Federasi sepakbola Indonesia, PSSI, mendapat panggilan dari Komnas HAM terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober lalu.
Beberapa hal yang dibahas, di antaranya adalah pendampingan bagi para korban terdampak dari tragedi Kanjuruhan, yang bukan hanya dari kalangan suporter.
Tentunya, bagian tim Arema FC juga merasakan trauma mendalam, dan dikhawatirkan kesehatan mental mereka terganggu setelah kejadian tersebut.
"Tadi dari komunikasi dengan Komnas HAM, penyembuhan trauma bukan hanya kepada korban. Korban sudah pasti dilakukan. Penting juga kepada pemain, panpel, perangkat pertandingan, dan match commisioner," singkat sekretartis jenderal PSSI, Yunus Nusi.
Ratusan nyawa menjadi korban kejadian di Kanjuruhan, dan beberapa meninggal dunia di hadapan personel tim Arema. Banyak kisah yang diungkapkan, dan umumnya terdengar nahas.
"Mereka [bagian tim] yang dihadapkan [dengan) korban, mohon maaf, terinjak-injak, bersama yang selamat melakukan evakuasi. Mereka juga pasti trauma," tutup Yunus.
Sejauh ini lebih dari 130 korban meninggal dunia atas kejadian tersebut. PSSI masih memberhentikan kompetisi, dan waktu yang ada sampai kompetisi kembali dimulai adalah untuk perbaikan sepakbola Tanah Air.




