Yunus Nusi - PSSIAlvino Hanafi / Goal

PSSI Sedang Mendalami Laporan Target Eleven Ke CAS

Sekjen PSSI Yunus Nusi memberikan komentar terkait kasus dengan perusahaan Belgia, Target Eleven. Ia mengatakan pihaknya sedang mempelajari persoalan tersebut.

PSSI disebut punya utang sebesar $47 juta, atau sekitar Rp672 miliar. Target Eleven membawa kasus tersebut ke pengadilan arbitrase untuk olahraga (CAS).

Tunggakan tersebut muncul setelah Target Eleven menjalin kerja sama dengan PSSI pada 2013 buat pengelolaan dua kasta kompetisi selama sepuluh tahun. Ketika itu, PSSI dipimpin Djohar Arifin Husein.

"Nanti lengkapnya komite hukum yang jawab. PSSI tidak terlalu tahu persis masalah ini," kata Yunus saat dihubungi oleh awak media.

"Bermasalahnya waktu itu dengan LPI [Liga Primer Indonesia]. Yang dipermasalahkan itu di tahun 2013 saat zaman pak Djohar," Yunus menambahkan.

Target Eleven mengajukan gugatan ke CAS di Lausanne pada 9 Juni 2021. Namun, gugatan tersebut sempat dihentikan karena PSSI memperlihatkan keinginan untuk menyelesaikan permasalahan ini secara damai.

Namun, setelah menunggu beberapa bulan tidak ada kejelasan. Target Eleven pun menganggap PSSI cenderung mengulur waktu dibandingkan menyelesaikan permasalahan sehingga melanjutkan gugatannya.

Sampai 14 Maret 2022, utang PSSI kepada Target Eleven mencapai $47.141.293,38. Nominal tersebut adalah peningkatan bunga dari hari ke hari akibat tidak adanya penyelesaian.

“Jumlah yang harus dibayar sangat signifikan dan, itu mewakili pekerjaan yang dilakukan selama beberapa tahun, serta kompensasi atas hilangnya pendapatan berdasarkan kontrak utama yang seharusnya kita tandatangani untuk liga, seperti hak siar televisi sebesar $1,5 miliar, atau $150 juta setahun. Itu jelas sangat berarti bagi bisnis saya,” kata manajer umum Target Eleven dikutip laman RTBF.

Iklan