Ketua umum PSSI, Mochamad Iriawan menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya seorang suporter PSS Sleman, Tri Fajar Firmansyah.
Tri meninggal dunia pada Selasa (2/8) di RS Hardjolukito, Yogyakarta setelah menjadi korban bentrokan warga dengan suporter saat hari pertandingan Liga 1 antara Persis Solo dan Dewa United lebih dari sepekan sebelumnya.
Mudah-mudahan yang terakhir
Iriawan selaku ketum PSSI tak cuma menyampaikan duka citanya, tapi juga berharap kasus kematian Tri bisa diusut tuntas serta menjadi yang terakhir di dunia persepakbolaan tanah air.
"Kami dari federasi turut berduka cita atas meninggalnya suporter PSS Sleman. Tentu kami bersedih dan juga tidak ingin peristiwa ini terjadi," kata Iriawan.
"Tentu pihak keamanan harus melakukan penyelidikan terhadap kematian ini, siapa yang menganiaya, dan sebagainya. Kepada suporter yang saya hormati dan banggakan, mudah-mudahan ini yang terakhir."
"Tidak boleh terjadi bentrokan yang akibatnya bisa menewaskan. Kemarin, dari Persis Solo juga sudah diimbau oleh [bapak] walikota dan pihak keamanaan, kalau menonton di Magelang, datang lewat Boyolali saja."
"Saya pikir kalau sudah kepala daerah dan pihak keamanan yang bicara ya harus didengarkan oleh suporter. Saya mohon para suporter menahan diri semuanya."
Kronologi meninggalnya Tri Fajar Firmansyah
Menurut laporan Tribun Jogja, Tri sebenarnya merupakan suporter PSS Sleman yang menjadi korban penganiayaan saat terjadi saat pecahnya kerusuhan antara suporter Persis Solo dengan warga di wilayah simpang empat Tugu Yogyakarta.
Saat itu suporter Persis dalam perjalanan hendak mendukung tim mereka lawan Dewa United di Stadion Moch Soebroto, Magelang, pada laga perdana Liga 1 musim 2022/23, karena kandang Persis, Stadion Mahanan di Solo untuk sementara tidak bisa dipakai karena disiapkan untuk gelaran ASEAN Para Games 2022.
Tri menjadi korban salah sasaran ketika kerusuhan terjadi, saat itu ia bertugas sebagai juru parkir. Ia mengalami luka retak di bagian kepala dan menjalani perawatan di RS Hardjolukito selama delapan hari sebelum meninggal dunia pada Selasa (2/8).
Terus mengedukasi suporter
Iriawan juga mengatakan pihaknya akan mendesak ketua divisi suporter PSSI, Budiman Dalimunthe untuk gencar mengedukasi suporter dan terus berkomunikasi dengan klub agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
"Saya minta terus pak Budiman selaku divisi pembinaan suporter untuk terus berkomunikasi dengan suporter, dan saya berharap ini jadi yang terakhir bentrokan, karena semuanya rugi, karena ada korban dan ada juga yang terkena masalah," lanjut Iriawan.
"Yang jelas semoga proses hukum berjalan, sesuai keinginan pihak PSS."
