Akhir pekan ini, Ligue 1 Prancis kembali untuk memulai salah satu kalender sepakbola elit Eropa.
Sabtu lalu, Piala Super Prancis yang mempertemukan Paris Saint-Germain dan Rennes menghilangkan dahaga fans di seluruh dunia untuk menyambut musim baru, dengan klub ibukota berhasil bangkit dari ketinggalan melalui gol Kylian Mbappe dan Angel Di Maria untuk menjadi juara.
Tetapi, siapa yang bisa menghentikan PSG? Sekali lagi, mereka menjadi tim yang paling disegani, diperkuat beberapa talenta penyerang terbaik dunia, termasuk Edinson Cavani, Mbappe dan Neymar, yang tidak bisa tampil di Shenzhen.
Skuat asuhan Thomas Tuchel masih memiliki harapan memenangkan trofi Liga Champions, terlepas kekecewaan dalam beberapa musim terakhir, dan menimbang kualitas yang mereka punya di seluruh lini, mereka layak dipandang sebagai calon juara.
Getty ImagesSelain mereka, Ligue 1 tampak menjadi persaingan yang sangat ketat dengan beberapa tim berpeluang menembus podium dalam 10 bulan ke depan.
Setelah menempati posisi kedua musim lalu, tekanan pada Lille untuk mempertahankan kualitas musim lalu menjadi beban. Nicolas Pepe, bintang klub, dan Rafael Leao mungkin telah pindah, tetapi Les Dogues merekrut beberapa penyerang menarik seperti Timothy Weah, Victor Osimhen dan Yacine Yazici untuk menggantikan mereka.
Lyon, yang terkena virus inkonsistensi musim lalu, kembali dengan wajah baru. Di pinggir lapangan, Sylvinho akan menjadi nahkoda sementara legenda klub Juninho telah kembali sebagai direktur olahraga.
Meski Nabil Fekir dan Ferland Mendy meninggalkan klub, Lyon masih memiliki beberapa penyerang andal, terutama Memphis Depay. Seperti biasa, ada banyak pemain muda yang siap mencuat, dipimpin oleh Moussa Dembele, topskor musim lalu, talenta menarik Martin Terrier dan si cepat Maxwel Cornet.
Musim baru juga akan menawarkan Houssem Aouar kesempatan untuk membuktikan bahwa ia layak menjadi pengganti Fekir.

Sementara itu Monaco berusaha bangkit setelah nyaris terdegradasi sehingga terhindar dari malapetaka musim 2018/19. Skuat asuhan Leonardo Jardim masih belum memperkuat tim secara signifikan di bursa transfer, tetapi mereka diyakini akan terus bergerak aktif sebelum bursa ditutup pada 2 September nanti.
Dengan pengalaman musim lalu, ekspektasi yang dibebankan pada klub pada musim ini adalah kembali menembus zona Eropa.
Di tempat lain, Marseille menjadi klub lain yang kurang aktif di bursa musim panas tetapi tetap memiliki ekspektasi tinggi. Dario Benedetti datang dari Boca Juniors untuk menggantikan Mario Balotelli, yang sebenarnya tampil cukup impresif selama enam bulan masa pinjaman.
Tidak ada klub di atas yang bisa terlalu optimistis mampu menempati tiga besar, yang mungkin menjadi salah satu hal paling menarik di musim ini.
Saint-Etienne, yang menempati empat besar, akan berharap bisa di sekitar posisi tersebut, meski kehilangan pelatih Jean-Louis Gasset, sementara juara Coupe de France Rennes membuktikan bahwa mereka adalah kekuatan baru di bawah asuhan Julien Stephan, yang membimbing mereka meraih kemenangan atas PSG, Real Betis dan Arsenal musim lalu.
GettySementara itu, Montpellier bisa mengklaim sebagai kuda hitam Ligue musim ini. Tidak seperti rival mereka, yang melepas para pemain atau staf pelatih kunci di musim panas, mereka berhasil mempertahankan stabilitas dan menambah kekuatan dengan merekrut top assist liga musim lalu, Teji Savanier. Mereka bisa mengharapkan posisi yang lebih baik dari musim lalu, ketika mereka menempati posisi enam.
Klub seperti Nice dan Reims juga bisa bersaing untuk posisi Eropa musim lalu, sementara Strasbourg dan Guingam, yang terdegradasi, menembus final Coupe de la Ligue, jadi persaingan panas masih sangat kental di seluruh liga.
Kemudian, beberapa talenta muda siap meluncur musim ini dengan nama seperti Boubakary Soumare dari Lille, Eduardo Camavinga di Rennes dan Mohamed Diaby dari Nantes bisa menjadi sedikit contoh pemain muda yang berpotensi bersinar.
