Manajer interim Manchester United, Ralf Rangnick merenungkan periodenya menjabat di Old Trafford di tengah mempersiapkan perpisahannya.
Pelatih asal Jerman itu ditunjuk sebagai manajer sementara ketika legenda klub Ole Gunnar Solskjaer dipecat pada November tahun lalu karena performa buruk tim di awal kampanye musim 2021/22.
Sejak kedatangan Rangnick, United belum mampu mengubah musim mereka, dan hasilnya sangat mengecewakan, tersingkir lebih awal di Piala FA melawan tim lapis kedua Middlesbrough dan gugur di babak 16 besar Liga Champions dari Atletico Madrid, selain juga terpuruk di Liga Primer Inggris.
Apa penyesalan terbesar Rangnick?
Secara keseluruhan, periode Rangnick di United dianggap sebagai kegagalan, dan berbicara jelang pertandingan terakhir timnya musim ini lawan Crystal Palace, Minggu (22/5).
"Sejak [lawan] Atletico kami tidak bisa menemukan bentuk atau performa kami lagi. Sebelumnya kami telah menstabilkan tim, menjadi lebih stabil dalam bertahan. Tapi kemudian kami kehilangan kepercayaan diri dan energi," kata Rangnick.
"Itu ada hubungannya dengan kepercayaan diri, semangat tim, dan kebersamaan. Ini adalah kekecewaan terbesar saya karena kami tidak membangun semangat tim itu. Saya masih sangat percaya bahwa ada pemain inti di sini yang top, cukup bagus untuk bermain untuk klub ini."
Lempar tongkat estafet ke Ten Hag
Ke depan, Rangnick harus menyeimbangkan beban kerjanya antara perannya sebagai manajer baru Austria dan peran penasihat United.
Rangnick juga mengungkapkan bahwa ia telah berbicara dengan manajer baru, Erik ten Hag dan bagaimana nantinya ia bisa membantu peran sang manajer yang didatangkan dari Ajax di Old Trafford.
Katanya: "Kami berbicara tentang itu secara rinci, kami berbicara tentang semua area berbeda di mana saya mungkin bisa membantu."


