ada posisi kosong sampai [Kurt] Zouma dan Toni [Rudiger] tiba."

Namun, bukan tak mungkin Tuchel akan menjajal formasi empat bek karena itulah taktik yang ia gunakan saat menangani Borussia Dortmund (2015-2017) dan Paris Saint-Germain (2018-2020) dulu.

Dengan Jorginho di posisi jangkar, duo gelandang enerjik N'Golo Kante dan Mount akan menempati area No. 8. Sementara itu kecepatan Werner bisa menjadi senjata mematikan dari sayap kiri, dan Havertz yang berkaki kidal akan beroperasi sebagai inside forward di sisi kanan. Ditambah Lukaku, maka lengkap sudah trisula anyar Chelsea.

PosisiPerkiraan Formasi (4-3-3)
KiperMendy
BekJames, Silva, Rudiger, Chilwell
GelandangJorginho
Kante, Mount
PenyerangHavertz, Lukaku, Werner

Masalah dari formasi ini adalah rapuhnya pertahanan. Meski sukses merajai Eropa, fisik Jorginho tak jarang disoroti sebagai kelemahannya. Sebagai jangkar tunggal, ia dinilai kurang mampu menandingi atlet-atlet Liga Primer yang terkenal cepat dan keras.

Pun ketika masih dilatih Frank Lampard menggunakan formasi empat bek, Chelsea harus rela kebobolan banyak gol. Mungkin Tuchel bersikeras menggunakan tiga bek karena sadar bahwa personil bek Chelsea butuh perlindungan.

Secara keseluruhan, kehadiran Lukaku bisa menimbulkan gonjang-ganjing dalam tubuh skuad Chelsea. Ia mampu menghadirkan dimensi baru bagi taktik Tuchel, namun bisa menggeser nama-nama yang sukses membela Chelsea meraih Si Kuping Besar.

Menarik melihat bagaimana sang pelatih asal Jerman -- jika Lukaku benar-benar pulang ke Stamford Bridge -- akan meracik starting XI-nya untuk mengarungi musim 2021/22.

Iklan